Saya orang Jogja yang malas ke Malioboro kalau nggak benar-benar perlu. Setelah sekian lama nggak ke Malioboro, beberapa waktu lalu saya mampir ke sana karena suatu keperluan. Setelah memarkirkan kendaraan dan melihat-lihat sekitar, saya menyadari ada yang berbeda. Di tengah keramaian Malioboro, Ramai Mall Jogja tampak begitu sepi. Benar-benar tidak seperti namanya.
Kondisi pusat perbelanjaan di kawasan Malioboro itu seolah-olah hidup segan mati tak mau. Padahal, dahulu Ramai Mall Jogja sangatlah ramai. Saya dan keluarga juga punya kenanagan tersendiri dengan mal ini. Sekitar tahun 2010-an, hampir setiap pekan saya dan ibu mendatangi Ramai Mall untuk kulakan barang. Ibu saya merasa harga barang di pusat belanja ini lebih murah dibandingkan swalayan lain. Asal tahu saja, pada masa itu Progo dan Mirota Kampus belum sejaya sekarang.
Ramai zaman dahulu
Saya ingat Ramai Mall saat itu sesuai dengan namanya: sangat ramai. Sementara saya dan ibu berbelanja di swalayan yang terletak di lantai basement, saya kerap melihat orang-orang menghabiskan waktu dan uang mereka ke berbagai fasilitas lain yang ditawarkan oleh Ramai Mall.
Di lantai pertama, tepat di atas swalayan, ada restoran cepat saji serta tempat belanja fashion dan aksesoris. Di lantai atasnya terdapat pusat perbelanjaan handphone dan alat elektronik dengan harga miring. Lalu, lantai ketiga adalah tempat favorit keluarga karena terdapat pujasera dan Kids Fun. Eskalator dan lift yang menghubungkan tiap lantai nggak pernah berhenti bekerja untuk membawa pengunjung ke tujuan masing-masing.
Jika dibandingkan dengan Progo dan Mirota Kampus, tentu Ramai Mall jauh lebih unggul saat itu. Selain memadukan pengalaman berbelanja dengan hiburan, Ramai Mall juga terkenal oleh bangunannya yang luas dan tinggi. Terdapat dua kawasan tempat parkir kendaraan di Ramai Mall, yaitu parkiran di lantai empat untuk mobil dan lantai dasar untuk motor.
Baca halaman selanjutnya: Harga yang sangat terjangkau…