Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Kasih Tahu, Anime Terbaik Itu JoJo’s Bizarre Adventure

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
3 Juli 2020
A A
jojos bizarre adventure
Share on FacebookShare on Twitter

Saya tergerak ketika membaca tulisan yang menobatkan Attack on Titans adalah anime terbaik. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan menobatkan manga shonen tersebut ke dalam tempat terhormat. Namun, menjadi salah ketika harus menunggu anime ini dari satu season ke season lain. Ibarat menunggu keadilan di negeri ini, alias lama sekali.

Layak sih jelas layak. Suka-suka penulisnya juga, sih. AoT pun menarik lantaran premis yang diusung, yakni konflik antar ras dan kelas yang dilibatkan di dalamnya. Nggak sekadar titan-titanan saja. Kemudian, muncul tulisan yang mendewakan Boku no Hero sebagai anime yang lebih baik lantaran soundtrack, ganti studio dan perkara lainnya. Pun, bebas-bebas saja, sesuka penulisnya.

Ya, ketimbang anime kejar tayang macam Black Clover atau…wah, saya nggak berani menyebutnya. Atau ketimbang anime penuh filler dan merusak esensi dari cerita sebelumnya. Padahal, sudah melegenda dan megah, sebelum sang mangaka menitahkan asistennya untuk melanjutkan kisah si anak tokoh utama. Jelas, Aot dan BnH itu baik. Baik lho, ya, bukan terbaik.

Sebenarnya kalau mau meng-vis a vis-kan keduanya, ya cocok juga lantaran keduanya berdemografi sama, yakni shonen. Tapi kalau menyematkan kata “paling” apa lagi “terbaik”, itu berarti menyentuh seluruh taget demografi anime baik itu shonen, shoujo, seinen dan josei. Juga perihal genre, mau itu aksi, romanda, komedi, isekai, petualangan fantasi, drama, misteri, harem, ecchi maupun slice of life.

Dan baik itu AoT atau BnH, menurut saya belum layak masuk kategori “terbaik”. Bagus ya jelas bagus, menarik pun juga, premisnya keren tentu saja. Namun masih jauh lantaran masih banyak tembok kokoh lain semisal Fullmetal Alchemist, Cowboy Bebop, Neon Genesis Evangelion, dan tentunya JoJo’s Bizarre Adventure.

JoJo’s Bizarre Adventure adalah anime terbaik di mata saya. Nggak bakal saya menyematkan “no debat” karena kalian yang nggak setuju dan mau marah-marah ya silakan saja. Namun, sebelum marah-marah di kolom komentar, baca dulu penjelasan saya mengapa JoJo’s Bizarre Adventure saya tempatkan dalam daftar teratas.

Jojo karya Hirohiko Araki ini tak pernah lekang oleh waktu. Dan memang ceritanya disajikan untuk itu. Kerennya, anime ini dibintangi oleh delapan karakter utama yang berbeda latar waktu, jaman, keadaan dan kondisi. Mereka berjarak kurang lebih sekitar 100 tahun. Yang membuat menarik apa? Cara Araki menempatkan dasar cerita.

Jojo mengudara pertama (dalam manga) ketika tahun 1987. Dan dijaman itu, karakter-karakter sangat digilai dengan kekuatan bela diri. Goku contohnya, mengembara dalam Dragon Ball bersama dengan pertempuran fisik yang menawan. Pun Jojo dalam season pertama, Phantom Blood, melebur ala jamannya. Walau ada fantasi semisal jadi vampire, namun Jojo juga mengedepankan seni bela diri. Salah satunya adalah ripple, agar kuat bertemu cahaya matahari.

Nah, Araki Sensei pun mengembangkan sebuah kekuatan bernama Stand. Yakni sebuah personifikasi tubuh yang meningkatkan kekuatan. Muncul dalam season Stardust Crusaders, konon unsur ini menjadi tonggak sejarah pergeseran dunia manga aksi dari arah action-martial arts, kini menjadi punya semacam gaman atau jurus-jurusan yang digandrungi. Araki Sensei tentu bukan cenayang, namun ia biasa membaca arah konsumsi manga pada era selanjutnya.

Lantas para antagonisnya yang benar-benar membuat saya terpukau. Tujuan mereka nggak main-main, namun juga nggak dijadikan pijakan lelucon juga. Tujuan para antagonis ini berdasar dan banyak yang kesampaian mimpi-mimpinya. Bayangkan saja, nggak ada semisal twist musuh jadi taubat hanya setelah dibacoti saja. Atau musuh itu ternyata baik, dia menjadi jahat karena orang baik yang tersakiti. Nggak, nggak ada yang begitu-begituan dalam anime ini.

Menurut saya pribadi, bagusnya sebuah anime tidak mutlak dari seberapa keren soundtrack-nya saja. Walau terkadang, bagusnya sebuah lagu pengisi menaikan mood ketika menonton adegan per adegan. Namun, 40 persen penilaian itu diambil dari bagaimana sebuah anime gerakannya itu menjadi berarti. Tidak hanya seperti gambar berformat gif. Saya setuju jika ada yang mengatakan beberapa studio anime bisa mewujudkan sebuah gambar yang berarti. Ada pula yang hanya mengincar pendapatan saja dan hasilnya…ya, begitulah.

