Seminar proposal skripsi alias sempro seolah-olah menjadi babak baru dalam perjalanan studi mahasiswa. Tahapan ini menandakan seorang mahasiswa akan berkutat pada segala sesuatu berkaitan dengan penelitian untuk skripsi. Tahapan ini pula yang menjadi titik awal kepusingan mahasiswa hingga lulus nanti.Â
Saat ini saya sudah melewati tahap itu. Belum lama ini saya mengumpulkan proposal skripsi untuk diujikan dalam sempro. Betul saja, menyusun proposal skripsi adalah titik awal berbagai kebingungan dan keraguan. Tidak hanya bingung soal isinya, hal-hal teknis seperti memberi nomor halaman, daftar isi, hingga daftar pustaka ternyata cukup bikin pusing kalau tidak paham.Â
Saya sempat kerepotan menyusun draft proposal penelitian karena tidak menguasai hal-hal teknis tadi. Andai boleh memutar waktu, saya ingin membekali diri dengan kemampuan-kemampuan teknis terlebih dahulu sebelum memulai proposal skripsi. Hal sepele yang akan mempercepat sempro saya kalau lebih awal menguasainya.
Daftar Isi
#1 Membuat nomor halaman dalam angka dan romawi
Sebenarnya pemberian halaman dalam Microsoft Word sangatlah mudah, apalagi kalau pemberian nomor halaman berupa angka, misal 1,2,3,4 dan seterusnya. Namun, perlu pengetahuan khusus untuk bisa memberi nomor halaman berupa angka dan huruf romawi. Penomoran halaman semacam itulah yang digunakan dalam proposal skripsi saya.Â
Pemberian nomor halaman yang sepele itu bisa bikin naik darah. Belum lagi kalau kita dikejar waktu, rasanya sangat menyesal tidak menguasai kemampuan ini jauh-jauh hari. Ternyata penyesalan serupa juga dialami oleh kebanyakan teman sekelas saya.Â
#2 Membuat daftar isi secara otomatis
Di kampus saya, sempro harus sudah membawa proposal dengan susunan yang lumayan lengkap. Salah satunya, harus sudah ada daftar isi. Mirip dengan memberi nomor halaman, daftar isi cukup memakan waktu dan tenaga apabila tidak menguasai caranya.Â
Saya begadang semalaman karena membuat daftar pustaka secara manual. Hasilnya tetap saja salah. Saya sempat menonton tutorial YouTube tentang membuat daftar pustaka secara otomatis, hasilnya tetap saja nihil. Membuat daftar pustaka ternyata rumit, tidak semudah tutorial yang bertebaran di YouTube. Akhirnya saya menyerah dan minta tolong kepada seorang kawan untuk hal yang satu ini.Â
#3 Membuat daftar pustakaÂ
Proposal yang diajukan untuk sempro harus memuat daftar pustaka. Memang sih, membuat daftar pustaka bisa secara otomatis menggunakan Mendeley. Namun, format di Mendeley tidak melulu sempurna. Adakalanya judul tidak muncul, hurufnya kapital semua, nama penulis salah, tidak ada sumber jurnal, dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan Mendeley lain.Â
Itu mengapa walau sudah dibantu Mendeley, saya harus berulang kali melakukan pemeriksaan agar formatnya tepat. Sekilas memang terdengar tidak merepotkan, tapi percayalah proses ini memakan waktu. Apalagi kalau sumber referensi yang kalian gunakan dalam proposal penelitian cukup banyak. Tidak heran dosen saya selalu menasihati, ketika mengerjakan tugas, khususnya proposal skripsi, usahakan selesaikan satu minggu sebelum deadline. Mengapa? Selain untuk membaca ulang, ada perintilan-perintilan yang harus dituntaskan seperti daftar pustaka.
Nah, di atas beberapa kemampuan teknis yang menurut saya perlu dikuasai terlebih dahulu sebelum mengerjakan proposal. Bayangan saya, alangkah mudah dan cepat proses pengerjaan proposal ketika kemampuan-kemampuan teknis itu saya kuasai. Semakin cepat sempro, semakin cepat pula sidang skripsi dan wisuda. Bukankah itu yang diharapkan semua mahasiswa?Â
Penulis: Audea Septiana
Editor: Kenia IntanÂ
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.