Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Raden Trunojoyo, Penakluk Mataram dari Sampang Madura yang Mati Dibantai Amangkurat II

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
3 Februari 2024
A A
Raden Trunojoyo, Penakluk Mataram dari Sampang Madura yang Mati Dibantai Amangkurat II

Raden Trunojoyo, Penakluk Mataram dari Sampang Madura yang Mati Dibantai Amangkurat II (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bangkitnya Panembahan Maduretna

Serangan Mataram atas Demung berhasil dipatahkan. Bahkan kekuatan gabungan Mataram dan VOC juga gagal merebut daerah yang dikuasai pemberontak. Perompak Makassar di bawah kepemimpinan Karaeng Galesong akhirnya merapat ke Madura dan bergabung dengan Trunojoyo. Dengan kekuatan yang dimiliki, Trunojoyo mengangkat dirinya sebagai Panembahan Maduretna. Beliau menggunakan gelar yang sama dengan pendiri Mataram, Panembahan Senopati.

Trunojoyo dan Karaeng Galesong segera menyeberang ke Pulau Jawa. Dengan kekuatan 9000 orang, pemberontak ini berhasil merebut Surabaya. Untuk melawan pemberontakan ini, Amangkurat I mengirim pasukan di bawah kepemimpinan Raden Mas Rahmat.

Serangan dari Mataram berhasil dipukul mundur. Bahkan sampai menewaskan Pangeran Purbaya, legenda Mataram yang dipandang digdaya. Akhirnya muncul desas-desus Raden Mas Rahmat sengaja membiarkan Trunojoyo untuk menang.

Trunojoyo makin membabi buta. Ia berhasil merebut kota-kota perdagangan di Jawa Utara. Hanya Jepara yang berhasil bertahan karena ada intervensi dari VOC. Pemberontakan terus terjadi sampai masuk ke pedalaman. Akhirnya Raden Kajoran, ayah mertua Trunojoyo, bergabung dengan pemberontakan.

Berhasil menaklukkan Mataram

Atas permohonan Amangkurat I, pasukan VOC menyerbu Surabaya. Mereka berhasil merebut kembali Surabaya dan menduduki Madura. Pembersihan besar-besaran atas pemberontak dilakukan VOC. Apakah pemberontakan Trunojoyo berakhir di sini? Tidak!

Pasukan Trunojoyo yang berada di pedalaman Jawa terus bergerak. Mereka menekan masuk ke pusat Mataram. Hingga akhirnya mereka sampai di dekat Plered, ibu kota Mataram. Amangkurat I yang sudah sakit-sakitan kabur dari istana. Raden Mas Rahmat dengan sekelompok pasukan kecil menghadang para pemberontak. Di sini terjadi intrik yang menurut saya paling nakal dan menggelikan di sejarah Mataram.

Menurut beberapa sumber, rencana Trunojoyo bukan untuk menduduki Plered, tapi membiarkan Raden Mas Rahmat naik takhta. Yang terjadi justru sebaliknya. Trunojoyo merebut Plered dan menjarah harta kekayaan kerajaan. Ada yang berteori bahwa Trunojoyo berselisih pandang dengan Raden Mas Rahmat. Ada juga teori yang menyebut Trunojoyo memang berniat menghancurkan Mataram.

Akhirnya Kraton Plered dibobol. Raden Mas Rahmat lari menyusul sang ayah yang sedang kabur. Trunojoyo bergerak menuju Kediri sambil membawa seluruh harta Mataram. Istana yang kosong diambil alih oleh Pangeran Puger. Ia merebut takhta untuk dirinya sendiri, dan menambah keruwetan konflik ini.

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

Amangkurat I meninggal dalam pelarian. Akhirnya Raden Mas Rahmat naik takhta sebagai Amangkurat II. Namun tidak banyak yang bisa dilakukan Amangkurat II. Ia terusir dari istana tanpa pasukan yang cukup. Akhirnya Amangkurat II harus menjual diri pada VOC.

Trunojoyo menyerah

VOC sepakat untuk membantu Amangkurat II kembali berkuasa. Namun dengan harga yang mahal. Sederhananya, Amangkurat II menjual Pulau Jawa kepada VOC. Akhirnya kekuatan Mataram dan VOC bersatu. Kekuatan ini bergerak menuju Kediri. Banyak raja kecil dan sel-sel lokal yang bergabung sepanjang perjalanan.

