Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Sisi Pilu Berkunjung ke Kebun Binatang

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
22 November 2019
A A
Sisi Pilu Berkunjung ke Kebun Binatang
Share on FacebookShare on Twitter

Pada hari minggu beberapa waktu lalu, saya bersama keluarga berkunjung ke suatu kebun binatang di kawasan Jakarta Selatan. Kami berangkat pagi dari rumah melalui jalan tol, harapannya agar lancar dan tehindar dari kemacetan. Selain itu, agar tidak terlalu panas saat tiba di lokasi. Meskipun begitu, kami sempat menyusun rencana untuk melewati jalur alternatif, mengingat hari minggu di beberapa titik ada Car Free Day.

Sesuai dengan harapan, kami tiba di kebun binatang sekira jam 09.00, tidak begitu sepi, juga belum terlalu ramai oleh para pengunjung. Selain untuk berekreasi, tidak sedikit pula pengunjung yang datang untuk berolahraga—jogging mengitari luasnya kebun binatang. Tidak bisa dimungkiri kawasan yang dikelilingi oleh banyak pepohonan tersebut memang cocok dijadikan sebagai lajur bagi mereka yang hobi jogging.

Tujuan saya berkunjung ke kebun binatang pun beragam. Selain ingin melepas penat, saya juga merasa harus meluangkan waktu untuk keluarga di sela kesibukan. Di samping itu, anak saya yang berusia dua tahun pun sedang excited mengenal dan melihat satwa secara langsung. Saya pikir itu perlu, mengingat dalam sehari-hari dia melihat hewan hanya dari TV atau YouTube. Dan sesuai perkiraan, anak saya merasa senang bisa melihat banyak hewan yang sebelumnya hanya dia lihat dari layar kaca.

Pada poin ini, tentu ada rasa haru saat melihat bagaimana anak begitu excited. Penat berangsur menghilang dengan sendirinya.

Saat anak merasa senang dan excited melihat ragam satwa, melihat hal tersebut, saya justru teringat acara Spontan yang beberapa tahun lalu dibawakan oleh pelawak senior nan legendaris, Komeng. Salah satu konten Spontan yang terkenal adalah interaksi antar hewan yang di-dubber oleh Komeng sendiri. Rasanya lucu jika mengingat acara Spontan secara keseluruhan kala itu—sekaligus menjadi salah satu acara TV yang ditunggu oleh banyak penonton.

Pada dasarnya, kebun binatang bisa menjadi tempat yang baik bagi ragam aneka satwa. Sebab, selain dirawat dan dijaga dengan baik oleh para pawangnya masing-masing, satwa yang terancam punah akan dilestarikan agar dapat tetap bertahan dari ancaman kepunahan. Namun, dari sudut pandang yang berbeda, kebun binatang justru bisa menjadi tempat yang mengurung para satwa dari habitat aslinya—alam luas.

Setiap hewan memiliki kandang sendiri, dan setiap kandang memiliki dimensinya masing-masing. Secara keseluruhan, luas kandang memang akan menyesuaikan besaran hewan atau habitat asalnya. Namun, apakah tempatnya sudah dibuat dengan layak? Mengingat banyak hewan pasti terbiasa hidup di alam bebas dan luas, lalu dipindah ke ruang lingkup yang lebih kecil dan sempit. Apakah para hewan baik-baik saja—tidak stres?

Dan lagi, semua hewan menjadi tontonan. Mungkin, ada waktu di mana para hewan merasa cemas karena ramainya pengunjung yang datang. Belum lagi pengunjung usil yang sering kali memberi makan hewan dari camilan yang dibawa. Jelas sudah ada peraturan dilarang memberi makan hewan, eh, dilempar sembarang begitu saja. Tidak semua hewan cocok dengan makanan yang kita konsumsi.

Baca Juga:

Taman Safari Prigen, Tempat Wisata yang Bikin Saya Emosi dan Nggak Mau Ke Sana Lagi

Bali Zoo, Kebun Binatang untuk yang Mampu-mampu Aja

Melansir dari CNN Indonesia, menurut aktivis satwa, 90 persen kebun binatang di Indonesia tidak layak huni. Banyak hal yang menjadi perhatian, seperti kandang yang tidak layak huni dan tidak menyerupai habitat asli—bahkan kotor, minimnya akses minum juga pemberian makan yang tidak sesuai atau layak, juga tidak ditegurnya pengunjung yang melarang peraturan. Wajar saja jika hal tersebut membuat para hewan menjadi stres. Alih-alih sebagai tempat perlindungan bagi para hewan, kebun binatang malah menjadi habitat buatan yang menyeramkan.

Oleh karena itu, besar harapan saya, jika memang kebun binatang adalah tempat terbaik bagi perlindungan aneka satwa—termasuk yang terancam punah—kandang dan lokasi bagi para hewan harus tergolong layak. Jika tidak, alih-alih melestarikan malah menyengsarakan. Karena sejatinya, kebun binatang adalah tiruan dari habitat asli bagi para hewan agar mereka lebih mudah beradaptasi.

Selain dijadikan tempat untuk pelestarian hewan, kebun binatang pun biasa dijakan sebagai tempat edukasi. Itu kenapa, menjaga kebun binatang tetap layak huni bagi aneka satwa, dan tetap sesuai porsinya untuk sarana belajar menjadi prioritas yang harus sama-sama setara tingkatannya.

BACA JUGA Mengenang Kebun Binatang atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

—

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: jalan-jalankebun binatangliburan keluarga
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Google Maps Ternyata Juga Hobi Ngeprank

Google Street View: Solusi Masyarakat untuk Jalan-jalan di Tengah Pandemi

12 Mei 2020
taman safari kebun binatang surat terbuka mojok

Surat Terbuka untuk Pengelola Taman Safari Indonesia dan para Pengunjung

19 Mei 2021
monyet kebun binatang

Mengenang Kebun Binatang

21 Mei 2019
Meski Dipandang Rendah, Ini 5 Alasan India Menarik untuk Dikunjungi Terminal Mojok

Meski Dipandang Rendah, Ini 5 Alasan India Menarik untuk Dikunjungi

7 Agustus 2022
Faunaland, Kebun Binatang Alternatif di Jakarta selain Ragunan

Faunaland, Kebun Binatang Alternatif di Jakarta selain Ragunan

9 Mei 2022
Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini di Museum daripada Kamu Rebahan Terus

Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini di Museum daripada Kamu Rebahan Terus

11 Januari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.