Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Semua Skripsi di Indonesia Salah, Prakata kok Jadi Kata Pengantar!

Trian Ferianto oleh Trian Ferianto
1 Februari 2021
A A
Semua Skripsi di Indonesia Salah, Prakata kok Jadi Kata Pengantar! Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tenang… Tenang… Sebelum Anda emosi dengan kata pengantar dalam skripsi yang salah, posisi kita sama, kok. Dua kali menyusun tugas akhir berupa karya tulis selama menyelesaikan dua kali masa studi, dua-duanya pula saya memakai “Kata Pengantar” sebagai pembuka naskah akademik tersebut. Dan setelah semua itu terjadi, saya akhirnya menyadari kekeliruan tersebut.

Momen pencerahan itu terjadi saat secara tidak sengaja saya membaca twit Uda Ivan Razela Lanin, seorang lulusan Teknik Kimia ITB yang kemudian menjadi wikipediawan cum ahli bahasa Indonesia di lini masa, yang secara tegas membedakan antara kata pengantar dan prakata.

Kata Pengantar (Foreword) versus Prakata (Preface) #perbedaanarti pic.twitter.com/RtCrfLPtGq

— Ivan Lanin (@ivanlanin) February 15, 2018

Kita tahu bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan naskah tugas akhirnya, baik itu skripsi, tesis, atau apa pun, pasti berfokus pada substansi isi pembahasannya. Begitu pun dosen yang membimbing kita, mereka akan corat-coret dan bahkan mengamati satu per satu kalimat yang dipakai pada badan naskah. Jika itu sudah beres, fokus revisi selanjutnya adalah pada cover, lampiran pendukung badan, dan lembar persetujuan. Nyaris semuanya lepas pada bagian kata pengantar yang justru di sana jamak terjadi kesalahan.

Hal ini wajar belaka, sih, kata pengantar skripsi kita biasanya diisi hal-hal yang normatif nir faedah. Isinya tidak akan jauh-jauh dari “puji syukur saya sampaikan kepada bla bla bla…”, “terima kasih saya ucapkan kepada pihak A, pihak B, nama A, nama B yang telah membantu penulisan naskah ini”, dan sebagai pamungkas adalah peribahasa “tiada gading yang tak retak bla bla bla…” dengan segala variannya yang menyatakan bahwa naskah ini jauh dari sempurna dan oleh karena itu mohon masukan untuk perbaikan (sudah tahu jauh dari sempurna kok nekat diterbitkan? Bikin yang mau baca makin males… Hmmm).

Sedangkan yang menjadikan skripsi adalah pintu gerbang “tutup buku buka terop”, biasanya terselip juga nama sang terkasih yang telah menemani hari-harinya menyelesaikan skripsi hingga kelar. Yang biasanya juga menyesal telah nekat menuliskan pada saat nggak beneran jadi ke pelaminan.

Padahal, pada halaman kata pengantar inilah kita berkesempatan memberikan pemanasan bagi calon pembaca naskah untuk semakin tertarik dan merasa perlu menyimak setiap gagasan-gagasan yang telah kita tuliskan di dalamnya.

Karena seringnya kata pengantar itu tidak ada substansi, maka lepas juga dilirik oleh dosen pembimbing untuk ikutan direvisi. Padahal di sanalah titik mengapa saya katakan skripsi di Indonesia itu salah semua.

Baca Juga:

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Seminar Proposal agar Aman Tidak Dibantai Dosen Penguji

Merujuk pada buku Pedoman Penulisan Ilmiah yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2017, kata pengantar (foreword) adalah semacam sambutan yang ditulis oleh pihak lain yang bukan penulis naskah. Kata pengantar biasanya ditulis oleh pimpinan lembaga, ketua himpunan profesi, atau oleh pribadi yang dianggap pakar oleh penulis.

Sedangkan apa yang kita bersama maknai sebagai “kata pengantar” yang kita tuliskan sendiri di muka skripsi kita, sebenarnya lebih tepat disebut dengan “prakata”. Masih menurut pedoman yang sama, prakata (preface) adalah halaman yang menyajikan ungkapan dari penulis untuk para pembaca buku yang biasanya memuat penghargaan, alasan menulis topik, atau harapan atas terbitnya karya tulis/buku tersebut.

Saya jadi teringat salah satu buku karya KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang berjudul Koridor. Buku ini unik sebab berisi antologi kata pengantar yang pernah beliau berikan untuk buku-buku para relasinya. Saya agak takjub, sebab dengan “hanya” membuat kata pengantar atas sebuah karya orang lain, blio mampu memberikan insight baru bagi pembaca sekaligus nilai tambah bagi karya-karya yang diantarkannya.

Maka sekarang jelas bedanya, kata pengantar ditulis oleh orang lain yang bukan menulis naskah tersebut sebagai wujud apresiasi atau pengantar bagi pembaca sebelum memasuki inti pembahasan. Sedangkan prakata ditulis oleh pemilik naskah tersebut untuk mengungkapkan maksud dan hal-hal yang perlu diketahui pembaca sebelum masuk ke dalam naskahnya.

Dan sekarang sudah jelas juga, skripsi kita semua salah! Horeee!

BACA JUGA Sidang Skripsi Online dan Offline Itu Nggak Ada Bedanya, Sama-sama Ribet! dan tulisan Trian Ferianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: bahasa indonesiakata pengantarprakataSkripsi
Trian Ferianto

Trian Ferianto

Blogger, penikmat buku dan kopi, senang menulis

ArtikelTerkait

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket", dan “Sewidak” Mojok.co

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket”, dan “Sewidak”

22 Mei 2024
Panduan Menumpas Typo biar Tulisan Nggak Gampang Disalahkan terminal mojok

Panduan Menumpas Typo biar Tulisan Nggak Gampang Disalahkan

28 Juni 2021
Tipikal Mahasiswa Ilmu Hukum dalam Menemukan Judul Skripsi Terminal Mojok

Tipikal Mahasiswa Ilmu Hukum dalam Menemukan Judul Skripsi

1 Januari 2021
mengerjakan skripsi kuliah sidang skripsi Kiat Merampungkan Skripsi dari Kisah Pewayangan Bambang Ekalaya MOJOK.CO

4 Trik yang Bisa Bikin Kalian Makin Cepat Menyelesaikan Skripsi

29 Oktober 2021
15 Nama Tempat di Bandung yang Diambil dari Nama Tumbuhan

15 Nama Tempat di Bandung yang Diambil dari Nama Tumbuhan

24 Desember 2023
skripsi itu baik

Skripsi Itu Baik, Kalau Ada yang Jahat, Mungkin Dia Skripsi yang Tersakiti

12 Desember 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.