ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa?

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
15 Mei 2020
A A
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu
Share on FacebookShare on Twitter

Melalui sambungan telepon, Pak Jamal yang baru selesai menunaikan ibadah salat tarawih berbicara dengan Fahmi, anaknya. “Bapak, sehat? Maaf ya, Pak, lebaran tahun ini sepertinya Fahmi belum bisa pulang. Semoga pandeminya segera berakhir ya, Pak, biar kita segera bisa bertemu kembali,” kata Fahmi.

Pak Jamal menyimpulkan senyum sambil memegang ponsel kecil di tangannya lalu menjawab, “Sehat, Le, alhamdulillah. Ya sing sabar, Ramadan tahun ini memang beda, Le. Kita diajarkan untuk memaknai ritual dengan cara yang baru. Kita dilatih untuk tidak menganggap bahwa Allah hanya bisa dijumpai di tempat-tempat tertentu melainkan di mana pun selagi kita tetap eling lan waspada.”

Seolah tidak puas dengan jawaban sang ayah, Fahmi pun protes, “Iya, Pak, semuanya juga sudah sabar berbulan-bulan ini, bahkan sudah banyak yang kehilangan mata pencaharian. Makanya kita berdoa semoga kesabaran dan segala ujian ini berbuah manis, pandemi segera selesai dan semua kembali seperti sedia kala.”

Masih terduduk dalam posisi yang sama sambil menyeruput susu jahe, Pak Jamal pun telaten meladeni jiwa muda sang anak dan menimpali, “Iya, Le, benar sekali itu. Kan Allah juga sudah janjikan limpahan kemuliaan oleh orang-orang yang mampu bersabar. Kalau menghendaki derajat kemuliaan yang nggak setengah-setengah, sabarnya pun harusnya juga nggak setengah-setengah.”

Belum selesai Pak Jamal berbicara, jiwa penasaran Fahmi terusik, “Lha memang sabar yang setengah-setengah itu sabar yang seperti apa to, Pak?”

“Sabar yang sedikit-sedikit sudah menganggap dirinya tengah bersabar. Padahal sabar itu minimal ada tiga. Sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi cobaan, dan sabar dalam mencegah keburukan. Dalam menghadapi pandemi seperti sekarang ini, kita mudah sekali mengklaim diri telah bersabar hanya karena kita merasa telah banyak dirugikan. Padahal upaya pro-aktif kita untuk mencegah penularan juga belum seberapa. Begitu pula kesabaran kita dalam menaati ulil amri. Kita masih sering sekali mengabaikan anjuran, sudah begitu kalau ada apa-apa, tidak merasa perlu berkontribusi lagi. Apa itu namanya sudah sabar?“

Sedikit menghela napas, Fahmi mencerna kata-kata sang ayah. Tak lama, ia pun menjawab, “Iya benar juga ya, Pak. Mungkin kita masih terlalu narsis untuk mngklaim diri tengah bersabar. Tapi bukannya nggak apa-apa ya, Pak, berdoa meminta sesuatu yang baik? Terlebih kesembuhan dan diangkatnya bencana seperti saat ini? Apalagi ini bulan Ramadan, bulan dikabulkannya segala doa.”

“Iya, Le, nggak apa-apa. Bagus malah. Tapi, alangkah lebih baik lagi kalau kita bisa berpikir yang lebih luas, meminta sesuatu yang juga bermanfaat luas,” sahut Pak Jamal.

“Lha bapak ini kepiye to, apa menghilangnya corona ini manfaatnya nggak luas?” protes Fahmi.

Sambil menuntaskan sruputan terakhir susu jahenya, Pak Jamal menjawab, “Ngene lo, Cah bagus, Gusti Allah itu sudah menjamin bahwa tidak akan ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Ya, to? Berarti corona ini kan ya atas izin Allah, kira-kira begitu. Ayat itu terusannya gini, ‘dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk pada hatinya’. Di situ, solusinya berupa petunjuk, bukan kesembuhan, atau kesejahteraan seperti yang kita minta selama ini. Kira-kira kenapa kok Allah ngasih solusinya berupa petunjuk, bukan kesembuhan?”

Lama sekali Fahmi terdiam di ujung telepon. Ayahnya pun mengerti bahwa isyarat itu tandanya sang anak tak memiliki jawaban apa pun atas apa yang sedang dipertanyakan.

“Bapak juga nggak ngerti, tapi kalau ikut cara berpikirnya Cak Nun, kira-kira gini, yang namanya petunjuk itu kan bisa menjadi acuan untuk kita melakukan tindakan atau memutuskan apa pun. Petunjuk jugalah yang mampu menggerakkan para pemimpin kita untuk mengambil keputusan yang tepat. Petunjuk yang dapat memberikan hati kita kemantapan untuk taat aturan, patuh anjuran. Simpelnya, dalam petunjuk yang universal dan inklusif itu terkandung pula cita-cita dan hajat hidup orang banyak, termasuk kesehatan dan hilangnya corona ini.

