• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Pergi ke Museum yang Guide-nya Membosankan agar Teman Lepas dari Masalah

Riyanto oleh Riyanto
3 November 2020
A A
museum blog storyteller guide mojok

museum blog storyteller guide mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Teman saya adalah seorang guide sebuah museum di Jogja. Istilah kerennya sih storyteller gitu, soalnya guide di museum itu wajib menjelaskan setiap sejarah dari barang koleksi seperti sedang mendongeng agar pengunjung merasa antusias.

Nah, suatu ketika, teman saya merasa nggak kuat dengan tekanan pekerjaan di museum tersebut dan mengundurkan diri satu bulan sebelum kontrak habis. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya, teman saya ini diminta membuat dua puluh blog tentang museum itu. Selama dua puluh blog itu belum jadi, ijazahnya bakal ditahan.

Lucunya, sudah setahun lebih, teman saya ini belum juga bikin blog satu pun. Sampai akhirnya dia tau kalau saya sering nulis dan punya blog pribadi juga, dia meminta tolong saya untuk bikin dua puluh blog dengan artikel di satu blog minimal ada satu. Jadi artinya saya kudu nulis dua puluh artikel tentang museum tempatnya kerja dulu sekaligus desain masing-masing blognya, dan tentu saja kudu mempelajari museum tempat kerjanya dulu buat bahan tulisan.

Whelaaa, dua puluh tulisan itu bukanlah angka yang sedikit. Memang sih rata-rata saya nulis dua puluhan tulisan per bulan, tapi itu dalam rangka mengejar poin di Terminal Mojok. Jadi kalo saya kudu nulis dua puluh tulisan sekaligus mendesain blog untuk teman saya, artinya saya bakal terancam nggak bisa nulis buat Terminal Mojok. Itu adalah sebuah keputusan yang sangat berat, antara mementingkan uang tambahan dari Terminal Mojok atau membantu teman yang sedang kesusahan.

Pada akhirnya, setelah merenung berhari-hari, saya memutuskan membantu teman saya ini. Asem tenan perasaan selalu iba kalo ada temen kesusahan itu. Tapi, ya gimana lagi, wong ada temen minta tolong, ya saya kudu bantu kalo bisa. Toh bagi saya kalo bikin tulisan tentang museum ya kayaknya cuma gitu-gitu aja, tinggal cari beberapa referensi, lantas eksekusi. Jadi kayaknya bisa deh tetep nulis di Terminal Mojok sekaligus nulis buat museum. Wagilaaa, berarti saya kudu nulis empat puluh tulisan dalam satu bulan? Halah, ben. Itung-itung ngetes batas kemampuan.

Tapi, saya nulis nggak mau sekadar gratisan gitu aja dong. Jadi saya minta temen saya buat beliin salah satu sepatu lokal pabrikan Bandung yang emang dari dulu saya incer. Dia setuju, dan perjanjian dibuat.

Suatu sore saya diajak ke museum tempat kerjanya dulu dan diajak muter-muter liatin koleksi, lengkap dipandu dua storyteller yang sialannya nggak asik sama sekali. Dua mbak-mbak yang memandu saya hanya nunjukin jalan sambil nyebutin nama benda-benda koleksi, padahal nama dari masing-masing benda koleksi itu sudah tertera di samping setiap benda. Alhasil saya setengah hati mengikuti tur di museum itu, sambil sesekali mengambil gambar tentang cerita-cerita yang tertulis di beberapa bagian.

Selesai tur yang menjemukan itu, saya baru menyadari sesuatu. Ternyata saya nggak sebatas kudu nulis tentang museumnya, tetapi sejarah-sejarah dari segala sesuatu di museum itu. Sebagai informasi, museum itu menyimpan segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah pulau Jawa, mulai dari pembentukan pulau Jawa di masa lalu, migrasi besar-besaran ke pulau Jawa, sampai ke penyebaran kerajaan-kerajaan di pulau Jawa. Artinya, saya kudu nulis tentang sejarah. Sialan, ngeri juga. Kalau ada penulis Terminal Mojok yang jago nulis sejarah itu bukan saya, melainkan Prabu Yudianto.

