Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Serigala Terakhir The Series: Film Aksi yang Malah Lebih Mirip Sinetron!

Aly Reza oleh Aly Reza
2 November 2020
A A
serigala terakhir the series mojok

serigala terakhir the series mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Pas awal September lalu denger film Serigala Terakhir (2009) bakal di-remake dalam bentuk serial, wah rasanya nggak sabar banget buat nunggu tanggal rilisnya. Secara, film ini jadi salah satu film paling nostalgik banget sewaktu saya masih SD. Saya SD sudah hobi nonton film baku hantam kayak gini memang.

Dan saya berani jamin, 95% dari temen-temen pembaca—khususnya yang cowok-cowok—pasti juga punya feel tersendiri sama film ini.

Kemudian waktu rumah produksi Screenplay Film resmi merilis trailernya di layanan aplikasi streaming Vidio, sudah kebayang betapa Serigala Terakhir The Series bakal jadi film yang sangat seru dan berdarah-darah. Pasalnya, cuplikan-cuplikan yang ditampilkan di trailer adalah aksi-aksi perkelahian yang menegangkan.

Ditambah lagi, waktu pihak Vidio mengadakan sesi virtual press conference dengan para cast Serigala Terakhir The Series, saya jadi makin yakin kalau serial ini bakal ngasih sesuatu yang beda, dengan alur cerita yang, paling nggak, sama dramatisnya kayak film versi layar lebarnya 2009 silam.

Soalnya gini—merujuk dari trailer yang sudah beredar, keterangan para cast saat konferensi pers, dan sinopsis yang bertebaran di sejumlah web—serial ini adalah kelanjutan dari versi layar lebar dengan menyorot sisi kehidupan tokoh Alex (Abimana Aryasatya) setelah 10 tahun berlalu.

Bagi yang jeli pas nonton Serigala Terakhir (2009) pasti tahu dong siapa si Alex itu? Alex adalah salah satu orang kepercayaan bos kelompok mafia Naga Hitam. Tampangnya sering banget nongol bareng tokoh Jarot (Vino G Bastian) dan Fathir Bisu (Reza Pahlevi). Porsi main Alex di Serigala Terakhir (2009) memang jadi pemeran pendukung saja, sih. Jatah ngomong nggak banyak, jatah gelut juga cuma sekali atau dua kali gitu.

Tapi, di jatah bertarung yang cuma seuprit itu, kelihatan banget kalau Alex adalah tipikal orang yang agresif dan brutal. Nah, ini nih yang bikin saya nggak sabar nunggu serialnya buat segera rilis. Selain pengin tahu cerita dari sudut pandang Alex, yang paling saya nanti ya jelas adegan-adegan perkelahiannya yang brutal. Mumpung porsinya lebih banyak, je. Enam episode, Lur.

Hingga akhirnya, sejak episode pertama rilis di Vidio per Jumat, 25 September lalu dan saya ikuti sampai enam episode yang berakhir Jumat, 30 Oktober kemarin, ekspektasi saya bener-bener dibikin terpental jauh.

Baca Juga:

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

Lah gimana, alih-alih jadi film aksi, serial ini malah lebih kayak sinetron Anak Langit SCTV dan sejenisnya itu. Oke, terhibur sih iya, tapi lebih dominan ganjelnya. Namanya serigala itu harusnya kan kelam dan brutal. Bukan yang, ah sudahlah.

Sedikit spoiler. Jadi Serigala Terakhir The Series ini menceritakan tokoh Alex sekeluar dari penjara 10 tahun kemudian. 10 tahun setelah kematian Jarot, empat mantan gengnya, dan setelah matinya bos Naga Hitam.

Satu misi yang dibawa Alex setelah keluar dari tahanan adalah redemption, menebus segala dosa masa lalunya. Dia pengin hidup biasa-biasa saja, tanpa darah, tanpa pembunuhan. Untuk itu dia bertekad buat mencari Aryati (Hannah Al Rashid), kekasihnya, yang juga sudah mempunyai anak darinya bernama Kayla.

Dia memang berhasil menemukan Aryati dan Kayla. Tapi, dia juga diikuti oleh masalah. Di mana Naga Hitam yang sudah dipimpin Delon (Revaldo), anak bos Naga Hitam sebelumnya, menginginkan dia buat kembali gabung. Nggak cuma itu, rival Naga Hitam (Kapak Merah) juga lagi ngebet buat merekrut Alex.

Belum lagi dia harus berhadap-hadapan sama Ariel (Rizky Nazar) yang ternyata adalah adik dari Ale (Fathir Muchtar); satu geng Jarot yang dibunuh Fathir Bisu pada Serigala Terakhir (2009). Alex memang bersikeras menolak tawaran-tawaran itu. Hingga dia dibuat nggak punya banyak pilihan ketika Aryati dan Kayla jadi pertaruhan. Lengkapnya, tonton sendiri, yeee.

