Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ramai-ramai #GerakanMuteNasional untuk Bung Valen ‘Jebret’ Simanjuntak, Salah Siapa?

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
14 April 2021
A A
bung valen jebret simajuntak gerakanmutemassal mojok

bung valen jebret simajuntak gerakanmutemassal mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu momen menarik yang mengubah wajah perkomentatoran Indonesia. Momen itu bernama Piala AFF U-19 2013, momen di mana suara “jebret” Bung Valen menggelegar layaknya Bung Tomo membangkitkan semangat arek Suroboyo ketika berperang. Dan dalam satu waktu itu, Bung Valen viral dan turut merombak gaya lama komentator yang terkesan kaku ketika bertugas.

“Ibarat durian,” kalau kata Pandji Pragiwaksono di YouTube-nya 2019 silam untuk menyebut Bung Valen. Sosok ini begitu dicintai, pun begitu dibenci beberapa kalangan penikmat olahraga dan tak terkecuali rekan sesama komentator yang keukeuh pada pakem lama. Harus edukatif, kata mereka yang menentang. Tapi apa daya, Bung Valen dan gayanya yang konon lebih menghibur bertahan cukup lama, hingga satu momen datang.

Dyarrr, di gelaran Piala Menpora tahun ini, blio yang dulunya dipuja, balik dibenci lagi. Kendati bukan hal yang baru, #GerakanMuteNasional adalah bukti bahwa kini yang membenci gaya “ngaco dan rame” (menurut blio sendiri di YouTube-nya 2020 silam) lebih masif dalam menentang pakem yang awalnya juga dicintai itu. Cuitan akun Bali United hingga trending di Twitter. Pun tak main-main, dari akun @MafiaWasit misalnya, terhitung hampir sembilan puluh persen follower-nya sepakat untuk menentang gaya “ngaco dan rame” Bung Valen.

Menarik untuk menelisik bagaimana gaya beda ini datang, dicintai dan kemudian dibenci. Menurut blio 2019 silam sendiri, gayanya tak muncul sendiri, tapi by design oleh industri televisi. Mesti kreatif dan menciptakan gimmick, lantas momen Final Piala AFF U-19 menjadi titik balik itu semua. Gaya nyeleneh yang ternyata meningkatkan gairah orang awam terhadap sepak bola itu, nyatanya bertahan karena permintaan pasar.

Artinya Bung Valen “Jebret” Simanjuntak ada karena tuntutan industri, dan tuntutan industri ada karena permintaan pemirsa. Dan yang anehnya kini, pemirsa gantian menentang. Jadi, maunya pemirsa ini apa?

Dari sini seolah memang pemirsalah yang salah, karena bagaimana pun selera pemirsa itu yang pada akhirnya membentuk gaya baru blio. Tapi dari kacamata yang sama, sejujurnya Bung Valen sendiri memang juga salah. Terutama soal bagaimana blio sering keluar konteks ketika nyerocos di balik layar.

Minim edukasi itu memang benar adanya, kendati Bung Valen dari dulu membela diri bahwa gaya yang ia bawakan memang hanya untuk entertain. Pun ia pernah berseloroh, kalau mau edukasi ya ke sekolah. Tapi, bukankah sekolah lebih mahal dari tayangan sepak bola? Akses tayangan sepak bola di televisi barangkali juga lebih mudah diakses dibanding akses sinyal internet undlap-undlup di pelosok negeri.

Saya sendiri sejujurnya adalah orang yang bertahun-tahun kontra terhadap gaya yang diciptakan Bung Valen. Barangkali juga teramat subjektif untuk langsung menempatkan blio dalam posisi yang salah, makanya saya buat narasi seolah-olah berimbang. Ya, ini memang salah pemirsa, tapi Bung Valen juga salah, apalagi jika kita berkaca pada kasus yang lain.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Tak usah jauh-jauh ke Bung Sambas, ambil contoh di era yang sama. Misalnya, Bung Hadi “Ahay” Gunawan yang juga tak kalah berisik. Keduanya sama-sama polutif di telinga, bahkan mungkin Bung Hadi lebih cempreng. Tapi, kredit lebih saya berikan kepada Bung Hadi, kendati dikenal berisik, ketika memandu laga tim nasional ia tak sungkan menyebut satu-persatu pemain lawan dengan benar, sekalipun menciptakan gimmick hanya sebatas menyebut pemain Filipina “Younghusband” menjadi “Suami Muda” pada gelaran Piala AFF 2016. Cringe sih, tapi mendingan lah.

Hal yang sering dilupakan blio, bahwa ketika ia bicara di balik layar, ia selalu menempatkan diri sebagai penghibur, dan perlahan melupakan tugas utama sebagai komentator. Sering pula blio hampir tak pernah menyebutkan pemain lawan ketika memandu laga internasional. Itu baru masalah penyebutan nama belum pada kasus analisis pertandingan yang minim.

Menjadi “komentator yang menghibur” itu tidak salah, menjadi hanya “penghibur” itu jelas salah. Karena sejatinya komentator juga mempunyai tanggung jawab untuk mentransformasikan pengetahuan ke khalayak, entah datang dari si komentator sendiri atau dari pancingannya sebagai ‘host’ kepada komentator lain sebagai ‘expert’ di balik layar. Lebih dari sekadar mengabarkan keadaan di lapangan.

Situasi ini bikin kita serbasalah untuk menilai siapa yang salah. Bung Valen salah, tapi agaknya terlalu kurang sopan untuk ramai-ramai menyerang di saat Bung Valen sudah kadung terbentuk oleh kemauan pasar, dari 2013 kemana saja, Bos?

Bijaknya sih, dua belah pihak harus introspeksi. Namun, kalau dua belah pihak sudah mendaku diri paling benar, ya susah.

BACA JUGA Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 April 2021 oleh

Tags: #gerakanmutemassalkomentatorSepak Bolavalen simanjuntak
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

Mari Berandai-andai jika Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia terminal mojok

Mari Berandai-andai jika Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia

26 Juni 2021
Efek Positif Timnas Indonesia yang Luput dari Perhatian, Kafe-kafe Sepi Jadi Hidup Lagi erick thohir prabowo shin tae-yong pssi

Efek Positif Timnas Indonesia yang Luput dari Perhatian, Kafe-kafe Sepi Jadi Hidup Lagi

16 Oktober 2024
Tipikal Komentator Tulisan di Terminal Mojok dan Cara Penulis Menanggapinya

Tipe Komentator Tulisan di Terminal Mojok dan Cara Penulis Menanggapinya

24 Maret 2020
Arema Adalah Gerbang Perkenalan Saya dengan Bahasa Walikan dan Pisuhan Jawa Timur terminal mojok.co

Arema Adalah Gerbang Perkenalan Saya dengan Bahasa Walikan dan Pisuhan Jawa Timur

18 Desember 2020
Perihal 8 Tuntutan BCS: Apa Perlu Rekrut Kojiro Hyuga Dulu Baru Diperhatikan?

Perihal 8 Tuntutan BCS: Apa Perlu Rekrut Kojiro Hyuga Dulu Baru Diperhatikan?

4 Maret 2020
Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimetnya dengan Bahasa Inggris madura united bahasa daerah

Biar Nggak Bingung Mana Madura United FC Mana Madura FC, Saya Berikan 3 Perbedaannya

31 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.