Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Seni Menjalani Hidup ala Orang Bojonegoro: Mengumpat, Bukan Sambat

Dwi Susilowati oleh Dwi Susilowati
11 Desember 2020
A A
bojonegoro mengumpat misuh sambat mojok

bojonegoro mengumpat misuh sambat mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya mau cerita dikit tentang seni menjalani hidup ala orang Bojonegoro. Tapi, biarkan saya awali dulu dengan cerita. Dulu, saya adalah orang yang menye-menye. Suka galau, lalu menulis puisi. Bahkan menjadi buku yang saya terbitkan secara mandiri. Saya suka melow sama banyak hal. saya tulis tuh keluh kesah saya pada caption Instagram atau status Facebook. Kamu juga pernah, kan? Atau masih suka begitu?

Keluh kesah, atau dalam bahasa Jawa berarti sambat, emang kegiatan yang menyenangkan. Kita bakalan merasa seperti memuntahkan racun-racun dari perut. Sehingga setelahnya, diri kita jadi lebih lega.

Budaya sambat, ternyata sudah ada sejak dinosaurus belum punah. Maksudnya udah lama sekali gitu lhooo. Nah, baru-baru ini, kata sambat bermunculan di mana-mana. Viral banget. Sampai ada yang bikin akun-akun sambat seperti NKSTHI (Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini) salah satunya.

Melalui hastag #harmbatnas (hari sambat nasional) yang diinisiasi akun tersebut, banyak orang mulai menumpahkan rasa kecewa, sebal, galau, dan curhatan-curhatan lain. Mereka berbondong-bondong mencuitkan kalimat keluhan.

Nggak punya duit, sambat. Banyak tugas, sambat. Nggak punya pacar, sambat. Punya pacar tapi nggak peka-peka, sambat. Punya pacar peka tapi nggak kunjung diajak nikah, sambat. Abis nikah tapi pasangan nganggur, sambat. Pasangan punya kerjaan tapi gaji dikit, sambat. Sombaaaat sambaaaat. Yaaaa, namanya juga manusia.

Saya lihat-lihat curhatan mereka. Membacanya dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Nah, selaku orang Jawa Timur, khususnya kota Bojonegoro, saya mau kasih bocoran ke kamu semua soal formula rahasia hidup waras yang dijalani orang-orang sini. Mau nggak? Daripada mengeluh terus-terusan dan jadi nggak ikhlas sama apa yang kita jalani, mending pakai opsi lain. Rumus dari orang Jawa yang sudah ada sejak zaman baheula.

Ya, sesuai judul artikel ini, formulanya yaitu dengan mengumpat. Orang Jawa Timur-an itu punya mental baja yang anti sambat, tau nggak. Pasti nggak asing, kan, sama orang Bojonegoro yang suka ngomong cak cok cak cok. Sesuai slogannya, “Bojonegoro kerasss, Lur~” Kesel sithik, misuhe banter.

Baca Juga:

Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

4 Keistimewaan Bojonegoro di Mata Orang Blora yang Memantik Rasa Iri

Ceritanya, saya adalah aktivis desa. Saya cukup eksis di desa saya, yaitu Desa Mojodelik, Bojonegoro. Nah karena saya sangat aktif di program ini itu, banyak banget hal yang harus saya kerjakan. Asal kamu tau saja, saya hanya seorang wanita lemah. Jadi ketika saya merasa capek banget, akhirnya sambat. Tiap ketemu orang, sambat. Ketemu keluarga, sambat. Ketemu pacar, sambat. Ketemu mantan, pengen balikan, ups. Pokoknya sambaaaat terooosss lah

Pada suatu ketika, saya sambat karena banyaknya kerjaan. Saya ungkitlah itu semua kebaikan saya dan betapa lelahnya menjalani hidup yang keras dan berat. Lalu, saat saya sambat panjang kali lebar, salah satu teman saya memotong sambatan saya, “Sombat-sambat. Wong kuat kui misuh, dudu sambat.” yang artinya “ngeluh melulu. Orang kuat itu mengumpat, bukan sambat.”

“Daripada sambat doang tapi nggak ngelakuin apa-apa, ditambah bikin mood jadi jelek, mending mengumpat. Lebih singkat, padat, dan jelas metu kabeh. Kalau sudah lega, trus lanjut kerjain tanggung jawab lagi, lanjut nugas lagi.” Sambungnya.

Setelah saya pikir-pikir, benar juga. Selama ini saya terlalu banyak sambat tetapi sedikit mencari solusi. Saya terlalu membuang waktu untuk mengeluh dan pura-pura lemah di hadapan orang-orang.

Setelah meresapi petuah teman saya yang sarat makna, langsung deh saya bilang, “JANCOOOKKK!”, agar tetap menjadi orang Bojonegoro secara penuh.

Ajaib. Ternyata emang manjur. Jiwa saya jauh dari kata depresi, dan tugas saya atau apapun yang saya lakukan juga tuntas dengan baik. Rasa lelah saya keluar deras, rasanya lega seperti habis berak. Secara tidak langsung, saya jadi pribadi yang lebih kuat (((dan suka misuh))).

Tapi, yang namanya hidup, kadang bahagia, seringnya tidak adil. Mau sambat seperti apa, sama aja kalau nggak gerak. Pesan dari saya, jadilah orang yang kuat. Dunia nggak peduli sama masalah kamu, kesulitan kamu. Dunia ini terlalu keras dan kejam. Ketika kamu sambat kepada orang lain yang tidak cukup simpati sama kamu, yang ada kamu malah diketawain, atau malah disukurin. Jangan jadi lemah di hadapan orang-orang. Jadilah pribadi yang siap dan perkasa menghadapi rumitnya dunia. Untuk itu, sambatlah sewajarnya, ringkas semua kelelahan dengan umpatan-umpatan, dan lanjutkan aktivitasmu yang menjemukan. Mudah, bukan? Tinggal misuh, rampung. Lalu jalani lagi kehidupanmu.

Sudah berapa kali kamu mengumpat hari ini?

BACA JUGA @NKR_Internet: Alternatif Negara Fiktif Buat Kita yang Lelah dengan Drama Capres di Indonesia dan tulisan lainnya dari Dwi Susilowati.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2020 oleh

Tags: BojonegoromisuhSambat
Dwi Susilowati

Dwi Susilowati

Gadis 21 tahun yang belum kenal dirinya sendiri.

ArtikelTerkait

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten di Jawa Timur yang Sering Dilupakan (Unsplash)

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten yang Sering Dilupakan

19 April 2023
curhat jomblo pacaran cerita cinta mahasiswa pasangan mojok.co

Kenapa Emang Kalau Suka Curhat ke Orang yang Belum Dikenal?

17 Mei 2019
4 Keistimewaan Bojonegoro di Mata Orang Blora yang Memantik Rasa Iri

4 Keistimewaan Bojonegoro di Mata Orang Blora yang Memantik Rasa Iri

19 Oktober 2025
Demo Boleh, Gosong Jangan

Aku Kalau Demo: Demo Boleh, Gosong Jangan #SkincareMahal

26 September 2019
golongan darah

Cocoklogi: Adakah Relevansi Golongan Darah dengan Perilaku Tertentu Manusia?

12 Agustus 2019
Panduan Misuh yang Halus, Baik, dan Benar untuk Dipakai di Kehidupan Sehari-hari

Panduan Misuh yang Halus, Baik, dan Benar untuk Dipakai di Kehidupan Sehari-hari

30 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.