Para perantau nggak usah takut kelaparan sebab di sekitaran kampus UIN Walisongo dan PGSD UNNES ada banyak tempat makan porsi kuli yang menawarkan menu murah meriah.
Sebagai pelajar sekaligus perantau yang berasal dari keluarga sederhana, memilih tempat makan dengan harga terjangkau dan porsi melimpah merupakan hal yang sangat penting bagi saya. Sebab, hal ini dapat meringankan beban finansial perantau seperti saya.
Saat kuliah di UIN Walisongo, saya dan teman-teman yang kebetulan kaum mendang-mending acap kali melakukan safari kuliner. Tujuan kami tentu saja mencari warung makan yang menawarkan harga murah dan porsi berlimpah. Kami menyebutnya porsi kuli karena menganalogikan seorang kuli yang biasa makan dengan porsi jumbo.
Saya dan teman-teman sering menyusuri Ngaliyan hingga ke daerah pojok kawasan PGSD UNNES. Ternyata ada banyak warung makan yang memang cocok dengan porsi perut kami hingga akhirnya kami menjadi langganan di sana. Oleh karena itulah, lewat tulisan ini saya ingin merekomendasikan pada para perantau di sekitaran kampus UIN Walisongo hingga PGSD UNNES warung makan yang menawarkan porsi kuli dengan harga murah. Berikut rekomendasinya.
Daftar Isi
#1 Rumah Makan Padang
Kita tentu sudah tahu kalau rumah makan Padang memang memiliki porsi yang jumbo, apalagi kalau kita membungkus makanan. Konon, saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, banyak orang yang kesulitan untuk sekadar makan. Kemudian para pemilik rumah makan Padang sepakat agar menambah porsi nasi yang dibungkus. Mereka berpikir kalau nasi dibungkus dan dibawa pulang nantinya bisa dimakan orang banyak. Akhirnya kebiasaan tersebut bertahan hingga sekarang.
Di sekitaran daerah Ngaliyan sendiri setidaknya ada tiga rumah makan Padang yang menjadi favorit para mahasiswa dan perantau. Pertama, RM Padang Murah yang terletak di samping kampus 3 UIN Walisongo. Kedua, RM Padang Asli yang terletak di samping Indomaret Pujasera Ngaliyan. Dan yang ketiga, saya dan teman-teman biasa menyebutnya RM Padang ala-ala yang berada di belakang Pasar Ngaliyan.
Lantaran konsep makan di rumah makan Padang ini prasmanan, kita bisa menyesuaikan porsinya dengan kemampuan perut masing-masing. Malah kalau misalnya dibungkus, kita boleh sekadar minta tambah nasi atau sayur. Pokoknya recommended untuk orang yang hobi makan banyak.
Harga makanan di sini cukup bervariasi, mulai dari Rp6.000. Di sini kita bisa mengambil lauk, sayur, dan nasi sesuai selera.
#2 Warung Kakap Tali Roso
Saya yakin, kebanyakan mahasiswa UIN Walisongo pasti sudah nggak asing dengan warung makan satu ini. Warung makan yang biasa dibuat langganan ketika buka puasa bersama ini selalu ramai. Apalagi saat momen khusus seperti sidang munaqosyah atau wisuda, warung ini menjadi tempat tujuan utama untuk traktiran.
Dengan berbekal uang Rp12.000, kita bisa menjajal menu masakan berkuah dengan porsi nasi sepuasnya. Belum lagi es teh jumbonya, wah, tiap kali makan di sini rasanya benar-benar memanjakan perut.
Menu masakan di Warung Kakap Tali Roso bervariasi. Ada gule kepala, gule filet, gule dagu, sop filet, sop dagu, tongseng filet, kakap filet geprek, hingga tongseng ayam. Oh ya, cobain juga pepes ikan dan ikan bakar di sini.
#3 Warung Geprek Mak Kelek
Saya nggak begitu tahu inspirasi nama Mak Kelek ini berasal dari mana. Sebab kalau ditelaah, mak itu berarti ibu, dan kelek berarti ketiak. Apakah lantas berarti ibu ketiak? Entahlah. Sampai sekarang saya masih penasaran dengan hal tersebut, namun nggak berani bertanya soal itu pada pemilik warung. Hehehe.
Terlepas dari nama warung yang menuai banyak kontroversi, warung ini memang sering menjadi langganan sebagian mahasiswa UIN Walisongo dan mahasiswa PGSD UNNES. Hal ini terbukti dari banyaknya mahasiswa yang makan di sini meski tempatnya agak masuk ke dalam gang.
Mak Kelek menyajikan makanan dengan model prasmanan, kecuali saat pelanggan minta untuk dibungkus. Meski di sini tersedia beragam menu, percayalah, menu yang tersedia di sini hanya satu, yakni ayam geprek. Selain menu ayam geprek, dengan muka agak judes, Mak Kelek akan mengatakan menu lain kosong.
Dengan konsep prasmanan, kita bisa mengambil nasi sepuasnya. Bahkan kita bisa meracik ayam geprek sendiri dan mengambil sambal sampai blenger. Mirip dengan Warung Kakap Tali Roso, di Geprek Mak Kelek juga ada teh jumbo. Berbekal uang Rp13.000, kita sudah bisa makan kenyang di sini.
#4 Warung Geprek Mak Sol
Warung makan yang letaknya di sekitaran PGSD UNNES ini memang juara. Harganya murah, rasanya uenak, dan porsinya jumbo. Nggak usah kaget kalau Warung Geprek Mak Sol selalu ramai dan menjadi favorit mahasiswa PGSD UNNES dan bahkan mahasiswa UIN Walisongo.
Lokasi Warung Geprek Mak Sol di Perumahan Indopermai Atas, tepatnya di Jalan Kapri Raya. Berbekal uang Rp10.000, kita sudah bisa mendapatkan paket ayam bakar dan es teh. Nasi di sini disajikan prasmanan, jadi kita bisa mengambil nasi sepuasnya.
Yang menjadi favorit dari Warung Geprek Mak Sol adalah sambalnya. Sambal di sini pedas menggelegar. Apalagi tempatnya juga bersih, jadi makan di sini pun akan terasa nyaman. Bagi saya, Warung Geprek Mak Sol merupakan warung makan yang sempurna dan sangat memuaskan.
#5 Ling Ling
Terletak di Jalan Raya Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, kafe yang dikonsep ala warung kelontong ini memang sering dijadikan tempat pelampiasan bagi mahasiswa yang kelaparan. Hal ini dibuktikan dengan ramainya kafe tersebut, baik di jam makan siang ataupun di malam hari. Malahan sekarang Ling Ling buka 24 jam, jadi orang yang kelaparan bisa langsung ke sini kapan pun mereka mau.
Secara garis besar, sebenarnya menu makanan di Ling Ling hanya ada lima, yakni nasi bakso, nasi omelet, nasi rica-rica ayam, nasi ayam geprek, dan mi. Namun, kita bisa memilih tingkat kepedasan makanan di sini. Misalnya nasi bakso iblis, nasi bakso banas pati, nasi bakso dakjal. Uniknya, semua menu di sini dihargai Rp7.500 kecuali varian mi yang dijual Rp6.000 per porsi. Meski harganya murah, Ling Ling menyajikan makanan dengan porsi besar dan mengenyangkan.
Itulah beberapa rekomendasi tempat makan porsi kuli di sekitaran UIN Walisongo dan PGSD UNNES. Semoga informasi ini bisa meringankan beban para perantau lainnya, ya.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Hal Salah Kaprah Terkait UIN Walisongo Semarang.