Setelah olahraga skateboard diterima sebagai cabang olahraga resmi di olimpiade, masa depan para skater makin jelas. Pengakuan dari banyak pihak bahwa skateboard adalah olahraga dan bukan sekedar kenakalan pemuda, mulai dirasakan efeknya. Di banyak negara, skateboard mulai diperhatikan. Berbagai fasilitas didirikan, dan komite khusus olahraga ini juga ada. Apalagi di negara-negara Asia, skateboard makin terlihat terhormat.
Di negara kita, geliat skateboard sudah muncul sejak tahun 70-an dan berlanjut hingga kini. Sebetulnya Indonesia sudah punya banyak atlet yang berprestasi. Namun, ekosistemnya belum terbangun dengan baik. Mulai dari sarana dan prasarana, hingga kehidupan para atletnya yang masih sulit jika harus bertahan hidup lewat olahraga ini. Semoga keadaan semakin membaik, dan stigma buruk yang ditujukan kepada para atlet meredup. Sehingga di masa yang akan datang, Skateboard lebih diperhitungkan dan makin diterima di negara kita tercinta. Sehingga para skater gampang diterima jadi mantu. Amin.
Tapi, tak hanya skateboard yang seharusnya bisa masuk cabor Olimpiade. Banyak olahraga lain yang cocok jika diperlombakan di perhelatan sebesar Olimpiade. Apalagi jika orang Indonesia yang ikut, pasti dapat banyak medali. Berikut saran bijak dari saya, semoga terlaksana.
Karambol
Olahraga ini adalah olahraga penuh kecermatan dan penuh paparan bedak bayi. Selain mudah dijumpai di setiap gang dan tempat nongkrong, juga sangat dekat dengan kehidupan orang Indonesia. Nggak mampu main biliar, ya, main karambol. Karambol adalah manifestasi dari nggak ada rotan, akar pun jadi. Murah, mudah, cuma butuh kopi sama bedak. Apalagi kalau bisa dimasukkan ke cabor Olimpiade, dijamin Indonesia nggak akan kehabisan atlet. Tinggal pilih dari pos ronda kampung-kampung dan lapangan parkir pinggiran kota. Lalu tinggal bikin turnamen tingkat nasional. Seandainya bapaknya Juki PPT ada di dunia nyata, blio pasti bahagia dan bangga. Secara blio adalah atlet karambol tujuh belasan, yang baru bisa kerja pas ada lomba setahun sekali.
Risiko cedera fisik hampir tak ada. Sekalipun ada, paling pol hanya mata kelilipan bedak, atau kuku jari jadi tipis karena sering bergesekan dengan papan karambol. Yang berbahaya justru cedera batiniah. Secara kita tahu, karambol tanpa mulut rempong penonton, bagaikan dunia tanpa mentari. Bagaikan PPKM tanpa penderitaan wong cilik. Sebab, yang bikin seru adalah prosesi saling ejek atau mengganggu konsentrasi para atlet.
Tapi, jika benar-benar masuk Olimpiade, mungkin nggak ada lagi penonton bacot yang mengelilingi mereka. Meskipun saya yakin, pertandingan akan jadi hambar. Sebab, yang menghibur bukanlah koin yang masuk ke lubang. Tapi, pancingan emosi yang dimakan mentah-mentah oleh para atlet. Melihat om-om ngambek memang benar-benar menghibur.
Petak umpet
Petak umpet, atau biasa disebut jilumpet di daerah saya adalah permainan yang benar-benar perlu strategi dan kelihaian. Mungkin bisa bikin Olimpiade petak umpet bertema kastil, atau gedung, bisa juga hutan. Mereka semua saling bersembunyi dan yang jaga terus kalah. Atau bikin tema sembunyi menghindari tanggung jawab dan kewajiban. Saya yakin orang-orang kita pasti menang. Tinggal kirim para pejabat yang suka cuci tangan dan menyeleweng dari kepercayaan rakyat. Beres, dijamin panen medali emas.
Survival ala orang Indonesia
Rakyat Indonesia adalah juara perkara bertahan hidup. Apa itu trilomba? Nggak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan merasakan bertahan hidup sebagai warga negara Indonesia. Mana ada yang warganya sehebat warga negara Indonesia. Sudah disuruh PPKM, masih diminta memikirkan nasibnya sendiri. Benar-benar bergantung pada kemampuan diri sendiri.
andemi yang makin menjadi, dilawan dengan kebijakan karantina wilayah yang nggak sesuai undang-undang. Semua itu memang bertujuan untuk melatih daya juang dan insting bertahan hidup kita. Sehingga saat olahraga ini masuk ke cabor resmi Olimpiade, kita pasti menang. Dengan catatan, jika rakyatnya masih ada yang hidup.
BACA JUGA Olimpiade Konyol, Kartun Tema Olahraga Paling Menghibur yang Pernah Ada atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.