Nah, kenapa saya berani bilang serial ini jauh banget dari ekspektasi penikmat film aksi (khususnya film Serigala Terakhir (2009)?) Jauh, jauh banget sumpah! Satu-satunya episode yang keren menurut saya cuma di episode pertama.

Di episode pertama Alex masih tampak gahar, agresif, dan brutal. Walaupun dia sudah nggak mau menghabisi orang, tapi sekali ada yang nyerang dan dia terpaksa harus defence, orang itu pasti dihajar dengan pukulan-pukulan yang mantap. Ngelihat Alex baku hantam di episode pertama itu rasanya kayak enak banget gitu. Bak, buk, bak, buk, pukul kanan, pukul kiri, sikat atas, sikat bawah, musuhnya langsung kelabakan.

Kualitas perkelahian Alex masih bisa disimak di episode kedua sih memang. Di sini Alex juga masih kelihatan sisi serigalanya. Kalau lagi mukulin orang, gesitnya bukan main. Tapi, sejak episode kedua, satu per satu hal ganjil mulai kelihatan dan sialnya terus berlanjut sampai episode terakhir.

Pertama, perbedaan pendapat antara Aryati dan Alex malah kayak drama keluarga Indosiar. Dikit-dikit usir, akur lagi, usir lagi. Duh, ini film action woiii!!! Okelah kalau memang inti ceritanya adalah menyorot hubungan antara Alex dan Aryati. Nggak apa-apa kalau mau dibikin dramatis. Tapi, kalau tiap episode selalu ada adegan gini, rasanya kok wagu untuk genre film aksi.

Kedua, intensitas perkelahian antara Alex dengan anak buah Naga Hitam yang dikomandoi Toba (Bizael Tanasale) malah lebih mirip sinetron Anak Langit. Terkesan grudak-gruduk dan nggak penting-penting banget. Mana minim koreografi lagi perkelahiannya.

Dalam satu episode—di episode kedua misalnya—mereka berantem grudukan dua sampai tiga kali, loh. Dan model kayak gini berlanjut sampai episode lima. Ya kayak sinetron Anak Langit gitu lah pokoknya. Pas ketemu pasti berantem, kalau sudah kalah langsung cabut sambil lari-lari. Nanti kalau ketemu lagi ya berantem lagi, kalau kalah ya cabut lagi.

Ketiga, narasi “Tapi, demi mereka (Aryati dan Kayla), gua bakal jadi serigala lagi!” yang diucapin Alex di trailer sama sekali nggak terbukti. Kalimat itu kalau dipikir kan seolah Alex ini siap mati-matian jika Aryati dan Kayla diganggu. Dengan kata lain, jika sudah tiba di episode ketika mereka diganggu, pasti bakal tersaji adegan perkelahian yang seru dari Alex. Tapi, nggak ada tuh di film.

Garangnya Alex cuma di tiga episode awal. Sisanya melempem karena memang dikit banget jatah berantemnya. Yang dibanyakin malah gaya berantem grudukan ala anak-anak STM antara anak buah Naga Hitam dan Kapak Merah.

Dan endingnya, Bruh, ngeselin banget sumpah!

Umumnya ending film action itu kan pertarungan hidup mati, ya? Nah, jangan harap Anda bisa menemukan hal tersebut di serial ini. Pertarungan tangan kosong satu lawan satu antara Alex vs Ariel lagi-lagi cuma kayak berantemnya anak STM. Nggak ada pertarungan sengit, yang ada malah pertarungan konyol.

Ah ya sudahlah, udah terlanjur ditonton sampai enam episode juga.

BACA JUGA Dukun Itu Nggak Bisa Mencari Barang Hilang, Sudah Nggak Usah Berharap dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2020 oleh

Tags: anak langitFilmserialserigala terakhir
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Membandingkan XXI dan CGV, Penguasa Bioskop di Indonesia, Mana yang Lebih Unggul?

17 April 2022
3 Snack Paling Enak buat Streaming and Chill Piattos Premium Dipping advertorial mojok.co

3 Snack Paling Enak buat Streaming and Chill

23 Mei 2021
mola tv liga inggris film hbo go mojok

Mola TV Ternyata Bagus dan Layak untuk Dicoba

18 September 2020
Kalau Alur Film Bokep Dianggap Membosankan, Mungkin Situ Buka dari Situs Itu-itu doang terminal mojok.co

Kalau Alur Film Bokep Dianggap Membosankan, Mungkin Situ Buka dari Situs Itu-itu doang

22 November 2020
Dari Joko Anwar Hingga Timo Tjahjanto, Netflix Gaet Sineas Lokal untuk ‘Waktu Netflix Indonesia’ Terminal Mojok

Dari Joko Anwar Hingga Timo Tjahjanto, Netflix Gaet Sineas Lokal untuk ‘Waktu Netflix Indonesia’

4 September 2022
Sumber Gambar YouTube Cobra Kai

Cobra Kai, Serial Menarik Tanpa Jualan Nostalgia

11 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.