Akhirnya penyerangan terhadap Trunojoyo di Kediri bergelora. Pada 1678, Kediri berhasil direbut oleh kekuatan gabungan Mataram. Setahun kemudian, pasukan Kajoran menyerah namun dieksekusi oleh VOC. Keberhasilan ini mengubah arah angin konflik. Banyak penguasa kecil yang akhirnya berpihak pada Mataram.

Setelah Kediri jatuh, Trunojoyo kabur ke pegunungan di Jawa Timur. Karena kepungan dan kehabisan sumber daya, akhirnya Trunojoyo menyerahkan diri pada VOC. Upacara seremonial penyerahan pemberontak dilakukan VOC dan Amangkurat II di tempat yang sekarang menjadi Payak, Bantul.

Seremonial ini ditutup dengan kekejian Amangkurat II. Bahkan kekejian ini lebih ngeri dari apa yang dilakukan oleh Amangkurat I.

Hati Trunojoyo dimakan petinggi kraton

Pada saat penyerahan, Amangkurat II langsung menghunus keris Kyai Balabar. Keris ini menusuk dada Trunojoyo sampai tembus ke punggungnya. Dalam sebuah babad, dikisahkan betapa kejinya Amangkurat II menghabisi sang pangeran Madura.

Amangkurat II mencabik-cabik tubuh Trunojoyo dan memenggal kepalanya. Amangkurat II lantas memerintahkan abdinya untuk mencabik-cabik tubuh Trunojoyo. Hati sang pangeran dikeluarkan, dan Amangkurat memaksa para petinggi kraton untuk memakannya mentah-mentah. Tidak cukup dengan aksi kanibalisme, kepala Trunojoyo dijadikan keset untuk membersihkan kaki para abdi dalem. Akhirnya kepala Trunojoyo ditumbuk sampai hancur.

Satu paragraf di atas membuat saya mual. Namun inilah gambaran tentang eksekusi ala Amangkurat II. Entah benar atau tidak, namun metode mutilasi sudah umum dilakukan Raja Mataram kepada musuhnya. Makam Banyusumurup adalah saksinya.

Pemberontak yang terus dikenang

Trunojoyo gugur dengan cara yang keji. Pemberontakan paling berhasil ini juga hancur berkeping-keping. Amangkurat II terus bertakhta, namun akhirnya berkonflik dengan VOC. Bahkan Amangkurat II harus melunasi biaya perang melawan Trunajaya sebesar 2,5 juta gulden.

Namun nama Trunojoyo tidak pernah padam. Ia menjadi simbol heroik bagi masyarakat Madura. Lambang dari harga diri dan perlawanan Madura terhadap kekuatan asing seperti Mataram dan VOC. Bahkan Trunojoyo diusulkan sebagai pahlawan nasional.

Nama Trunojoyo masih diabadikan di Madura. Menjadi nama bandara di Sumenep, dan nama universitas di Bangkalan. Makam Trunojoyo sendiri masih misterius. Tapi, kisahnya akan tetap abadi dan bukti bahwa seorang pangeran dari Madura bisa mendobrak istana penguasa keji. 

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Amangkurat II, Raja Mataram Anak Emas VOC

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2024 oleh

Tags: amangkurat Iamangkurat IImaduramataramPahlawanpenaklukanraden trunojoyosampang
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu Mojok.co

Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu

19 Juni 2024
Membantah Tulisan tentang Hal yang Bisa Bikin Usaha Warung Kelontong Bangkrut terminal mojok.co

Perbedaan Mencolok Warung Kelontong Milik Orang Madura dan Batak

19 Desember 2020
Madura Tidak Butuh Jalan Tol

Madura Tidak Butuh Jalan Tol

30 Maret 2023
Apa pun Kejahatan di Surabaya, Orang Madura Selalu Dijadikan Kambing Hitam jawa timur

Dosa Gubernur Jawa Timur pada Orang Madura: Rasisme Dibiarkan, Pendidikan Konsisten Rendah, Kemiskinan Tetap Tinggi!

25 September 2024
Kota Manado yang Asing tapi Akrab bagi Orang Lombok (Unsplash)

Kota Manado yang Sangat Berbeda bagi Orang Lombok, Sekaligus Bukti Indahnya Keragaman di Indonesia

23 September 2023
Kawasan Surabaya Utara: Dijuluki Mexico-nya Surabaya dan Identik dengan Hal Negatif

Dilema Surabaya Utara: Dijuluki Mexico-nya Surabaya dan Identik dengan Hal Negatif

24 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Mensiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.