Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Sunni, Bapak Saya Syiah dan Kami Rukun

Husen Mulachela oleh Husen Mulachela
1 September 2020
A A
sunni syiah ajaran islam mencapur ajaran islam mazhab agama islam terminal mojok.co

sunni syiah ajaran islam mencapur ajaran islam mazhab agama islam terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagian besar orang yang saya temui akan mencecar saya dengan rentetan pertanyaan ketika mengetahui bapak saya menganut ajaran Syiah, saya Sunni, sedangkan kakak dan ibu saya Susi (julukan yang kami buat sendiri untuk orang yang mencampur ajaran Sunni Syiah dalam beribadah). Mulai dari tata cara beribadah sampai hubungan personal antaranggota keluarga tak luput dari rasa keingintahuan mereka terhadap saya.

Tak jarang juga pertanyaan-pertanyaan itu berkonotasi menguatkan stigma terhadap buruknya ajaran Syiah yang mereka dengar dari satu mulut ke mulut lainnya. Saya nggak bisa memuaskan setiap pertanyaan dengan jawaban cemerlang. Bagaimana pun pengetahuan saya tentang agama juga masih tipis. Tapi setidaknya saya bisa sedikit membagi cerita soal perbedaan kami, tentang Sunni Syiah yang bisa rukun dan tinggal serumah.

Bapak saya sudah menerapkan ajaran Syiah selama lebih dari 16 tahun. Awalnya, ibu dan kakak-kakak saya merasa risih dengan perbedaan di antara kami. Terlebih saat bapak mulai sering menjejali kami dengan ceramahnya yang terkesan membenarkan ajaran Syiah. Perbedaan ajaran dalam satu keluarga jadi sesuatu yang aneh pada saat itu. Rasanya seperti kami dipaksa untuk kembali mempertanyakan kebenaran ajaran yang telah kami praktikan secara turun-temurun karena masuknya ajaran baru dalam keluarga.

Di masa awal bapak saya mendalami ajaran Syiah, ia cenderung berperilaku “keras”, sampai-sampai saya dan kakak-kakak saya harus mengurung diri dalam kamar kala beribadah dengan cara Sunni. Cara ini juga kami lakukan untuk sekadar menghindari bertatap muka dengan bapak. Pasalnya, setiap bapak pulang kerja, suasana rumah seketika jadi mencekam dan kami harus menimbang dengan baik setiap tindakan dan ucapan yang akan kami lontarkan agar tak jadi soal.

Saya masih ingat tragedi yang terjadi saat Ramadan beberapa tahun lalu. Waktu itu saya masih SD. Selepas azan Magrib, saat saya dan kakak-kakak saya tengah berbuka puasa dan bapak baru pulang kerja, ia tiba-tiba marah besar. Tak perlu saya deskripsikan secara detail apa saja yang terjadi saat itu. Intinya, bapak marah karena menurut ajaran Syiah waktu berbuka puasa bukan ditentukan dari azan Magrib, tetapi saat langit sudah benar-benar gelap. Sontak kami berhenti mengunyah, mengambil air wudhu dan menunaikan salat Magrib. Ya, cara aman untuk kabur dari konflik. Padahal, kalau dipikir-pikir mau kabur dengan cara apa pun, toh puasa kami sudah batal saat itu.

Namun, seiring berjalannya waktu dan bapak mulai menua, emosinya saat melihat kami beribadah dengan cara yang kami anggap benar sudah mulai bisa ia sikapi dengan dewasa. Walaupun, terkadang ia masih saja berceramah kecil-kecilan dan sulit untuk kami bantah. Tapi, yang terpenting kami masing-masing bisa beribadah dengan nyaman.

Bertahun-tahun kemudian, kami pun mulai bisa menerima perbedaan itu. Bahkan, perbedaan ajaran yang dianut bapak berhasil membuat kami penasaran, sebenarnya ajaran seperti apa yang dipelajari dan dipraktikan bapak sampai rela meninggalkan ajaran yang ia anut sebelumnya untuk beralih ke Syiah. Kami mulai mencari tahu, mengikuti beberapa pengajian dan semacamnya untuk memuaskan hasrat penasaran kami. Ini kami lakukan tanpa paksaan.

