Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Drini Park Gunungkidul Ilegal. Izin Belum Lengkap Udah Buka Aja!

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
27 Mei 2025
A A
Drini Park Gunungkidul Ilegal. Izin Belum Lengkap Udah Buka Aja!

Drini Park Gunungkidul Ilegal. Izin Belum Lengkap Udah Buka Aja! (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Drini Park menjadi salah satu destinasi wisata di Gunungkidul yang kini banyak dikunjungi para pelancong. Taman wisata yang berada di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, itu memiliki banyak wahana menarik di atas bukit. Dari atas ketinggian, pengunjung bisa melihat keindahan Pantai Drini dan sekitarnya yang benar-benar memesona.

Buat yang suka foto-foto, tentu Drini Park menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Banyak spot foto yang tersedia di lokasi. Selain itu, tempat ini juga menyediakan Drini Shop yang menawarkan aneka oleh-oleh khas Jogja dan beragam aksesoris unik.

Kendati demikian, di balik gemerlap cahaya malam hari yang ditawarkan Drini Park, taman wisata ini menyimpan sisi gelap. Sejak diresmikan awal 2024 lalu, wahana modern di Bumi Handayani ini diselimuti kontroversi yang sampai hari ini belum selesai.

Keberadaan Drini Park Gunungkidul belum sah

Nyaris setiap hari libur, wisata modern di Gunungkidul itu selalu dipadati para pengunjung. Akan tetapi, di balik kemegahan Drini Park, ternyata pihak pengembang belum selesai perihal perizinan.

Beberapa waktu lalu Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, dalam akun TikTok pribadinya menyebut kalau proses perizinan Drini Park belum selesai. Lucunya lagi, pihak investor dalam hal ini adalah PT Gunung Citra Wisata, mengaku mereka membangun kawasan ini sebelum AMDAL keluar. Artinya, meski sudah beroperasi cukup lama, aktivitas wisata Drini Park adalah ilegal.

@endahsubektiofficial Dokumen perizinan wahana wisata baru yang ada di kawasan Pantai Drini belum lengkap. Padahal tempat ini sudah beroperasi beberapa bulan terakhir. Para kepala Dinas yang bertanggung jawab soal ini langsung kami panggil untuk segera berkoordinasi dengan owner nya menyelesaikan soal perizinan. Jangan sampai perizinan seperti ini disepelekan. #gunungkidul #gunungkidulhandayani #endahsubekti #bupatigunungkidul #gunungkidulraya ♬ Men in Battle – FASSounds 

Publik pun bertanya-tanya, kok bisa sebuah bangunan bisa berdiri di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) tanpa mengantongi izin? Bukankah ini semakin membuktikan kalau pengawasan soal pembangunan di sektor wisata sangat lemah bin serampangan?

Drini Park berdiri di kawasan karst Gunungkidul yang berpotensi merusak daya tampung air bawah tanah

Sebenarnya saya nggak terlalu kaget dengan polemik yang terjadi di Drini Park Gunungkidul ini. Pasalnya, dari awal pembangunannya memang sudah problematik. Selain belum mengantongi izin, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta menyebut kalau Drini Park dibangun di kawasan bukit karst yang ditetapkan UNESCO sebagai Gunung Sewu Global Geopark.

Kita tahu bahwa proses pembentukan bukit-bukit karst di kawasan Gunung Sewu membutuhkan waktu jutaan tahun. Nggak hanya sebagai penampungan air, karst juga menjadi ladang ilmu pengetahuan. Banyak sekali unsur yang bisa kita gali dari keberadaan karst ini. Mulai dari aspek geologi, biologi, budaya, akreologi, speleologi, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Cepogo Cheese Park di Boyolali Memang Istimewa, tapi Saya Ogah Kembali ke Sana

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Proses pembentukan karst yang sangat lama serta banyaknya sumber ilmu pengetahuan di dalamnya, tapi dirusak dalam hitungan detik. Tentu ini sangat disayangkan. Apalagi melihat keberadaan Drini Park Gunungkidul sekarang hanya menguntungkan sejumlah pihak. Yang mana pendapatan di sektor wisata masuk ke kantong para pengembang dan justru banyak merugikan warga lokal.

Cuan pemodal kian menumpuk, warga lokal tetap terpuruk

Keberadaan Drini Park yang belum mengantongi izin lengkap dan merusak kawasan karst, menjadi bukti nyata kalau pengawasan KBAK, khususnya di pantai selatan, sangat lemah bin serampangan. Masih banyak tangan kotor yang bermain secara ugal-ugalan demi meloloskan proyek wisata. Kawasan karst yang sejatinya menjadi ikon dan identitas warga Gunungkidul hancur-lebur demi ambisi sesaat para pemilik modal.

