Walau porsi setiap tokoh bisa dibilang rata di season pertama, tapi di Si Doel Anak Sekolahan episode 2 ini sepertinya Sarah-lah tokoh utamanya. Karena Sarah hadir di sebagian besar scene yang ditayangkan. Sarah telah memutuskan bahwa Doel dan keluarganya yang “Betawi banget” akan menjadi objek penelitian skripsinya. Sarah mulai beraksi. Dimulai dari rasa penasarannya akan kehidupan sehari-hari Doel, Sarah nekat mendatangi rumah Doel tepat saat Doel dan Mandra berangkat narik opelet. Sarah mengikuti mereka sampai ke pangkalan dan mulai memotret secara diam-diam.
Besoknya, Sarah lagi-lagi dengan modal nekat langsung menodong untuk ikut naik opelet dengan alasan ingin jalan-jalan. Di terminal Sarah bahkan meminta Mandra dan Doel untuk mau difoto. Sarah beralasan kalau dia memang hobi memotret. Di sepanjang perjalanan, dengan tape recorder menyala Sarah tak henti-hentinya menanyakan apa pun yang dia bisa korek dari diri Doel. Sampai akhirnya setelah sampai kembali ke pangkalan, Sarah mengucapkan terima kasih dan pulang.
Menurut Mandra, si Non ini adalah orang yang menyenangkan. Dia senang difoto, “Eh, Non! Kalo fotonya udah jadi, bagi-bagi yak!” katanya ke Sarah.
Hari itu, Mandra dengan bangganya memamerkan pada Doel dan Babe Sabeni hasil narik opelet mereka. Babe Sabeni senang karena dapat setoran banyak, sampai akhirnya Mandra datang menyerahkan uang sepuluh ribu ke Doel. Katanya uang itu ada di bangku depan, “Duitnya si Non kali ya?” Babe yang mendengar cerita Doel bahwa tadi Sarah menumpang di opeletnya dan kemungkinan itu adalah uang Sarah, menyarankan Doel untuk mengembalikan uang itu segera. Di sini, nilai kejujuran dibingkai dengan halus oleh Rano Karno. Bahkan saat Babe sempat mencurigai Doel ngentit uang setoran, Doel menjawab: “Ngapain Doel ngentit, kalo Doel butuh kan tinggal minta sama Babe?” Begitu pula jawaban Mandra, “Kalo emang saya niat mau nyolong, ngapain saya mesti laporan?” katanya.
Di adegan yang sama, Mak Nyak sempat menyarankan pada Babe untuk segera mendaftarkan Atun ikut kursus rias pengantin. Yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Babe. Menurut Babe lebih baik Atun langsung jadi pengantin saja, daripada harus ikut kursus rias pengantin. Karena Babe merasa Atun sudah waktunya diboyong oleh orang (alias dinikahi) supaya tidak memberatkan beban orang tuanya lagi. Lagi, di sini kita bisa melihat bahwa diskriminasi itu ada. Anak perempuan masih ada di bayang-bayang anak lelaki. Konsep pemikiran anak perempuan tak perlu sekolah tinggi itu nyata adanya, apalagi bila dikorelasikan dengan Atun yang hanya tamat sekolah dasar dan abangnya yang sedang kuliah.
Di lain tempat, Sarah di rumahnya sedang mencetak semua foto-foto hasil jepretannya. Yang mungkin rindu dengan kamar gelap untuk mencetak foto analog, bisa banget nih buat nostalgia. Atau mungkin anak milenial tidak tahu apa itu kamar gelap? Nah, harus lihat adegan yang ini ya! Bagi yang jeli memperhatikan, di sinilah sepertinya benih cinta Sarah pada Doel mulai tumbuh. Terlihat dengan jelas saat Sarah mencetak foto Doel dengan ukuran besar lalu menatapnya sambil tersenyum-seyum. Uwu sekali, ya Gustiii. Tapi adegan uwu ini akan berakhir dengan perkenalan kita pada Le Roy, lelaki pelontos yang (ngakunya) sudah dijodohkan dengan Sarah. Roy ini yang nanti akan jadi musuh Mandra di beberapa episode musim berikutnya sekaligus rival berat Doel memperebutkan cinta Sarah.
