Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sebuah Pledoi dari Acne Fighter Soal Kesholehan Pengguna Skincare yang Sering Dipertanyakan

Elsa Fitriyani oleh Elsa Fitriyani
14 Juni 2020
A A
wajah buluk, Apa Jadinya Kalau Skincare Ditanggung BPJS?

Apa Jadinya Kalau Skincare Ditanggung BPJS?

Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin sempet viral statusnya seorang Ukhti yang merasa hina setelah mendapati sisa-sisa skincare dan makeup yang pernah beliau pakai pada masa yang menurut beliau masa jahiliyah. Dan status itu cukup memantik emosi banyak netizen yang memang menggunakan skincare dalam keseharian mereka.

Saya jadi teringat beberapa waktu lalu satu teman pernah bikin status facebook soal keberuntungan suaminya kelak karena teman saya ini mengaku bukan cewek skincare yang katanya udah pasti lebih hemat dalam hal finansial. Ada lagi satu teman facebook lain yang bilang, “Saya sih mending beli makanlah daripada beli skincare. Buat apa muka glowing tapi mati kelaperan?”

Yaaa, Anda benar. Buat apa glowing tapi isi perut cuma rengginang. Tapi mohon maaf, logikanya orang yang dapat membeli kebutuhan sekunder tentu adalah orang yang kebutuhan primernya sudah terpenuhi.

Pokoknya kalau udah urusan per-skincare-an. Kita tuh udah kayak dosaaaaaa banget. Dicap wanita yang masih berada dalam kubangan jahiliyah lah, perempuan yang bisanya ngabisin duit pasangan lah, dicap perempuan yang bisanya dandan doang haduuhhh udah khatam banget deh, khatam to the max. Kenapa harus dicap ngabisin duit pasangan?

Banyak kok perempuan mandiri yang mampu beli skincare sendiri. Dan jangan salah, banyak suami-suami perhatian di luar sana yang menyuruh bahkan beliin skincare buat istrinya.

Perlu diketahui sebelumnya, skincare dan make up adalah dua hal yang berbeda, Kamerad! Skincare adalah serangkaian produk yang dapat digunakan untuk merawat kulit wajah. Sedangkan makeup ialah serangkaian produk yang dapat digunakan untuk merias wajah.

Maka terlalu dini rasanya kalau kita ujug-ujug melabeli orang yang menggunakan skincare as known as orang yang sedang merawat kulit wajahnya sebagai orang yang kecentilan, tabarruj, bersuamikan lelaki dayyuts dan sebagainya dan sebagainya.

Kulit wajah yang sehat adalah dambaan bagi setiap perempuan. Jadi kalau dituding pakai skincare cuma buat dapetin perhatian ikhwan, ih dangkal banget sih pemikirannya, kisanak! Sesuatu yang berhubungan dengan penampilan, kulit, khususnya skincare, mereka nggak melulu dipakai sebagai sarana untuk mendapat atensi dari lawan jenis, kok.

Baca Juga:

Jerawat Batu di Bagian Dahi, Hal Paling Menyebalkan dalam Hidup

Mengenang Lifebuoy Clear Skin, Pionir Sabun Batang untuk Atasi Jerawat

Kalau saja Mbaknya pernah mengalami breakout parah semasa SMA yang membuat bekasnya memerah semuka-muka seperti saya dulu. Kalau saja Mbaknya pernah insecure bahkan untuk ngobrol di tempat yang kesorot matahari hanya supaya jerawat-jerawatnya nggak keliatan banyak. Kalau saja.

Saya tidak bermaksud meremehkan tips sebagian perempuan yang menyarankan untuk merawat kulit wajah dengan air wudu saja. Tapi untuk membantu proses sembuhnya jerawat saya yang dulu semuka-muka itu honestly tidak cukup dengan air wudu saja.

Lagipula kenapa sih sebagian orang kalo ditanya, “Pakai skincare apa?” Selalu jawab, “Pakai air wudu aja, kok.” Sadarkah kalian pernyataan itu melukai orang-orang yang rajin wudu tapi tetep jerawatan? Jawaban yang secara tidak langsung mengobrak-abrik mental saya yang tempe ini.

Rasanya dulu pengen banget bikin film judulnya “Ayah Mengapa Aku Berjerawat?” Kadang saya suka pengen telfon Indosiar supaya disambungkan dengan Mamah Dedeh untuk bertanya “Mah, saya sudah wudu 5x sehari tapi kulit wajah tetap bermasalah. Apakah jerawat saya ini kafir, Mah?” Tapi nggak jadi. Soalnya Mamah Dedeh sekarang udah nggak di Indosiar lagi.

Saya pribadi sangat merasakan manfaat dari pemakaian skincare yang rutin. Sedikit cerita, dulu saya pernah berjerawat parah atau lebih sering dibilang breakout semasa SMA. Jerawat saya bentuknya besar-besar dan memenuhi setiap sudut wajah saya dan semuanya adalah jerawat aktif. Sudah pasti sakit, dan bernanah. Pokoknya parah.