Tapi, ya gimana, saya sudah menyetujui membantu teman saya, jadi ya mau nggak mau saya bakal membaca banyak sejarah pulau Jawa untuk membuat tulisan saya. Sebenarnya, apa yang tersaji di museum itu nggak ada yang baru sama sekali. Samar-samar saya ngerti proses pembentukan pulau Jawa, ngerti penelitian manusia purba di pulau Jawa, ngerti kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, dan beberapa informasi yang juga ada di museum itu. Urusan nulis artikelnya juga masih bisa diatur, tetapi yang justru bikin saya mangkel adalah pengalaman berada di museum itu. Asli, ya pantes saja kalo makin banyak yang males ke museum kalo guide-nya nggak seru gitu. Teman saya, yang mantan guide di museum itu, juga menyayangkan kualitas guide saat ini. Bahkan dia sering iseng nanya ini nanya itu, dan dua mbak-mbak yang mandu kami itu plongah-plongoh nggak tau.

Yaudah lah, saya mulai merancang dua puluh tulisan yang akan saya kerjakan. Lucunya, selama nulis saya justru merasa bersalah. Saya tau kalo dua puluh blog itu akan digunakan sebagai sarana promosi museum, dan tulisan-tulisan tentang sejarah yang saya buat digunakan sebagai pemancing pengunjung agar datang. Tetapi, jika ternyata tulisan saya berhasil menarik pengunjung buat datang, dan ternyata pengalaman pengunjung selama di museum justru seperti pengalaman saya yang nggak puas, kan saya sebagai penulis yang akan disalahkan. Ah, sebaiknya pihak museum segera mengedukasi para guide agar nggak mbosenin dan cuma berperan sebagai penunjuk jalan itu.

BACA JUGA Sebaiknya, Jas Hujan Berjenis Ponco Tidak Digunakan Pengendara Motor Lagi dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2020 oleh

Tags: blogguidemuseumstoryteller

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Panduan Liburan Praktis ke Museum Manusia Purba Sangiran Terminal Mojok

Panduan Praktis Liburan ke Museum Manusia Purba Sangiran

25 Desember 2022
Guide Julian Mobile Legends: Pahami Kebutuhan Tim, Auto Mythical Glory

Guide Julian Mobile Legends: Pahami Kebutuhan Tim, Auto Mythical Glory

27 Mei 2022
3 Museum yang Wajib Kamu Kunjungi ketika Liburan ke Bandung terminal mojok

3 Museum yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Liburan ke Bandung

31 Oktober 2021
Bukan Blogspot atau Wordpress, Mywapblog Adalah Tempat Pertama Kali Saya Menulis di Internet terminal mojok.co

Bukan Blogspot atau WordPress, Mywapblog Adalah Tempat Pertama Kali Saya Menulis di Internet

4 Mei 2021
Mengintip Perbedaan Blogger Indonesia Zaman Dulu dan Zaman Sekarang Terminal Mojok

Mengintip Perbedaan Blogger Indonesia Zaman Dulu dan Zaman Sekarang

31 Desember 2020
pengalaman saya ngeblog pasang google adsense dan dapat uang dari sana mojok.co

Pengalaman Masang Google AdSense di Blog dan Dapet Recehan dari Sana

6 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Positif Kena Covid-19 sebagai Ujian Hidup Dadakan

pemuda kasmaran spare parts motor jadul lubang jalanan mojok

Beli Spare Parts Imitasi Itu Adalah Pemborosan yang Tertunda

Pelamar kerja sogokan hrd recruiter mojok

Disogok oleh Pelamar Kerja Adalah Hal Terkonyol yang Pernah Saya Alami sebagai Recruiter



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .