Dibanding berbelanja di e-commerce, melakukan transaksi di media sosial seperti Facebook lebih berisiko. Ketemu seller ngawur di Facebook misalnya.
Seingat saya, sudah sekitar satu dekade ini kegiatan belanja online jadi primadona masyarakat. Praktik jual beli juga nggak melulu lewat Tokopedia atau Shopee. Nyatanya masih banyak orang yang melakukan jual beli barang atau jasa di media sosial macam Facebook.
Sebenarnya jual beli di Facebook itu asik, kok. Kadang kita bisa dapat barang bagus dengan harga miring. Tapi itu kalau beruntung, ya. Kalau nggak beruntung? Ya siap-siap aja ketemu seller yang nggak punya attitude dan bikin naik darah di Facebook, bahkan juga bisa ketipu!
Daftar Isi
Jual beli di Facebook harus teliti dan hati-hati
Kehati-hatian jadi kunci utama saat hendak transaksi jual beli online. Hal ini juga nggak cuma berlaku di Facebook tapi di semua platform jual beli online. Cek seller, cek rating, cek barang, pokoknya semuanya dicek sampai yakin, deh. Biar apa? Ya biar nggak rugi atau kena tipu.
Tapi khusus di Facebook, kamu harus hati-hati sampai 100 kali lipat. Kenapa? Ya karena transaksi di Facebook risikonya lebih gede daripada transaksi di e-commerce macam Tokopedia atau Shopee. Penipuan juga marak terjadi di Facebook entah penipuan lewat sistem Cash on Delivery (COD) atau penipuan lewat transfer rekening.
Penipuan yang paling umum ya penipuan transfer. Caranya simple. Pembeli diminta untuk transfer sejumlah uang terlebih dahulu, alasannya sih buat DP. Katanya setelah ditransfer, nanti barang bakal langsung dikirim. Tapi setelah uang ditransfer, seller ngeblok kamu, itu artinya kamu kena tipu! Makanya jangan pernah main asal transfer kalau ketemu seller di Facebook.
Orang yang beli lewat sistem COD juga sering kena tipu. Awalnya seller ngajak ketemuan di satu tempat buat COD. Di tempat itu kamu bakal ngecek barang sepuasnya. Saat dicek barangnya sih normal. Tapi setelah beberapa jam atau beberapa hari, barang yang kamu beli bakal rusak. Setelah diteliti ternyata seller menjual barang rongsokan. Kamu juga nggak bisa protes ke seller karena sesaat setelah COD, nomormu sudah diblok oleh seller.
Seller di Facebook punya kesabaran setipis tisu
Oke, anggaplah kamu sudah teliti, tapi apa kamu bisa menghadapi seller yang nggak sabaran? Seller nggak sabaran sebenarnya ada banyak tipe. Tapi tipe yang paling umum adalah tipe yang nggak mau basa-basi. Artinya, kalau kita nanya berarti kita harus beli.
Skenarionya biasanya begini. Anggaplah kamu buyer yang menghubungi seller lewat pesan di Facebook. Kamu bertanya tentang detail barang dan sebagainya karena belum yakin. Awalnya si seller sopan dan menanggapi, bahkan ada yang mengirim foto barang.
Tapi kericuhan akan terjadi kalau tawar menawar mulai berjalan. Kalau kamu nawarnya nggak ngotak, sih, wajar dimarahin. Tapi kalau kamu sudah nawar wajar dan akhirnya nggak jadi beli, seller juga bakal tetep marah bahkan sampai memaki-maki.
Kata-kata makian seller Facebook ini biasanya nggak jauh dari, “Kalau nggak punya duit nggak usah beli!”, “Kalau udah nanya ya beli dong, jangan cuma nanya doang. Saya sibuk!”, atau “Nanya mulu ngerepotin orang aja, kalau miskin nggak usah beli!” Gimana? Kuat nggak sama seller emosian?
Kadang ada juga seller di Facebook yang ngebet banget barangnya laku sampai-sampai nggak paham etika jual beli. Modusnya begini, anggaplah seller dan buyer sudah sepakat soal harga dan sistem pembayaran, harusnya aman, kan? Belum tentu.
Di detik-detik terakhir saat kamu hendak transfer atau sudah siap COD kadang seller bisa membatalkan kesepakatan secara sepihak. Biasanya seller beralasan kalau barang sudah laku dan sudah dibeli atau dibayar lunas oleh orang lain. Padahal dalam etika jual beli, jika sudah mencapai kesepakatan, harusnya suatu barang nggak boleh ditawarkan ke orang lain.
Seller di Facebook pasti benar dan buyer pasti salah
Seller Facebook juga nggak semuanya profesional. Banyak juga orang awam yang butuh uang atau bapak-bapak yang iseng jualan HP di Facebook. Sebenarnya nggak salah, siapa pun boleh jualan. Cuma yang bikin garuk-garuk kepala ya kelakuan mereka yang sok tahu dan anti kritik.
Banyak banget kejadian di mana ada seller yang sok tahu dan menjual barang semuanya sendiri. Biasanya seller menjual barang dengan memberi deskripsi atau spesifikasi barang seenaknya. Contoh paling gampang sih di forum jual beli HP. Misal, HP masih 4G tapi ditulis 5G, atau HP merek Xiaomi tapi malah ditulis Realme.
Kadang ada sebagian buyer atau orang biasa yang mencoba mengoreksi dan membenarkan. Tujuannya apa? Ya supaya si seller nggak dituduh sebagai penipu atau supaya buyer awam yang nggak mengerti spesifikasi juga tidak tertipu. Namun, sebaiknya kamu berhati-hati kalau mau mengoreksi seller macam ini.
Bukannya mengganti deskripsi atau berterima kasih, malah banyak seller di Facebook yang marah-marah. Mereka nggak terima kalau lapaknya dirusuhi dengan koreksi-koreksi dari buyer. Ujung-ujungnya mereka bakal marah dan bilang, “Kalau nggak mau beli mending diem aja.”
Intinya apa? Yak betul, seller selalu benar dan buyer selalu salah.
Tapi, masih ada yang waras. Kamu cuma perlu hati-hati dan teliti
Meski kedengarannya menyeramkan, nggak semua seller di Facebook ngawur, kok. Masih banyak seller jujur, kompeten, dan waras di forum jual beli Facebook. Sebagai buyer, kamu cuma perlu hati-hati, waspada, dan teliti. Hanya saja agak disayangkan, dengan tingkah laku seller yang ngawur, seller lain yang jujur jadi kena imbasnya bahkan nggak jarang bikin lapak mereka sepi gara-gara dikira penipu.
Akhir kata, jual beli di Facebook itu memang penuh lika-liku. Mau jadi buyer atau seller harus sama-sama sabar. Namanya juga jualan, kadang laku kadang nggak. Yang beli juga sama, kadang dapat kadang nggak. Jadi ya sudahlah, nggak usah galak-galak jadi seller. Nggak usah nipu juga, lagian duit hasil nipu kan nggak berkah dan malah bikin penyakit.
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.