Saya pernah menangis hanya karena nonton pertandingan sepakbola. Sebab, dini hari itu, klub kesayangan saya, Manchester United, kalah lagi dari Barcelona di final Liga Champions 2011, yang dua tahun sebelumnya juga bernasib sama. Saking sedih dan frustasinya, bocah yang masih 13 tahun saat itu, mengutuki wasit di laman Facebooknya. Lihat, bagaimana fanatisme fans klub tak mau mengakui kekalahan sehingga mencari-cari alasan.
Tapi, itu dulu. Saat Mbah Fergie belum pensi, kekalahan MU patutlah ditangisi. Beda dengan sekarang, sebab pas menang nggak kondang amat, tapi giliran kalah malu-maluin.
Seperti saat kekalahannya melawan Sheffield United di lanjutan Liga Inggris pekan ke-20 (27/01). Dapat berita ini, saya nggak kaget, sih. Bahkan saya sudah harap-harap cemas MU bakal kalah di pertandingan sebelumnya. Ya bagaimana lagi, terakhir ngrasain puncak 2013, dan baru tujuh tahunan kemudian menyinggahinya lagi. Itu pun cuma tiga minggu.
Maksud saya, mereka sudah kehilangan mental juara. Nggak bisa pertahanin posisi bagusnya gitu. Jadi, nggak perlu keterlaluan gembira pas menduduki puncak klasemen, pun nggak usah heran jika di tengah jalan mereka tergelincir dan turun dari sana. Toh, sang juru selamat kita semua, Bruno Fernandes, juga sudah memperingatkan untuk tetap andap asor di situasi tersebut.
Akan tetapi, yang paling nggemesin itu tetaplah rekan-rekan fans Manchester United, terutama yang ada di kontak Whatsapp saya, yang sesumbarnya kebangetan. Setiap MU menang, mereka sampai-sampai selalu bikin status betapa dinginnya di puncak. Meme-meme yang menggambarkan orang sedang kedinginan selalu saja dipasang pagi hari kalau semalam menang pada saat itu.
Lah sekarang, giliran Gusti ngijabahi ngebawain “api” kekalahan dari “kerak neraka” klasemen biar nggak kedinginan, pada kicep. Kehangatan mana lagi yang kalian dustakan, sobat?
Apalagi Manchester City yang memuncaki klasemen punya simpanan satu laga, ya ampun berat banget cobaan-Mu, Gusti Pangeran~
Kok rasanya kayak nggak ada secercah harapan buat juara tahun ini, ya? Harus menunda lagi, nih? Kalau begini mah masih mending ngikut puisinya Chairil Anwar yang bilang bahwa hidup hanya menunda kekalahan. Lah ini menunda juara liga. Jyan, uuuaaangeeeleeee~
Saya sebagai fans Manchester United tentu murung juga karena kalah dalam situasi menyenangkan begitu. Apalagi ini kalahnya dari tim yang selama sepuluh bulan nggak pernah menang di laga away. Meskipun saya nggak malu kayak mereka yang norak itu, sih. Kan saya nggak pernah omong besar pas MU lagi bagus. Namun, tetap saja orang-orang memandang fans Manchester United seperti kaum lelaki: semuanya sama saja di dunia ini. Ya saya juga jadi menerima akibatnya.
Tentu kalian punya teman yang jadi fans Manchester United dan kemaki juga. Kalau mau, tolong dong kasih tahu mereka bahwa semua orang norak akan diganjar malu pada waktunya. Gusti Allah nggak tidur, mereka saja yang ketiduran sampai lupa kalau stok kesialan jadi pendukung MU nggak bakal ada habisnya.
Saya ya heran gitu, padahal mereka sadar kalau jadi fans Manchester United itu berat. Harus punya mental yang kuat. Tapi, kok ya giliran pas di puncak masih tetap bisa haha hihi, pamer sana pamer sini. Dengan kata lain, kalau sudah sadar demikian kan sikap yang harus ditunjukkan bukanlah seperti itu. Melainkan tetap selow, bergembira sewajarnya, dan yang penting nggak kemaki.
Apa ya kalian masih kurang setelah sering dicekoki penderitaan oleh admin akun Manchester United Indonesia? Iya, admin yang ngguateli itu. Yang sering sesumbar pas menang dan bungkam saat kalah sehingga kalian kena juga batunya, dihina sana-sini.
Nah, mulai saat ini yuk kita, fans Manchester United sedunia, nggak usah sombong apabila Manchester United naik ke puncak lagi (meski agak nggak mungkin juga, sih). Sebab, melalui kekalahan ini, saya kira Manchester United mau menunjukkan bahwa masih sayang sama kita. Yaitu dengan memberi satu lagi pelajaran penting selain harus punya mental tahan banting: bahwa, sekali lagi, orang norak akan malu pada waktunya. Ya seperti kalian sekarang ini, Jancuk!
BACA JUGA 3 Hal yang Bisa Bikin Manchester United Gagal Juara atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.