Sebagai mahasiswa yang berada di ambang batas jurang ekonomi, saya harus pandai menerapkan sistem kehidupan minimalis, tapi dalam artian yang mengenaskan. Biaya UKT maupun kebutuhan kampus bukanlah menjadi persoalan tunggal, kebutuhan penunjang hidup pun—seperti tempat tinggal, biaya makan, ongkos, dll—malah menjadi masalah tambahan bagi mahasiswa dengan bujet prasejahtera.
Persoalan makan berapa kali pun membutuhkan pertimbangan yang sangat panjang, bahkan lebih sulit daripada tes masuk perguruan tinggi itu sendiri. Fashion dan nongkrong sangatlah jauh dari prinsip nggak papa nggak mewah yang penting murah. Urusan mencari kos atau tempat tinggal pun juga nggak hanya berbekal semangat tinggi, melainkan dana yang cukup. Oleh karena itu, izinkan saya kali ini merekomendasikan tempat-tempat yang bisa menjadi alternatif persinggahan bagi para rekan mahasiswa prasejahtera.
#1 Asrama kampus
Opsi pertama yang harus dijadikan tempat tinggal bagi mahasiswa prasejahtera jelas asrama kampus. Selain menghemat biaya kos, tinggal di asrama kampus juga mengurangi uang transport. Walau harus terikat dengan berlembar-lembar peraturan yang dibuat pihak kampus, itu nggak jadi rintangan yang berarti. Kendala sesungguhnya adalah program asrama biasanya hanya untuk satu tahun perkuliahan lantaran nantinya akan digunakan kembali oleh sobat-sobat prasejahtera kita yang masuk di tahun ajaran baru. Namun, opsi ini hanya bisa dipilih mahasiswa yang universitasnya memberikan fasilitas asrama kampus. Jika nggak ada fasilitas serupa, jangan sedih, siapa tahu rekomendasi selanjutnya bisa menjadi jodoh kalian.
#2 Sekretariat UKM/organisasi
Opsi kedua adalah menjadi penunggu sekretariat UKM. Tentu rekomendasi yang satu ini ada syaratnya, kalian harus menjadi bagian dari organisasi tersebut. Selain masih akan tinggal di lingkungan kampus, kalian juga bisa mengais rezeki dari anggota lain sebagai upah menjaga sekre. Belum lagi sumbangan-sumbangan alumni yang berkunjung saat mengenang masa-masa mereka berkuliah. Saya memilih opsi ini sebagai upaya untuk bertahan hidup selama kuliah.
#3 Masjid kampus
Opsi selanjutnya adalah dengan menjadi marbot masjid. Biasanya, masjid-masjid kampus memiliki ruangan yang bisa ditinggali. Syaratnya pun terbilang mudah, selain menjadi pemuda masjid, skill yang dibutuhkan adalah rajin dan ulet. Selain itu, kalian harus senantiasa menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid. Untuk urusan makan pun nggak perlu terlalu khawatir lantaran sering ada kegiatan keagamaan dan buka puasa bersama, baik itu saat bulan Ramadan maupun puasa Senin-Kamis. Selain dapat berkuliah dan memiliki tempat tinggal, kita juga akan selalu berada di lingkungan masjid yang tenteram. Namun, jangan jadikan opsi ini semata-mata memanfaatkan fasilitas, dong.
#4 Kos/ngontrak secara keroyokan
jika kalian masih belum menemukan kecocokan dari hunian di atas, mungkin opsi ini bisa jadi alternatif lain. Jika memiliki dana untuk menyewa kos namun nggak terlalu banyak, kalian bisa menyewa tempat secara beramai-ramai dengan rekan-rekan lainnya. Hal ini dapat mengurangi harga sewa yang harus dibayar lantaran bebannya terbagi bersama. Akan tetapi, opsi ini harus dilakukan dengan teman karib atau orang yang bisa dipercaya, selain itu kalian harus bersiap merelakan privasi. Yah, walau dalam kondisi begini apalah arti privasi dibanding terpaksa tidur ngemper di pinggiran toko, kaaan.
#5 Hidup nomaden dari satu tempat ke tempat lain
jika semua rekomendasi di atas nggak ada yang memenuhi kriteria kalian, jangan khawatir, masih ada satu opsi lagi sebagai upaya bertahan hidup selama berkuliah. Syarat dalam memilih opsi ini ialah kalian harus memiliki relasi pertemanan yang luas dan dermawan. Masalah untuk opsi terakhir ini paling-paling jika sewaktu-waktu kalian terpaksa pergi namun nggak punya tempat untuk dituju selanjutnya. Opsi ini memang yg paling minim modal, namun yang paling berisiko.
Nah, itulah beberapa rekomendasi tempat tinggal yang bisa saya bagikan untuk rekan-rekan mahasiswa prasejahtera yang ingin mencari tempat tinggal gratis selama menjalani masa perkuliahan. Masing-masing tempat memang memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Semoga pilihan di atas bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan kaum-kaum proletar yang masih memaksa berkuliah.
BACA JUGA Mencari Alasan di Balik Desain Foto Sambutan untuk Calon Mahasiswa Baru UI dan artikel Dicky Saputra lainnya.