Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti

Annatiqo Laduniyah oleh Annatiqo Laduniyah
21 Mei 2020
A A
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan
Share on FacebookShare on Twitter

“Ramadan kayak angin lalu yang lewat mak sliwer tok. Kok cepet e dah tanggal segini aja.” Kata salah seorang teman di akun Twitter-nya. Sejenak saja berpikir, iya yah Ramadan kali ini terasa lebih cepat dari biasanya. Sebentar lagi udah lebaran dan salat Idul Fitri. Walaupun nggak punya pilihan selain harus salat di rumah.

Tapi jika diingat-ingat, selain di masjid, masyarakat Indonesia juga biasa melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan luas. Yah, momen yang hanya bisa dirasakan dua kali dalam setahun ini memang sebenarnya mengasyikkan.

Apalagi ketika kita masih kecil dulu, bisa bermain atau lari-larian tanpa dipermasalahkan jamaah lain yang sedang salat atau khusyuk mendengarkan ceramah (khotbah) imam. Walaupun panasnya juga kadang nggak bisa dikompromi, sih.

Meski begitu, orang-orang akan tetap berbondong-bondong datang untuk melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan. Jika tidak kebagian karpet, maka mereka akan menggelar koran di atas tanah sebagai alas sajadah yang digunakan untuk salat. Yang tanpa sadar, koran atau alas sekali pakai yang digunakan untuk dijadikan alas sajadah itu juga membawa dampak tersendiri.

Salat di tengah tanah luas yang lapang tentu menimbulkan sensasi berbeda. Setidaknya, bisa menyaksikan lebih banyak objek daripada jika salat di masjid. Sayangnya, sensasi itu juga harus dibayar dengan banyaknya koran yang berserakan begitu saja.

Setelah salat Idul Fitri selesai, seperti sudah menjadi pemandangan umum, bekas-bekas koran, kardus, atau bahkan bungkus jajan yang dibawa oleh jamaah itu di buang begitu saja di tanah lapang tempat digelarnya salat. Mereka berserakan bahkan terbawa angin hingga ke mana-mana.

Duh ya, apa hadis annadzofatu minal iman yang udah diajarkan dari kecil itu cuma jadi pemanis aja? Padahal baru juga memulai hari yang fitri. Gimana mau bersihkan hati kalau lingkungan sekitar kita juga nggak bersih?

Sudah sangat jelas dalam KBBI, kata fitri artinya berhubungan dengan fitrah (sifat asal). Setiap hari raya Idul Fitri, kita selalu tak asing dengan kalimat “kembali ke fitrah”. Ya, kita semua memang ingin kembali ke fitrah-Nya. Meminta ampunan kepada Allah SWT, berharap dosa-dosa bisa luntur dan terampuni dengan saling memaafkan antara satu dengan yang lain.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Tapi egoisnya manusia, kita menganggap diri kita saja yang butuh dan pantas kembali ke fitrah. Padahal ada makhluk selain manusia yang juga ingin kembali ke fitrahnya atau ke sifat asalnya sebagai makhluk hidup yang juga hidup berdampingan dengan manusia.

Sadar nggak sih, kalau alam juga ingin kembali bersih? Tanah ingin nggak menelan benda-benda yang nggak bisa diurai, udara ingin dirinya bebas asap, pohon juga ingin tumbuh lebih lama. Dan ada makhluk hidup lain yang butuh itu semua, nggak cuma manusia.

Udah banyak yang mengatakan kalau munculnya virus baru ini sebagai upaya bumi untuk istirahat dari berbagai eksploitasi manusia. Dan alam sedang dalam tahap menyembuhkan dirinya sendiri. Entah teori ini dianggap konspirasi atau tidak, tapi nyatanya ada banyak kabar baik tentang kondisi alam yang membaik serta adanya aktivitas hewan secara bebas yang jauh dari jarahan manusia.

Kembali ke momen Idul Fitri. Dari kecil, kita selalu diajarkan untuk bisa memetik hikmah dari segala peristiwa yang ada, sekalipun dalam peristiwa yang nggak pengin kita temui. Seperti ditiadakannya salat Idul Fitri berjamaah tahun ini. Siapa sih yang nggak pengin salat Idul Fitri rame-rame? Apalagi momen Idul Fitri menjadi momen paling dinantikan untuk bisa berkumpul bersama keluarga.

Namun sekali lagi, kita tetap harus bisa ambil hikmahnya. Iya, kayak yang biasa di sinetron azab itu. Dan sisi baiknya nggak adanya jamaah salat Idul Fitri di lapangan, jadi nggak ada sampah koran yang berserakan juga. Biar lapangan-lapangan itu bersih dulu dan rumputnya bisa tumbuh sesuka mereka. Sampai sebulan kemudian tumbuh ilalang dan jadi rawa. Lah?

Di luar itu, pasti banyak orang yang mencintai kebersihan, tapi sayangnya justru tidak berlaku adil terhadap kebersihan lingkungan dan makhluk di sekitarnya. Padahal keimanan seseorang tidak hanya diukur dari banyaknya ritual di tempat ibadah. Akan tetapi juga menjaga dan memelihara lingkungan merupakan hal yang sangat fundamental dalam kesempurnaan iman seseorang. Bahkan Yusuf Qardhawi dalam bukunya tentang fiqih lingkungan mengatakan “tidak sempurna iman seseorang jika tidak peduli lingkungan”. Hal itu yang kemudian menjadi salah satu alasan kenapa setiap muslim harus menjaga lingkungan.

Alam dan lingkungan juga punya hak sendiri untuk hidup. Mereka juga makhluk Allah yang ingin kembali ke fitrah layaknya manusia pada umumnya. Momen menuju Idul Fitri ini juga bisa kita gunakan untuk koreksi, nggak hanya kepada diri sendiri tapi juga makhluk hidup lainnya.

Lalu berbaik hati (walau sedikit) kepada mereka. Kayak ngasih makan kucing atau burung, siram tanaman, bersihin halaman dan pilah sampahnya, atau hal lainnya yang bisa bikin kita merasa hidup berdampingan dengan mereka.

Alam dan hati kita bisa sama-sama kembali ke fitrahnya. Dan kalau boleh mengutip sebuah ayat di Alquran, “Dan tiada lah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan (juga) umat seperti kamu. Tiada lah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhan lah mereka dihimpunkan”. (QS. Al-An’am: 38).

BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2020 oleh

Tags: alamfitriLebaranpandemi coronaTerminal Ramadan
Annatiqo Laduniyah

Annatiqo Laduniyah

ArtikelTerkait

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi

19 Mei 2020
Susahnya Orang Gemuk Cari Baju di Hari Raya dan Tips Mengatasinya

Susahnya Orang Gemuk Cari Baju di Hari Raya dan Tips Mengatasinya

23 Mei 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa?

15 Mei 2020
Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan terminal mojok.co

Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan

31 Desember 2020
Tembakau Tambeng, si Gurih Manis Asal Situbondo yang Cocok Jadi Suguhan Saat Lebaran

Tembakau Tambeng, si Gurih Manis Asal Situbondo yang Cocok Jadi Suguhan Saat Lebaran

15 April 2023
Dilema Tukang Tembak Thermo Gun_ Kemakan Hoaks atau Tidak, Sama-sama Susah MOJOK.CO

Dilema Tukang Tembak Thermo Gun: Kemakan Hoaks atau Tidak, Sama-sama Susah

25 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.