Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Sanksi FIFA dan UEFA pada Rusia: Standar Ganda atau Sekadar Pamer Kekuasaan?

Nurfathi Robi oleh Nurfathi Robi
4 Maret 2022
A A
Sanksi FIFA dan UEFA pada Rusia: Standar Ganda atau Sekadar Pamer Kekuasaan?

Sanksi FIFA dan UEFA pada Rusia: Standar Ganda atau Sekadar Pamer Kekuasaan? (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

FIFA dan UEFA resmi melarang partisipasi tim nasional dan klub asal Rusia untuk berlaga di berbagai kompetisi internasional, termasuk Piala Dunia dan Liga Eropa. Dua federasi sepak bola terbesar di dunia itu beralasan bahwa langkah tersebut diambil sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Ukraina. Sebuah langkah yang dinilai sangat bernuansa politis dan populis.

Rusia (Pixabay.com)

Keputusan ini jelas mengundang kekecewaan banyak penikmat sepak bola. Apalagi negara-negara Eropa, Afrika, dan Asia yang selama ini dekat dengan isu konflik Timur Tengah. Dari Asia Tenggara sendiri, langkah FIFA mengundang kontroversi dari publik Vietnam dan Indonesia yang selama ini memposisikan diri berada di pihak Palestina. Pertanyaan yang paling sering muncul: Jika Rusia “iya”, mengapa Israel “tidak”?

FIFA dan UEFA dituding menggunakan standar motor untuk merespon huru-hara Eropa Timur. Kejadian pada 2016 kembali diangkat. Pada saat itu, Glasgow Celtic, klub asal Skotlandia, terkena sanksi denda sebesar 45 ribu poundsterling, atau setara dengan 900 juta rupiah. Hal itu disebabkan oleh Green Brigade—salah satu grup pendukung Celtic-memasang spanduk dan mengibarkan bendera Palestina ketika klub kesayangan mereka bertanding melawan Hapoel Be’er-Sheva di babak lanjutan play-off Liga Champions.

Glasgow Celtic (Pixabay.com)

UEFA beralasan bahwa sepak bola tidak memiliki ruang untuk mengutarakan sentimen politik, ideologi, agama, atau sentimen-sentimen lain “bernada provokatif”. Di mata mereka, sepak bola bukan media untuk mewadahi “hal yang bukan olahraga”. Tentu saja, pernyataan itu sama elastisnya dengan pasal karet UU ITE Negara Mordor.

Konsistensi FIFA dan UEFA akan hal itu semakin dipertanyakan setelah perlakuan mereka terhadap sepak bola Rusia. Ujian terbesarnya, adalah bagaimana dua federasi tersebut bakal merespon isu-isu serupa di masa depan. Sejarah memang membuktikan bahwa sepak bola tidak bisa dilepaskan dari politik. Namun, kejadian ini jelas mengubah dinamika sepak bola modern. Jika mereka diam saja ketika publik sepak bola Eropa ramai-ramai mengibarkan bendera Ukraina, bukan tidak mungkin aksi-aksi serupa akan memenuhi stadion di masa depan. Mengibarkan bendera dan spanduk dukungan untuk Palestina, misalnya.

Sebagai awam, saya menilai langkah pencoretan FIFA dan UEFA terhadap Rusia akan datang cepat atau lambat. Mengingat besarnya sentimen publik terhadap invasi ke Ukraina, langkah-langkah itu tidak bisa dihindari. Jujur saja, awalnya ekspektasi saya sangat tinggi karena FIFA masih berusaha memastikan kalender internasional berjalan dengan lancar, terlepas dari alotnya negosiasi dengan negara-negara yang menolak bertanding melawan Rusia. Tapi ya begitu, yang namanya federasi sepak bola bukanlah tempat untuk menaruh ekspektasi bukan?

Tidak, tidak, saya bukannya tidak setuju dengan sanksi FIFA dan UEFA terhadap Rusia. Hal yang sayangkan adalah betapa sembrononya kebijakan ini diartikulasikan kepada publik. “Tidak elegan” adalah penilaian yang tepat menurut saya. Banyak cara lain yang bisa ditempuh FIFA dan UEFA untuk merespon situasi ini tanpa harus meninggalkan kesan sebagai toa kepentingan Barat. Cara-cara yang saya maksud adalah sebagai berikut.

Pertama, menunggu dan atau melobi Rusia untuk mengundurkan diri secara sukarela. Hal ini bisa dimengerti kok. Sentimen masyarakat Eropa terhadap Rusia sedang jeblok-jebloknya. Bukan tidak mungkin, sentimen itu bisa berubah menjadi kekerasan yang tidak diinginkan. Keselamatan pemain tentu saja dipertaruhkan.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Kedua, FIFA dan UEFA boleh mencoret Rusia dan mengumumkan keputusan itu secara terang-terangan, dengan berbagai catatan. Misalnya, memberikan sanksi kepada negara yang sebelumnya menolak bertanding. Kalau takut dibacoti netizen, sanksi yang dijatuhkan bisa berupa sanksi simbolis saja, dengan menjatuhkan denda misalnya.

Kita tahu bahwa biaya perang itu mahal harganya. Kita juga tahu bahwa tidak semua orang Rusia, termasuk atlet, mendukung perang. Fyodor Smolov, striker gaek Dinamo Moscow, misalnya, mengunggah gambar hitam dengan caption “No to War” plus bendera Ukraina. Kapten timnas Rusia, Artem Dzyuba, juga mengungkapkan hal yang sama. Sayangnya, mereka juga ikut menanggung konsekuensi dari aksi ngawur Presiden Putin. Dan pedihnya hal itu tidak bisa dihindari.

Yaman (Pixabay.com)

Oh iya, Arab Saudi baru-baru ini menyerbu Yaman kan? atau bagaimana dengan Israel yang baru-baru ini meroket Suriah kan? Apakah FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang kontraproduktif dengan perdamaian dunia? Ya, kita nggak usah berharap terlampau tinggi.

Penulis: Nurfathi Robi

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2022 oleh

Tags: Draf RUUfifarusiaSepak Bolaukraina
Nurfathi Robi

Nurfathi Robi

Bergabung dengan DNA E-Sports sejak 2019. Berperan sebagai analis dan samsak tinju. Bergulat di lane atas Land of Dawn.

ArtikelTerkait

naturalisasi

Buat Apa Ada Pemain Naturalisasi Selama Masih Ada Pemain Lokal?

11 September 2019
Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul terminal mojok.co

Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul

6 Januari 2022
Cerita tentang Desa yang Tidak Memiliki Lapangan Sepak Bola terminal mojok.co

Cerita tentang Desa yang Tidak Memiliki Lapangan Sepak Bola

14 November 2020
sepatu futsal specs ortuseight mojok

4 Alasan Sepatu Futsal Ortuseight Lebih Baik Dibanding Specs

16 Juni 2021
Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

11 Oktober 2022
Hanya Coach Justin, Sosok yang Pantas Jadi Pelatih RANS Cilegon FC terminal mojok.co

Hanya Coach Justin, Sosok yang Pantas Jadi Pelatih RANS Cilegon FC

2 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.