Seiring bertambahnya wawasan kami tentang Syiah, kakak-kakak dan ibu saya mulai membuka diri dan bahkan ikut mempraktikkan beberapa ajaran Syiah yang menurut mereka “masuk akal”.

Baca Juga:

Rukun Iman Ada 6, Wajib Dipelajari Umat Muslim

Saya Dituduh Antek Syi’ah karena Tinggal di Iran

Bahkan, setiap 10 Muharram kami sekeluarga rutin mengikuti peringatan Asyura (memperingati kematian Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW) di suatu tempat tersembunyi di kampung yang tak jarang menjadi sasaran kritikan warga setempat. Tak jarang juga acara tiba-tiba berpindah lokasi atau bahkan dibatalkan lantaran tak mendapat izin RT atau warga sekitar.

Peringatan 10 Muharram Syiah yang disebut-sebuat diwarnai ritual melukai diri sendiri itu nyatanya tak terjadi pada kami. Di acara itu, kami hanya mendengar lantunan ayat suci Al-quran, dan ceramah yang disertai cerita sejarah kelahiran hingga meninggalnya Imam Hussein di padang Karbala. Syahdan, menutup acara dengan makan bersama, dan pulang ke rumah masing-masing dengan selamat tanpa mengalami cedera dan luka-luka.

Saya tidak memungkiri, memang di beberapa belahan negara lain, peringatan tersebut turut diwarnai aksi melukai diri sendiri. Tapi bahkan bapak saya pun tidak membenarkan ritual itu. Entahlah, barangkali itu Syiah versi berbeda. Toh, kelak di akhir zaman umat muslim bakal terpecah jadi puluhan golongan.

Ya, begitulah, sampai sekarang bapak saya masih Syiah, kakak-kakak saya Susi, dan saya Sunni. Perbedaan itu sudah tak lagi jadi soal. Yang terpenting, kami muslim dan terikat dalam hubungan keluarga. Toh, sesama muslim adalah saudara jadi kami saudara kuadrat.

Perbedaan itu juga mengajarkan saya untuk tidak menghakimi orang berdasarkan pendapat orang lain sebelum melihatnya dengan mata sendiri dan observasi lebih lanjut. Dan kalau perbedaan itu tidak membawa kerugian untuk saya, ya sudah, buat apa dipermasalahkan. Toh, setiap orang punya proses yang berbeda dalam mencari dan menemukan kebenaran.

Sumber gambar: Wikimedia Commons.

BACA JUGA Melihat Bagaimana Sinetron Indonesia Mencekoki Kita dengan Budaya Patriarki atau tulisan Husen Mulachela lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 September 2020 oleh

Tags: ajaran Islamsyiah
Husen Mulachela

Husen Mulachela

ArtikelTerkait

Tidak Turunnya UKT Adalah Misi Membuat Kampus Kaya, Mahasiswa Sengsara terminal mojok.co

Belajar Kesalehan Sosial dari Naruto

2 Mei 2020
sunni syiah debat mojok

Beberapa Argumen Lemah yang (Sayangnya) Sering Digunakan untuk Menyerang Syiah

3 September 2020
syiah indonesia muslim sunni mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Syiah di Indonesia

7 Oktober 2020
di toko buku

Di Toko Buku, Syiah-Sunni dan Komunis-Fasis Tak Pernah Saling Bertengkar

3 Juli 2019
Hal-Hal Ini Bakal Kamu Rasakan Jika Menjadi Muslimah yang Menjaga Hijab

Hal-Hal Ini Bakal Kamu Rasakan Jika Menjadi Muslimah yang Menjaga Hijab

18 November 2019
bahan Jilbab Ternyata Bisa Dimaknai Sebagai Perlawanan

Jilbab Ternyata Bisa Dimaknai Sebagai Perlawanan

1 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.