Mungkin, sistem pendidikan kita yang bobrok itu yang menghasilkan individu-individu yang kurang terpuji. Salah satu contoh kecil yang tidak bisa diabaikan adalah mencontek saat ujian. Mencontek bukan sekadar tindakan tidak jujur. Mencontek hanyalah pucuk gunung es dari banyak persoalan pendidikan.
Kalau dari sistemnya saja sudah keliru, jangan harap tercipta anak-anak yang berani menjadi diri sendiri dan bahagia. Adanya, anak-anak melihat sekolah sebagai sesuatu yang beratm seram, dan menakutkan. Mereka selalu dituntut untuk mendapat nilai yang bagus sehingga tidak dicap bodoh. Lebih jauh lagi, jangan berharap sistem pendidikan kita bisa menciptakan manusia-manusia berkualitas di masa mendatang.
Indonesia tidak pernah benar-benar belajar
Salah satu dari bagian dari buku tersebut mengutip Sir Ken Robinson yang menjelaskan peran pendidikan dalam tiga ranah yang akan menghasilkan manfaat bagi pembelajar. Tiga ranah manfaat yang dimaksud di atas ialah secara pribadi (mengembangkan bakat dan kepekaan seorang individu), secara kultural (memperdalam pemahaman atas dunia), dan secara ekonomi (memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan produktif secara ekonomi).
Jelas sekolah-sekolah di Indonesia belum memenuhi hal itu. Kalau boleh lebih keras memberi kritikan, sekolah Indonesia itu ada sekadar untuk formalitas. Mudah saja mengidentifikasinya. Selama bertahun-tahun belajar, saya yakin kalian pernah bertanya-tanya, “sebenarnya untuk apa saya belajar semua ini” atau “Kok sepertinya begitu banyak pelajaran sekolah yang terbuang sia-sia ya”. Dua kalimat pertanyaan itu hanyalah indikasi dari pendidikan yang nggak menjawab perannya.
Membaca Sistem Pendidikan Finlandia; Belajar Cara Belajar menyadarkan saya betapa Indonesia perlu banyak berbenah. Bukan berarti sistem pendidikan Indonesia harus sama persis seperti Finlandia ya. Saya paham pasti ada satu dan lain hal yang akan membuat sistem pendidikan di negara satu akan berbeda dengan negara lain.
Akan tetapi, saya hanya ingin menekankan, semangat Finlandia menciptakan individu-individu berkualitas melalui pendidikan sangat patut dicontoh. Bagaimana mereka berkolaborasi demi masa depan putra-putri bangsa patut diteladani. Jangan malah saling menyalahkan atau membebankan tanggung jawab ini ke salah satu pihak saja. Kita benar-benar perlu belajar dari Finlandia.
Penulis: M. Kholilur Rohman
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.