Kalau perempuan lain bisa posting sedih ala-ala karena muncul jerawat PMS sebulan sekali, lah kita yang acne fighter gini mana ada waktu buat postingan gituan. Ya iyalah, kita jerawatannya tiap hari. Ribet amat ngabsen jerawat dari Jumadil awal ampe Jumadil akhir.

Dan tahukah kalian wahai sobat sekalian bahwa yang paling menyakitkan bukanlah si jerawat itu sendiri melainkan perkataan dari orang-orang yang melihatnya. Perlu sobat sekalian tahu, bahwa orang yang jerawatan nggak butuh pemberitahuan basa-basi dari kalian yang nontonin muka kita. Kayak, “Eh, jerawat kamu gede-gede lho sumpah.”, “Ih, itu ada mata nanahnya tau.”, Sungguh ya, demi Nicholas Saputra yang gantengnya tiada bantahan. tanpa dikasih pinjem cermin ajaib mamanya Snow White juga saya tuh tahu. Nggak usah ngasih breaking news lagi, hanya menambah perih..

Kalau sekarang para acne fighter udah lebih PD untuk speak up dan fight back. Ditambah orang-orang udah lebih concern terhadap body shaming. Saya yang mengalami breakoutnya di zaman Arya Kamandanu mencari jati diri ya cuma bisa menangis. Dan penderitaan tidak berakhir sampai di situ, anak muda.

Layaknya luka yang selalu meninggalkan kenangan. Jerawat juga pergi dengan meninggalkan bekas yang tak hilang. Tapi semua berubah setelah inovasi perawatan wajah menerjang. Skincare mulai ramai di pasaran. Dan skincare membantu saya mencapai tahap kulit wajah yang lebih sehat.

Sejatinya, kegiatan merawat kulit wajah sudah dilakukan dari zaman dulu hingga sekarang. Kalau zaman sekarang saya pakai serum, nenek saya udah lebih dulu pakai sarerang kawung. Kalau sekarang ada The Ordinary, nenek saya sudah merasa cukup dengan Saripohaci. Bedanya zaman dulu belum banyak orang yang nyinyir aja. Ehe ehe~

Yang tidak banyak diketahui orang adalah memiliki kulit wajah sehat merupakan perjuangan bagi sebagian orang. Maka ketika mendapatkannya, adalah hal yang wajar apabila kita ingin merawatnya. Bagi saya pribadi, berskincare ria layaknya treatment mandiri atau me time setelah penatnya bekerja seharian.

Kalau kata Mihaly Csikszentmihalyi nah bingung kan bacanya? Sama! Beliau yang pernah menulis buku Flow: The Psychology of Optimal Experience berujar bahwa kegiatan rutin yang kita nikmati merupakan kunci untuk membahagiakan diri.

Terlepas dari sholeha atau tidaknya seseorang, merawat pemberian Tuhan merupakan satu dari sekian banyaknya cara untuk bersyukur. Terlepas dari jahiliyah atau tidak, hemat atau boros, kita semua sejatinya ingin terlihat baik secara penampilan.

Skincare mungkin hanya sebuah aktifitas pemborosan bagi sebagian orang, tapi bagi saya yang punya kulit rese, skincare juga adalah kebutuhan.

Katakanlah kesabaran adalah obat paling mujarab. Tapi kalau sabar doang nggak pake ikhtiar, nungguin sampe Kalagondang jajan astor juga nggak bakal ada hasilnya. Mahal dan murahnya suatu harga itu relatif. Layaknya cireng isi, skincare juga banyak jenisnya. Dari yang harganya paling adem, sampai yang harganya aja ngajak berantem.

Lagian semahal-mahalnya skincare selama masih mahalan pedang naga puspa mah ya wajar aja sih.

BACA JUGA Apa Jadinya Kalau Skincare Ditanggung BPJS? atau tulisan Elsa Fitriyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini

Terakhir diperbarui pada 1 November 2021 oleh

Tags: acne fighterjerawatskincare air wudhuskinscare
Elsa Fitriyani

Elsa Fitriyani

Admin Keuangan yang dibayar untuk menjadi pelit dan perhitungan sekaligus guru les yang kebanyakan ngeles

ArtikelTerkait

Karena Jerawat Setitik, Rusak Selfie Setongkrongan Terminal mojok

Jerawat Setitik, Rusak Selfie Setongkrongan Itu Nyata

30 Januari 2021
skincare untuk cowok skincare lokal skincare routine mojok

Skincare Rajin tapi Nggak Ada Efeknya? Hmmm, Pasti Ada yang Salah

7 September 2020
Membedah Alasan Video Alat Pencet Komedo Terasa Menjijikkan Sekaligus Satisfying terminal mojok

Membedah Alasan Video Pencet Komedo Terasa Menjijikkan Sekaligus Satisfying

11 Mei 2021
Snail Truecica Miracle Repair Serum mojok

Review Snail Truecica Miracle Repair Serum, Manfaat Sesuai Klaimnya

11 September 2020
Facial Treatment bagi Saya Seperti Membayar untuk Disakiti terminal mojok.co

Menghilangkan Jerawat Membandel Dengan Cara Menikah

23 Juni 2019
Cara Anti Mainstream biar Nggak Males Pakai Skincare terminal mojok

Cara Antimainstream biar Nggak Males Pakai Skincare

9 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.