Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Sebuah Curhatan Mahasiswi : Perilaku yang Saya Benci Dulu Adalah Perilaku Saya Sekarang

Siti Nur Azizah Fitriani Akbar oleh Siti Nur Azizah Fitriani Akbar
11 Juni 2019
A A
dulu saya

dulu saya

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu saya sangat sebal dengan muda-mudi yang selalu berbicara tentang cinta, cinta, dan cinta. Padahal hidup ini bukan hanya tentang ketertarikan romantis pada lawan jenis. Bagaimana Indonesia bisa maju jika pikiran generasi mudanya cuma berkutat pada hal-hal yang berkaitan dengan roman picisan?

Bandingkan dengan negara-negara lain yang mayoritas anak-anak mudanya sudah memikirkan bagaimana membuat robot, mengembangkan aplikasi yang akan membantu banyak orang, menuliskan buku yang menginspirasi, dan lain-lain. Saya tidak menafikan kalau ada pemuda-pemudi Indonesia yang berkarya untuk negeri ini. Sayangnya, jumlahnya tidak sebanyak muda-mudi yang suka ngomong tentang cinta melulu.

Untungnya—dulu—saya berbeda dengan mereka. Saya memiliki keresahan tentang banyak hal di negeri ini. Saya resah terhadap sistem pendidikan Indonesia yang mengakibatkan 80% mahasiswa/i merasa salah jurusan. Saya resah terhadap penegakan HAM yang belum tegak. Saya resah terhadap banyaknya praktik kongkalikong di negeri ini. Saya resah melihat banyaknya orang miskin di negeri yang kaya akan sumber daya alamnya ini.

Keresahan-keresahan tersebut membuat saya ingin berkontribusi. Langkah awal yang saya bisa lakukan adalah berkontribusi lewat tulisan—karena saya yakin tulisan dapat menggerakkan kita. Oleh karena itu, saya menulis mengenai keresahan-keresahan itu beserta sedikit solusi yang mungkin bisa membantu. Saya mengirimkan tulisan-tulisan ke website UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang saya ikuti, koran kampus, hingga ke berbagai platform menulis online. Tanggapan para pembaca sangat bagus—saya benar-benar jadi bersemangat 45!

Namun, semangat menulis itu menurun drastis saat saya sadar bahwa saya sedang mengalami ketertarikan romantis pada seseorang. Sebenarnya, bukan semangat menulis yang menurun. Saya masih semangat menulis, tapi hanya seputar dia saja. Ya, saya tidak lagi bersemangat menulis tentang ‘hal-hal besar’. Saya sedang malas menulis untuk berkontribusi—toh saya tidak memikirkan keresahan mengenai negeri ini. Saya hanya ingin menumpahkan isi pikiran saya tentang dia, dia, dan dia. Isi otak saya penuh dengan dia.

Saya pun mulai menulis tentang dia di blog pribadi saya. Tulisan pertama saya tentang dia adalah kekaguman saya padanya saat melihat dia ngobrol asyik dengan pengemis dan tukang sapu jalanan. Di saat mahasiswa-mahasiswa lain hanya melewati mereka, dia malah mengajak mereka berbincang. Bagi saya, pemandangan itu menarik. Ia adalah mahasiswa yang tidak eksklusif pada kaum marjinal.

Setelah itu, tulisan-tulisan di blog saya makin banyak. Intinya, setiap saya berinteraksi dengannya baik langsung maupun daring, saya selalu menuliskannya. Bahkan, dialog saya dengan dia pun saya tuliskan. Saya mulai gila.

Kegilaan saya tidak berhenti sampai di situ. Saya pernah mengikuti workshop digital marketing selama 1 minggu bersama dia. Nah, di workshop tersebut, ada banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan. Saya pun berencana untuk menuliskan ilmu baru tersebut di blog. Saya ingin mengamalkan kata bijak Imam Syafi’i.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Panduan Singkat Menjadi Setia Selama KKN agar Terhindar dari Konflik yang Tak Perlu

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang

Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja

 

Alih-alih menuliskan ilmu yang saya dapatkan, saya malah menulis tentang obrolan kami selama di workshop tersebut. Saya menganggap hal itu terlalu urgent untuk dituliskan. Bayangkan, saya mengorbankan ilmu digital marketing yang sangat menunjang kehidupan saya demi menuliskan interaksi kami berdua. Padahal saya tahu dia suka seseorang—tapi mirisnya, seseorang itu bukan saya. hiks.

Saya pun mulai berkontemplasi. Mana diri saya yang dulu? Saya yang sangat getol ingin berkontribusi untuk negeri ini. Saya yang suka menulis demi menggerakkan orang banyak. Saya yang eneg sekali melihat muda-mudi tergila-gila karena cinta dan mengabaikan hal-hal penting. Bodohnya, perilaku yang saya benci dulu adalah perilaku saya sekarang. Saya memikirkan dia, dia, dan dia. Saya membaca berulang-ulang chat kami berdua. Hei, saya benci ini!

Kembali ke jalan ninja saya yang dulu adalah hal yang tepat. Saya harus kembali menuliskan ide-ide besar untuk Indonesia. Tidak hanya menulis, saya akan mengeksekusinya. Ada banyak sekali program Kemenristekdikti yang mendanai ide-ide mahasiswa untuk diwujudkan. Semakin lama menjadi mahasiswa, semakin saya tahu celah-celah untuk berkontribusi pada negeri ini dengan memanfaatkan status kemahasiswaan.

Lalu bagaimana dengan dia dan ketertarikan romantis terhadapnya? Tenang saja—saya tidak akan menjauhinya. Saya akan tetap berteman baik dengannya. Jika ujung-ujungnya dia suka saya dan saya—masih—suka, saya yakin kami bisa jadi pasangan yang berkontribusi untuk negeri ini. Pasalnya dia juga sama dengan saya—sama-sama memiliki keresahan-keresahan seputar isu sosial, politik, ekonomi, pendidikan. Inilah yang membuat saya tertarik padanya.

Kalau ujung-ujungnya dia tetap tidak suka saya—ya sudah. Saya selalu mengingat lirik ini, “If you love someone, set them free. You can’t control an independent heart.” Saya akan tetap berteman baik dengannya dan move on. Saya ingin menemukan orang lain yang sefrekuensi dengan saya dan bisa diajak melakukan kegiatan volunteering hingga ke pelosok negeri. Doakan saya segera menemukan the one itu ya! hehe.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: asmaraCurhathubunganSJW
Siti Nur Azizah Fitriani Akbar

Siti Nur Azizah Fitriani Akbar

Mahasiswi yang rajin, tapi lebih banyak mager.

ArtikelTerkait

soal finansial

Sudahkah Terbuka Soal Finansial dengan Pacar?

15 Oktober 2019
indomie

Menobatkan Diri Sebagai Penyuka Indomie Itu Tidak Sulit

2 Agustus 2019
pelacur

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!

5 Agustus 2019
menye-menye

Alih-Alih Jadi Pejuang Cinta, Nggombal Pakai Kalimat yang Menye-Menye Itu Menjijikkan, Mas!

27 Agustus 2019
takmir kampus

Tugas Takmir Kampus yang Jarang Diketahui Orang

6 Agustus 2019
istri yang melayani suami

Ingin Istri Terlihat Selalu Menawan, Tapi Hampir Tiada Satu pun yang Diusahakan

4 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.