Makanya, kalau bisa nih, Le, dalam sujud, salat, munajat kita minta juga untuk diberikan petunjuk kepada kita semua. Karena dengan meminta petunjuk, kita bisa menyadari bahwa dalam diri kita ini banyak probabilitas atau musabab yang mungkin memicu datangnya pandemi. Tidak sekadar menyalahkan sana-sini, tapi juga menginsafi diri.”

Fahmi yang sedari tadi terdiam pun, akhirnya membuka suara, meskipun hanya untuk memungkasi hajat rindu yang ia sampaikan via telepon tersebut. “Enggeh, Pak. Semoga ya, Pak, Allah datangkan petunjuk ke hati kita, hati para pemimpin kita. Semoga kita juga nggak lagi merasa paling menderita dalam kondisi saat ini, supaya bisa bahu membahu saling menguatkan. Alhamdulillah, selamat istirahat nggeh, Pak. Salam untuk adek-adek.”

BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2020 oleh

Tags: Lebaranpandemi coronaTerminal Ramadan
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

23 April 2023
Mencuci Piring Saat Lebaran, Kegiatan yang Perlu Dihindari

Mencuci Piring Saat Lebaran, Kegiatan yang Perlu Dihindari

23 April 2023
Nggak Ada yang Salah Pakai Baju Lebaran Itu-itu Aja

Nggak Ada yang Salah Pakai Baju Lebaran Itu-itu Aja

22 April 2023
Lebaran Ketupat di Jawa: Momen Penghiburan untuk Arwah Anak-anak

Lebaran Ketupat di Jawa: Momen Penghiburan untuk Arwah Anak-anak

22 April 2023
4 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja yang Baristanya Ramah Abis terminal mojok

4 Coffee Shop Jogja yang Tetap Buka Saat Lebaran

22 April 2023
Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

21 April 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Budaya Klakson di Lampu Merah Ternyata Ada Gunanya Meskipun Berisik terminal mojok.co

5 Kegiatan yang Orang Lakukan saat Nunggu Lampu Merah

Pekerjaan Rumah Tangga Mengubah Pandangan Saya terhadap Perempuan terminal mojok.co

Lelaki Kerja Domestik Asal-asalan Dipuji, Perempuan Kerja Domestik Tiap Hari Dikritik Terus

the world of the married episode 7 mojok

The World of the Married Episode 7: Sinopsis dan Komentar



Terpopuler Sepekan

Jalur Hutan Krumput, Penghubung Banyumas-Cilacap yang Melatih Kesabaran dan Menyimpan Misteri

Jalur Hutan Krumput, Penghubung Banyumas-Cilacap yang Melatih Kesabaran dan Menyimpan Misteri

oleh Yanuar Abdillah Setiadi
2 Oktober 2023

Dilema Jadi Anak ASN Tata Usaha: Mau Cari Beasiswa kok Statusnya Anak ASN, tapi Nggak Dapet Beasiswa ya Susah Juga Bayar Kuliahnya

Dilema Jadi Anak ASN Tata Usaha: Mau Cari Beasiswa kok Statusnya Anak ASN, tapi Nggak Dapet Beasiswa ya Susah Juga Bayar Kuliahnya

oleh Anisa Fitrianingtyas
2 Oktober 2023

Jalan Kusumanegara Wujud Ruwetnya Jalanan Jogja (Unsplash)

Jalan Kusumanegara: Ruas Jalan di Kota Jogja yang Menyebalkan. Siang Macet dan Panas, Malam Gelap Menyeramkan

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
30 September 2023

4 Hal yang Tidak Akan Kita Temui di Sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo

4 Hal yang Tidak Akan Kita Temui di Sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo

oleh Fajar Novianto Alfitroh
1 Oktober 2023

Tak Ada yang Lebih Tabah dari para Pejuang KRL

Tak Ada yang Lebih Tabah dari para Pejuang KRL

oleh Bintang Ramadhana Andyanto
29 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=bTIqGdlcSsg

DARI MOJOK

  • Di Balik Dunia LC di Banyuwangi, Pendapatannya Lebihi UMP Jawa Timur
  • Pos Bloc Jakarta: Dahulu Sentral Surat-Menyurat, Kini Jadi Tempat Nongkrong Anak Jaksel
  • Seleksi Masuk ITB Cirebon Lebih Masuk Akal daripada Kampus Lain
  • Politeknik Negeri Tanah Laut: Kampus Negeri Pertama di Kalimantan Selatan
  • Uneg-uneg Karyawan Retail: Banyak Pelanggan yang Bikin Sebel
  • Kisah Pilu di Jalan Seturan Raya Sleman: Lelaki Kehilangan Rumah dan Perempuan Malang yang 13 Tahun Terpisah dengan Anak
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!