Kurang prestisius karena masuknya mudah
Ada semacam anggapan S2 UGM itu kurang prestisius karena persaingan masuknya yang mudah. Apalagi dibandingkan dengan persaingan masuk S1 UGM. Persaingan masuk S2 UGM jauh lebih santai karena pesertanya lebih sedikit. Asal tahu saja, persaingan masuk S1 UGM itu gila-gilaan. Tiap tahunnya ada puluhan ribu peserta mendaftar ke PTN ini. Bahkan, saking ketatnya persaingan, ada program studi yang peluang tembusnya hanya 1,97 persen.
Hal itu tidak dialami saat mendaftar S2. Ada pengalaman pribadi yang membuat saya agak tercengag. Di program yang saya ambil, mahasiswa masih diberi kesempatan ujian susulan ketika hasil tes TOEFL mereka tidak lulus standar buat masuk kelas internasional. Padahal mereka secara resmi sudah diterima sebagai mahasiswa S2 UGM dan tengah menjalani kuliah matrikulasi.
Saya kampus punya pertimbangan tersendiri soal kebijakan itu. Namun, jujur saja, seleksi yang longgar membuat rasa bangga atau prestise selama studi di sana agak terkikis. Bagi alumni S1 UGM yang memegang pride tinggi, jelas mereka berpikir dua kali untuk kembali kalau standarnya segampang ini.
Sudah kenyang eksplorasi Jogja
Alasan yang satu ini terdengar sepele, tapi saya yakin ada juga yang mengamini. Walau Jogja punya predikat kota yang bikin rindu, tapi nggak semua orang pengin balik untuk studi di kota ini. Orang-orang mungkin sudah kenyang menjelajah Jogja saat masih menempuh S1 di UGM. Mungkin juga, kota ini malah menyimpan kenangan buruk secara personal. Misal, bikin teringat mantan yang dulu sama-sama berjuang mengejar gelar sarjana. Praktis, kebanyakan mantan mahasiswa UGM pindah tempat kuliah S2 demi mencari petualangan baru di kota lain.
Dari sini, terlihat kalau loyalitas terhadap almamater juga punya batasnya sendiri. UGM mungkin memang pas jadi pelabuhan terakhir buat lulusan kampus lain yang ingin mencicipi kuliah di salah satu PTN terbaik di Indonesia. Namun, bagi alumni S1 UGM yang haus tantangan dan punya kesempatan, lanjut studi di tempat lain jadi lebih dipertimbangkan.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kuliah S2 Itu Wajib Caper kalau Tidak, Kalian Cuma Buang-buang Uang dan Melewatkan Banyak Kesempatan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