Satu hari, Babe pulang dari narik opelet berbarengan dengan Doel yang baru pulang kuliah. Babe bilang bahwa di pangkalan tadi ada “Non Belande” yang mencari si Doel.
“Orangnye kayak gimane, Be?”
“Ya kayak perempuan! Cerewet, Doel! Nanyain lu melulu. Tapi orangnye sih cakep juga, Doel. Ho’oh. Kayak Nyak lu dulu, bedanye Nyak lu rambutnye item, kalo die kayak rambut jagung.”
Setelah dijelaskan oleh Doel bahwa perempuan itu adalah Sarah, saudaranya Hans, Babe malah mengingatkan Doel tentang uang yang ketinggalan di jok depan opelet itu. “Gara-gara itu kali dia cari-cariin lu terus! Cepetan pulangin duitnya, ah! Nggak enak simpen-simpen duit orang begitu!”
Dan besoknya saat Hans datang ke rumah mereka, lagi-lagi Babe mengingatkan perihal duit tersebut. Duit tersebut akhirnya dititipkan oleh Doel pada Hans untuk diberikan ke Sarah. Di adegan yang mengambil setting halaman rumah Doel ini, kecablakan antara Babe Sabeni dan Mandra sudah semacam adu tarung. Babe sempat berseloroh saat Mak Nyak bilang ingin pergi tapi warungnya tidak ada yang menjaga, “Warung lu siapa yang mau gondol coba, haaah?”
Ditambah lagi saat Mandra ingin mencoba rem opelet yang baru selesai diperbaiki oleh Doel.
“Eh, eh, bisa-bisaan, mau ngapain lu?” tanya Babe
“Yaelah, mau ngetes rem.”
“NGGAK USAH! Gue nggak percaya ama lu! Seujung kuku juga gue kagak percaya. Tadi kambing orang lu tubruk.”
“Lha kambingnya aja budeg, diklaksonin diem aja.”
Ya, silakan kesal saudara-saudara. Hahaha. Keributan antara Babe Sabeni dengan Mandra memanglah selalu epik.
Usaha Sarah tidak berhenti di situ, dia kembali datang ke pangkalan opelet. Kali ini dia datang mengembalikan uang sepuluh ribu yang kapan hari dititipkan oleh Doel ke Hans. Sarah bilang itu bukan uangnya. Sarah juga akhirnya menanyakan pada Doel apa boleh kapan-kapan dia datang ke rumah Doel? Juga apa Doel mau kalau besok-besok Sarah mengajaknya makan? Lagi-lagi adegan uwu ini harus terhenti. Tapi kali ini karena reseknya Mandra yang terburu-buru mengajak si Doel menjalankan opeletnya.
Kzl.
Nah, yang kemarin menanyakan kehadiran Mas Karyo alias Basuki, tenang. Beliau sudah ada kok di Si Doel Anak Sekolahan episode 2 ini, walau hanya sebentar sekali. Ceritanya Mas Karyo sedang mencoba merayu Atun yang lagi cuci pakaian di sumur. Sedangkan Atun sedang dilanda cemburu berat karena mendengar gosip bahwa Mas Karyo sering datang ke rumah Nurjanah, tetangga dekat rumah mereka.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? (Ini pertanyaan buat yang belum pernah nonton sih, hehehe.)
Apakah Sarah bakal mengajak si Doel makan siang? Apakah Sarah bakal main ke rumah Doel? Apakah Mandra akan ribut lagi dengan Babe Sabeni? Apakah… apakah…?
Tunggu sinopsis Si Doel Anak Sekolahan episode 3, ya!
Sumber gambar: Instagram @sidoelanaksekolahan
BACA semua sinopsis sinetron Si Doel Anak Sekolahan musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.