Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sebagai Muslim, Saya Risau karena Banyaknya Bangunan Masjid

Muhammad Dzal Anshar oleh Muhammad Dzal Anshar
9 Maret 2021
A A
Sebagai Muslim, Saya Risau karena Banyaknya Bangunan Masjid mojok.co/terminal

Sebagai Muslim, Saya Risau karena Banyaknya Bangunan Masjid mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Tenang, saya bukan aktivis lintas agama yang sedang membela hak kaum minoritas yang terganggu dengan suara azan masjid yang berkumandang lima kali sehari. Saya juga bukan antek Islam liberal yang sedang berusaha mendisrupsi semangat syiar Islam. Saya bukan siapa-siapa, hanya orang awam yang sedang mengemukakan pandangannya mengenai bangunan masjid.

Beberapa hari yang lalu, dosen saya, menceritakan pada saya tentang proses pengerjaan masjidnya yang sudah hampir rampung, sisa melengkapi bagian interior dengan kaligrafi ayat Al-Qur’an dan tulisan “Allah” tiga dimensi berukuran besar yang ditempel di bagian dinding depan.

Dia bertanya apakah saya punya kenalan ahli kaligrafi dinding dan pembuat tulisan tiga dimensi, seperti yang dimaksud. Dia ini ingin memastikan masjid yang dibangun dengan dana pribadinya itu berdiri dengan kualitas tinggi, baik material kasarnya maupun tampilannya. Dia bahkan mengaku bahwa keramik yang digunakan di bangunan masjid itu lebih baik dari lantai rumahnya.

Saya pun melanjutkan pembicaraan dengan menanyakan tentang masjid lain yang telah berdiri lebih dulu dan cukup dekat dengan bangunan masjid itu, “Tambah sepimi itu masjid yang satu pak?” *logat Makassar* Kami sedikit tertawa dan dia menjawab, “Memang sekitar situ belum ada mesjidnya.”

Sebuah jawaban yang membuat saya merenung, jika memang seperti yang saya maksud, jarak masjid lama dan masjid baru itu kurang lebih hanya 1 km. sebuah jarak yang menurut saya masih terlalu rapat, apalagi untuk ukuran daerah pedesaan.

Kamu mungkin masih bertanya-tanya, lalu apa yang membuat saya risau?

Oke, mari saya jelaskan. Jadi begini, bukankah tujuan utama didirikannya masjid adalah agar kita bisa menunaikan salat secara bersama-sama? Semakin banyak yang datang, maka semakin baik, memang itu semangatnya. Bahkan salah satu yang membuat mengapa salat berjamaah memiliki keutamaan 27 derajat lebih baik dibanding salat sendiri di rumah adalah karena adanya unsur silaturahim yang terjalin, setiap kali kita datang menunaikan shalat di masjid. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Rasul.

Di masa Rasul, selain sebagai bentuk eksistensi dan penegasan identitas Muslim, salah satu alasan mengapa salat berjamaah di masjid sangat ditekankan adalah karena kegiatan salat berjamaah dijadikan sebagai media untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan diantara sesama Muslim. Setelah salat berjamaah akan terbuka peluang adanya perbincangan terkait persoalan umat ataupun permasalahan pribadi yang dihadapi oleh para sahabat dalam kehidupan sehari-hari sebagai Muslim.

Baca Juga:

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

4 Perbedaan Ibadah di Masjid Indonesia dan Turki, Salah Satunya Pakai Sepatu ke Tempat Wudu

Bukankah, seperti itulah yang dicontohkan oleh orang tua kita dahulu? Saya masih ingat saat masih kecil dulu, saat dimana saya salat “hanya” untuk memberikan pahalanya pada ayah dan ibu. Saya biasa menyaksikan para orang tua setelah salat berjamaah, akan tinggal berbincang, baik di luar maupun di dalam bangunan masjid.

Membentuk forum diskusi, membahas soal padi atau jagung di sawah yang tidak lama lagi panen, atau bertukar pikiran tentang racun dan pestisida apa yang ampuh mengusir hama. Meskipun lebih banyak soal duniawi, tapi setidaknya masjid menjadi ajang bagi mereka untuk memupuk kebersamaan dan persaudaraan. Lagi pula kita baru saja menunaikan salat, tak ada salahnya kembali sibuk dengan urusan perut.

Lalu dengan menjamurnya bangunan masjid baik di kota maupun di desa, otomatis jamaah akan terpecah, mereka masing-masing akan memilih masjid tertentu. Entah dengan alasan jarak yang lebih dekat atau mungkin fasilitas AC dan kondisi ruangan yang lebih nyaman digunakan untuk salat. Seorang Muslim yang harusnya dan sebelumnya bisa berjumpa dan bersilaturahmi di masjid yang sama setiap kali menunaikan salat berjamaah, selanjutnya akan berkurang intensitasnya atau bahkan terhenti begitu saja.

Lebih parah jika sampai ada yang berbeda masjid dengan alasan yang satunya membaca “basmalah” pada surah Al-Fatihah dengan suara jahr (dikeraskan) sementara di masjid yang satunya tidak. Seperti yang pernah saya temukan, atau dengan alasan mazhabiy atau furu’iyyah lainnya.

Sungguh ironi, masjid dan salat berjamaah yang seharusnya menjadi tempat berkumpul dan memupuk kebersamaan, justru dijadikan sebagai sarana untuk membedakan satu sama lain. Mereka berkumpul untuk memisahkan dan bersama untuk membedakan.

Kalaupun memang saudara punya uang lebih untuk membangun masjid, apa salahnya memperbaiki dan memperindah masjid yang sudah ada. Jika dianggap sudah tak mampu menampung jamaah, bagaimana kalau masjidnya diperluas atau dibangun lantai bertingkat? Tentu ini lebih baik dan tidak merisaukan.

BACA JUGA Jangan Usir Anak-Anak yang Bermain di Masjid dan tulisan Muhammad Dzal Anshar lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2021 oleh

Tags: IbadahMasjid
Muhammad Dzal Anshar

Muhammad Dzal Anshar

Orang lapar, disayang Tuhan.

ArtikelTerkait

pakai masker di masjid terminal mojok

Video Viral Pengurus Masjid di Bekasi yang Usir Bapak-bapak Salat Pakai Masker Bikin Saya Terkagum-kagum

3 Mei 2021
Anak Kos Nggak Usah Khawatir, Ini 5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis terminal mojok

5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis, Anak Kos Nggak Usah Khawatir!

5 November 2021
Menebak 6 Karakter Seseorang Dilihat dari Tempatnya Menangis

Menebak 6 Karakter Seseorang Dilihat dari Tempatnya Menangis

21 November 2019
Menyoal Larangan Tidur di Atas Karpet Masjid, tarawih

Mengenang Asyiknya Tarawih dari Satu Masjid ke Masjid Lainnya

15 Mei 2020
Punya Kawan Marbot Masjid Adalah Kemewahan Paling Mudah, Murah, plus Berkah terminal mojok.co

Jangan Usir Anak-Anak yang Bermain di Masjid

24 Mei 2019
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah

12 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.