Sialnya lagi, orang-orang seperti saya yang sejak kecil menghuni Gunungkidul, kini harus rela bayar mahal ketika hendak melihat keindahan Pantai Drini. Setidaknya saya harus mengeluarkan uang sebesar Rp40 ribu hanya untuk masuk ke kawasan Drini Park Gunungkidul. Adapun rinciannya, biaya masuk TPR Rp15 ribu, parkir motor Rp5 ribu, dan masuk ke kawasan Drini Park Rp20 ribu. Itu belum termasuk biaya menikmati fasilitas yang ada, seperti water play, sky ride, dll., di mana setiap wisatawan yang ingin masuk wahana harus merogoh duit mulai dari Rp15 ribu-Rp25 ribu.

Jadi ya nggak heran kalau banyak wisatawan luar daerah mengeluh setiap kali mengunjungi Drini Park. Selain menghadapi pungli yang cukup marak di sepanjang jalur wisata, mereka harus menerima fakta kalau liburan ke Gunungkidul nggak semurah itu. Mereka saja keberatan, apalagi kami yang notabene lahir dan tumbuh besar di Bumi Handayani. Harus membayar mahal untuk sekedar foto-foto di kampung halaman sendiri.

Wisata berkelanjutan harus benar-benar diwujudkan di Gunungkidul

Konsep wisata berkelanjutan memang sudah lama bergaung di Gunungkidul. Setiap orang yang hendak membuka destinasi wisata harus mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, sosial, dan budaya. Sayangnya, hal tersebut masih jadi slogan semata. Ironinya, mereka yang melanggar konsep ini justru orang-orang berpendidikan tinggi, punya modal besar, dan punya bakingan “wong pusat”.

Sementara penduduk lokal yang acap dianggap kolot dan terbelakang, justru sudah lama menerapkan konsep sustainable tourism tersebut. Salah satu contohnya Gunung Api Purba Nglanggeran. Tanpa harus merusak sana-sini, destinasi wisata yang dikelola warga lokal ini justru semakin diminati. Bahkan, pada tahun 2021 lalu ditetapkan sebagai desa wisata terbaik di dunia.

Tentu jauh berbeda dengan konsep Drini Park yang justru banyak merugikan warga lokal Gunungkidul dan cenderung eksploitatif. Konsep wisata berkelanjutan pun hanya jadi slogan semata. Ujung-ujungnya, warga juga yang kena getahnya. Instalasi sumber air bawah tanah hancur, PKL di bibir pantai kalah saing, dan Bumi Handayani terancam kehilangan identitas.

Maka dari itu sudah seharusnya konsep wisata berkelanjutan harus benar-benar diwujudkan di Gunungkidul. Pemkab harus mengawasi dengan ketat proses perizinan bagi para pelaku bisnis wisata, terutama mereka yang mengancam keberadaan bukit karst. Dengan begitu, sektor wisata bisa tetap berjalan tanpa harus menumbalkan eksistensi alam dan lingkungan.

Lestari, Rahayu Gunung Sewu!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sisi Terang Gunungkidul yang Tidak Terlihat karena Stigma Berlebihan dan Menutupi Kenyataan yang Ada.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2025 oleh

Tags: Drini Park GunungkidulGunungkidulpantai gunungkidultempat wisata
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

rasulan gunungkidul mojok (1)

Rasulan, Ekspresi Nyata Kegembiraan Masyarakat Gunungkidul

8 Maret 2021
5 Tempat Wisata Alam yang Katanya Ada di Bandung padahal Bukan Terminal Mojok

5 Tempat Wisata Alam yang Katanya Ada di Bandung padahal Bukan

28 Maret 2022
3 Penyebab Kemacetan Paling Menyebalkan yang Bikin Mati Tua di Jalan bunderan cibiru bandung

3 Penyebab Kemacetan Paling Menyebalkan yang Bikin Mati Tua di Jalan

5 September 2023
3 Hal yang Bikin Saya Nggak Malu Mengaku sebagai Warga Gunungkidul

3 Hal yang Bikin Saya Nggak Malu Mengaku sebagai Warga Gunungkidul

13 Oktober 2024
Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul Terminal Mojok

Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul

17 Mei 2022
Rasulan Gunungkidul: Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Rasulan Gunungkidul: Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

17 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.