Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Selamat Datang di Malang, Kota Sejuta Kedai Kopi

Iqbal AR oleh Iqbal AR
31 Juli 2019
A A
kopi malang

kopi malang

Share on FacebookShare on Twitter

Pada awalnya, kota Malang terkenal dengan julukan kota Bunga. Ini merujuk pada banyaknya kebun bunga yang menghiasi tiap sudut kota, dan banyaknya pengusaha bunga, entah bunga potong, atau bunga tanam. Udara yang sejuk serta daerahnya yang memang berada di pegunungan, membuat bunga-bunga tumbuh subur di Malang. Tapi julukan ini perlahan berubah semenjak beberapa tahun terakhir, ketika negara kedai kopi menyerang.

Terhitung empat tahun sejak film Filososfi Kopi dirilis 2015 lalu, tren kedai kopi semakin menjamur di Indonesia. Seperti tak kenal menyerah, kedai kopi menjelma seperti wabah yang menular dan sangat pesat sekali pertumbuhannya. Ibarat pepatah, mati satu tumbuh seribu, kedai kopi selalu bertambah banyak meski ada pula yang akhirnya menyerah dengan berbagai alasan. Tak hanya mewabah di kota-kota besar, tren kedai kopi ini juga mewabah di kota Malang.

Namun, yang namanya wabah ya pasti menyebar dan menjangkit semua kalangan. Tren ini mengakibatkan terlalu banyak kedai kopi yang berdiri di Malang. Bisa dilihat jika kalian datang ke kawasan Sudimoro, kawasan Sigura-gura, dan kawasan Jalan Soekarno-Hatta. Kalian akan menemui puluhan kedai kopi yang berserakan di kanan-kiri jalan

Terutama di kawasan Sudimoro, sepanjang 500 meter itu berjejer berbagai macam kedai kopi. Mulai dari kopi yang seharga lima ribu rupiah saja, hingga kopi yang seharga dua puluh lima ribu rupiah bisa ditemui di sana. Setengah kilometer, kanan-kiri jalan ada kedai kopi semua. Silakan, tinggal pilih.

Tak hanya kedai kopi kekinian dengan banyak anak-anak gaulnya, kedai kopi proletar yang masih lesehan dengan pelanggan-pelanggan dari kalangan bawah juga ada. Dari yang gayanya trendy dan edgy, sampai yang gayanya seperti gembel belum mandi. Ada semuanya.

Selama dua tahun terakhir, kedai-kedai kopi di Malang meningkat sangat pesat. Perkiraan jumlah kedai kopi bisa mencapai ratusan lebih kedai pada tahun ini. Sangat jauh jika kita lihat dua atau tiga tahun belakang yang mungkin tidak mencapai angka seratus atau dua ratus. Ini juga menjadi pemasukan ekonomi bagi kota Malang. Lumayan, lah. Buat ngaspal jalan yang bolong.

Kawasan Sudimoro sudah menjadi bukti. Selain puluhan kedai kopi yang berjejer di kanan-kiri jalan, kawasan ini juga menjadi pusat anak muda di Malang. Bahkan bisa dibilang lebih “anak muda” dibanding karang taruna kampung-kampung di sana. Mulai dari hanya nongkrong, main game, yang-yangan, sampai acara musik bisa dihelat di sana. Pasar anak muda yang menjanjikan, menjadi salah satu alasan banyaknya kedai kopi yang berdiri di Malang. Sampai kebanyakan.

Pertama kali saya datang ke kawasan ini, jujur saya terkejut. Sepanjang jalan, saya melihat jejeran kedai-kedai kopi dengan lampu-lampu kuningnya yang khas. Saya sampai tanya ke teman saya, “Iki kopi-kopian kabeh?” dan teman saya ya cuma ngangguk-ngangguk saja, sambil senyum-senyum. Saya sampai bingung ketika ditanya, mau ngopi dimana. Ya saya jawab terserah saja. Lha wong sama saja kan?

Baca Juga:

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Akhirnya kami berhenti di kedai yang cukup bagus, lampu kuning yang khas, dan pelanggan-pelanggan dengan gayanya yang gaul-gaul itu. Ketika nongkrong di sana, ya pemandangannya cuma kedai kopi. Hadap kanan kedai kopi, hadap kiri kedai kopi. Ditambah lagi pandangan-pandangan ndak enak dari orang-orang yang sepertinya pelanggan tetap di kedai itu. Kayaknya sih, mereka punya kartu anggota.