50 persen ditentukan dari seberapa berhasil sebuah anime mengimplementasikan maksud-maksud sang mangaka yang dituangkan dalam goresan tiap lembar kertas menjadi gugusan gambar. Ketika versi anime bisa menyampaikan hal-hal prinsipil tersebut, itu adalah puncak ternikmat dalam menonton sebuah anime. JoJo’s Bizarre Adventure adalah contoh baiknya.

Sisanya dari itu semua ya tetek bengek semisal soundtrack dan selera. Sungguh, dalam menonton anime, entah mengapa saya nggak percaya konsep selera. Kadang saya bisa larut ketika menonton anime romance padahal blas-blaso saya kurang suka ketika baca manga genre romance. Kok ya bisa gitu lho, ketika menonton anime hal besar berupa “selera” bisa berubah sangat nyata. Pun, saya juga bisa mbatin “hah, apasih” kepada suatu anime shonen, padahal versi manga bagus sekali. Kembali lagi, 90 persen itu adalah mutlak.

Dan JoJo’s Bizarre Adventure bisa memuaskan saya akan 90 persen syarat tersebut. Lantas, apakah Jojo melengkapi 10 persen dari hal di luar teknis anime? Oh, tentu. Jojo adalah kultur pop Jepang yang disukai segelintir orang saja, namun entah kenapa makin banyak tiap tahunnya. Ia juga tumbuh subur di jagad sosial media. Nggak percaya? To be continued meme itu bersumber dari anime ini. Bahkan, ada pertanyaan template satir seperti “is that a Jojo reference?” karena saking banyaknya meme yang bersumber dari Jojo.

Entah itu entitas dan kausalitas berupa waktu atau pengalaman, menentukan yang terbaik itu susah. Saya setuju jika AoT dan BnH adalah anime yang baik. Terlepas mereka masuk generasi apapun, demografi apapun dan genre apapun. Namun, dengan segala hormat, jika menyandang terma “terbaik”, saya rasa JoJo’s Bizarre Adventure adalah anime yang paling mendekati.

Sumber gambar: Jojo’s Bizarre Sound Design Twitter.

BACA JUGA No Debat! One Piece Lebih Baik daripada Naruto dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 3 Juli 2020 oleh

Tags: JoJo's Bizarre Adventure
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bakpia Jogja Itu Overrated, Siap-siap Saja Dilibas Pia Kering Malang yang Menang dari Segala Aspek!

Bakpia Jogja Itu Overrated, Siap-siap Saja Dilibas Pia Kering Malang yang Menang dari Segala Aspek!

13 Juli 2025
4 Lumpia Semarang yang Bikin Kecewa Wisatawan, Jangan Dibeli

4 Lumpia Semarang yang Bikin Kecewa Wisatawan, Jangan Dibeli

11 Juli 2025
Pengalaman Menggunakan Samsung S21+ Selama 2 Tahun Bikin Saya Yakin Mending Beli Flagship Seken ketimbang Hape Midrange Baru hape samsung saber line samsung a06 5g

Samsung Galaxy A06 5G, HP Murah yang Nggak Laku padahal Bagus Banget

15 Juli 2025
Kisah Pilu Kudus-Semarang: Macet 4 Jam Akibat Banjir Rob yang Tak Kunjung Ditangani dan Terkesan Dianggap Sepele

Kisah Pilu Kudus-Semarang: Macet 4 Jam Akibat Banjir Rob yang Tak Kunjung Ditangani dan Terkesan Dianggap Sepele

14 Juli 2025
Bandara YIA Megah, Kulon Progo Melarat, Aerotropolis Hanya Janji Manis Belaka

Bandara YIA Megah, Kulon Progo Melarat, Aerotropolis Hanya Janji Manis Belaka

11 Juli 2025
Pengalaman Menggunakan Samsung S21+ Selama 2 Tahun Bikin Saya Yakin Mending Beli Flagship Seken ketimbang Hape Midrange Baru hape samsung saber line samsung a06 5g

13 Tahun Menjadi Pengguna Samsung: Kadang Sebel, Kadang Sebel Banget, tapi Nggak Mau Pindah, Telanjur Sayang

10 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama
  • KKN Mending Dihapus Sekalian kalau Isinya Cuma Drama dan Programnya Gini-gini Aja
  • Pupuk Organik Buatan Sendiri Jadi Andalan di Tengah Krisis Bertani
  • 4 Dosa Warteg Mempermainkan Menu demi Untung Besar, tapi Bikin Kapok Pelanggan
  • Ironi Mahasiswa KKN: Merasa Berjasa Membangun Desa Orang tapi Tak Berguna di Desa Sendiri
  • Kisah Anak Penjual Soto yang Bisa Kuliah Gratis di UGM, Modal Berbakti pada Orang Tua dan Punya Segudang Prestasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.