Saya sampai berpikir, apakah orang Malang ini memang ngantukan, kok bikin kedai kopi sampai sebanyak ini. Apa orang Malang ini lambungnya kuat-kuat? Ngopi sana, ngopi sini, sekarang ngopi, besok ngopi. Ndredek, bos!

Meskipun belum ada laporan tentang meningkatnya penderita asam lambung, tren ini menciptakan ekosistem nongkrong yang kurang baik. Salah satunya adalah gap yang terlalu jauh antara kedai kopi yang “mahal” dengan kedai kopi yang “murah.” Tak hanya antar penjual, antar pembeli pun seakan terpisah oleh kelas sosial.

Gap itu sudah terbentuk dari penataan tempat. Jika dilihat ke deretan sebalah kiri jalan, yang ada adalah kedai-kedai kopi mahal dengan pelanggan-pelanggan yang gaul, anak-anak kekinian, lah. Sisi kanan malah sebaliknya. Kedai-kedai kopi yang murah, dengan pelanggan-pelanggan yang biasa-biasa saja sudah bisa ditemui. Kalau mau murah, ya hadap kanan. Kalau pilih yang mahal, ya hadap kiri.

Anak-anak gaul ini memang mudah menjadi pasar dari kedai kopi. Menjamurnya kedai kopi di Malang menjadi tren yang tak bisa dibilang baik, juga tak bisa dibilang buruk. Tren ini akan menjadi baik jika dilihat dari banyaknya eksplorasi pengetahuan tentang kopi dan seluk-beluknya. Namun sebaliknya, kultur ini akan jadi buruk jika menciptakan snob-snob yang sok tahu tentang kopi, apalagi sampai menciptakan dikotomi kopi indie lah, kopi ini, kopi itu, anti kopi sachet lah, anti kopi pakai gula. Aneh-aneh lah pokoknya.

Tren ini yang membuat saya malas untuk datang lagi ke kedai-kedai kopi seperti itu. Dengan banyaknya kedai-kedai seperti itu, akan tambah banyak pula muda-mudi yang gaul, edgy, dan sok tahu. Kalau mau ngopi, ya ngopi aja. Ndak perlu gaya yang gimana-gimana, ndak perlu standar ini dan itu.

Pada akhirnya, kedai kopi seakan menjadi ciri khas dari kota Malang. Bukan kopinya, tapi kedai kopinya, saking banyaknya. Jadi, nanti kalau turis-turis datang ke Malang, sekalian bisa disediakan paket wisata kedai kopi. Tinggal bawa mereka ke kawasan Sudimoro, suruh coba kedai kopi satu-satu, dari siang sampai malam. Dijamin kembung dan ndredek!

Kata orang, ngopi itu bisa menyelesaikan masalah. Kalau memang benar, masalah jalan bolong di Malang bisa diselesaikan dengan ngopi, dong?

Terakhir diperbarui pada 18 Januari 2022 oleh

Tags: IndieKedai KopiKopiMalang
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Kayutangan Adalah Sumber Masalah Baru bagi Warga Kota Malang

Kayutangan Adalah Sumber Masalah Baru bagi Warga Kota Malang

30 Juli 2024
Hal yang Seharusnya Tidak Dilakukan Istri Ketika Suami Ngopi-ngopi terminal mojok.co

Tips dari Pelanggan yang Hobi Nongkrong tapi Nggak Pesan buat Pemilik Kafe

13 September 2020
Di Malang, Sarapan dengan Menu Sate Ayam Adalah Hal yang Biasa

Di Malang, Sarapan dengan Menu Sate Ayam Adalah Hal yang Biasa

29 Oktober 2023
Lima Tipe Pelanggan Kedai Kopi yang Pasti Dihafal sama Barista terminal mojok.co

Lima Tipe Pelanggan Kedai Kopi yang Pasti Dihafal sama Barista

25 Oktober 2020
Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok Mojok.co

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok

6 November 2024
KA Majapahit New Generation: Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif yang Paling Worth It Mojok.co

KA Majapahit New Generation: Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif yang Paling Worth It

12 Mei 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.