Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Quarter Life Crisis Ala Sobat Misqueen Twitter

Helda Pebita oleh Helda Pebita
25 September 2019
A A
quarter life crisis

quarter life crisis

Share on FacebookShare on Twitter

Teruntuk kalian yang lahir di tahun :

1995

1996

1997

1998

1999

2000

Selamat, kalian akan segera tergabung dalam Komunitas Quarter Life Crisis!!1!111!1 Waspadalah! Waspadalah!

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Tabrakan antara impian dengan realitas seringkali membuat kita mengalami krisis. Mengutip kata-kata penulis kondang, Andrea Hirata, pada novelnya yang berjudul Sang Pemimpi yakni “bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” suatu saat nanti akan berubah arah menjadi “bermimpilah, agar Tuhan bisa tertawa.”

Realistis, sikap Itulah yang acapkali digaungkan oleh sebagian besar pikiran kaum yang tergabung dalam komunitas quarter life crisis.

Quarter life crisis (QLC) atau krisis usia seperempat abad merupakan sebuah kondisi atau periode yang terjadi pada diri seseorang ketika memasuki tahap pendewasaan, yang biasa ditandai dengan terjadinya krisis emosional yang melibatkan perasaan seperti perasaan kecemasan, kesepian, kesedihan, kebingungan, isolasi, tak termotivasi, frustasi, bahkan depresi serta merasa terjebak dalam ketakutannya sendiri.

Pada umumnya, hal ini dialami oleh sebagian besar kaum yang memasuki usia 20-an, baik itu di awal, di tengah, maupun di akhir dekade ketiga dalam kehidupan orang tersebut. Namun, ada juga beberapa orang yang mengalami krisis ini pada usia 18-an. Dan tidak jarang pula perasaan-perasaan yang dialami pada periode krisis tersebut masih terus dirasakan  hingga memasuki usia 30-an.

Lantas, bagaimana jadinya kalau quarter life crisis menerpa kewarasan sobat misqueen Twitter yang hobinya adalah rebahan?

Rakyat Twitter punya keunikan perilaku tersendiri dalam berinteraksi. Si kreatif tukang sambat, tukang bacot, tukang pamer kemiskinan, pecinta rebahan yang diilhami bakat berupa kekreatifitasan yang mendarah daging, mampu memberikan ke-khas-an perilaku tersendiri saat mengalami krisis pada usia seperempat abad. Selain memberikan keunikan perilaku bagi orang-orang yang melihat, sobat misqueen Twitter juga punya kelebihan dalam dirinya sendiri yang mampu membantu mereka menghadapi kewarasan di saat-saat krisis.

Rakyat Twitter yang pada dasarnya adalah pecinta rebahan, akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri ketika sedang mengalami periode krisis tersebut. Tidak banyak orang yang mampu bertahan dalam kerebahan yang hakiki tanpa mempermasalahkan kepala pening akibat kebanyakan tidur, dan tidak banyak pula orang yang mampu beradaptasi dengan  kesedihan dan kesepian yang langsung mengobrak-abrikmu seketika saat kita mulai masuk ke dalam kenyamanan kasur. Sang pecinta rebahan, jelas sudah nyaman dengan hukum yang berlaku pada negeri kasur ajaib.

Atau bisa jadi yang terjadi malah sebaliknya, ketika orang lain yang terjerat krisis diri mulai antusias untuk menepi, si pemilik semesta rebahan, malah muak dan merasa frustasi melihat rutinitas yang membuat dirinya berlumut dan mati dimakan kutu hingga akhirnya mereka mulai beranjak keluar dari zona nyamannya untuk mencari suasana baru.

Belum pula ditambah dengan skill bacot dan sambatnya yang merupakan poin plus tersendiri bagi rakyat Twitter yang tentu saja sangat-sangat membantu proses penyembuhan dalam quarter life crisis. Karena tahu sendiri kan perasaan negatif yang terpendam tak tertuang hanya akan memperparah rasa kesakitan. Daaannn … jackpot! Rakyat Twitter mampu menuangnya dalam bentuk tweet-tweet humor yang ironi. Bahkan, saking seringnya muncul tweet-tweet ironi dan semacamnya yang begitu kreatif, saya curiga, apakah seluruh rakyat Twitter sebenarnya merupakan aliansi orang-orang setengah dewasa yang sedang dirundung the darkness of quarter life crisis?

Periode quarter life crisis yang dialami rakyat Twitter juga terbantu oleh tingkah mereka yang suka pamer kemiskinan. Membayangkan melihat kekayaan dan kesuksesan teman-teman lain yang berseliweran di Instagram story saat sedang mengamini krisis hanya akan memperburuk kewarasan, namun tentunya sobat misqueen twitter tidak akan terpengaruh dengan itu semua karena, apa itu kekayaan, apa itu kemewahan? Hal yang paling patut dibanggakan bagi rakyat Twitter adalah jiwa-jiwa kemisqueen-an yang meronta-ronta. heuheu

Menurut seorang peneliti dari University of Greenwich, Dr Oliver Robinson, dalam quarter life crisis, terdapat empat fase yang seringkali dilalui seseorang. Yang pertama, orang tersebut akan mengalami perasaan terjebak dan frustasi dalam suatu situasi, entah itu identitas, pekerjaan, pertemanan, percintaan, relasi, keuangan, maupun dalam hal-hal lainnya. Kedua, yakni dimana seseorang mulai bisa menghandle pikirannya dan mulai menginginkan perubahan yang selanjutnya akan terjadi proses memotivasi diri, menyembuhkan diri, dan merupakan langkah awal menuju kebangkitan. Fase ketiga merupakan fase di mana  motivasi berhasil menggerakkanya untuk bangkit dari keterpurukan, bahkan ia mampu menertawakan kebodohannya pada masa-masa kelam tersebut. Pada fase keempat ia akan berkomitmen untuk bangkit dan belajar dari pengalaman di masa-masa gelap.

Begitu pula fase-fase yang dialami rakyat Twitter, setelah periode menangis-nangis di kamar dan tweet galau kreatifnya yang mempesona dan berseliweran di timeline pada fase pertama, fase selanjutnya adalah terciptanya tweet maupun retweet tentang ironi yang dibalut humor khas Twitter. Humor yang tercipta biasanya digunakan untuk self-healing, media penyembuhan dengan cara menertawakan diri. Setelah berlalunya periode tersebut, bisa-bisa akan muncul thread berjudul How I Dealing With My Quarter Life Crisis.

Meskipun sobat misqueen Twitter punya cara unik dalam menghadapi quarter crisis of life, namun tetap saja, menurut riset yang didapatkan dari The Guardian, perasaan tidak aman, terjebak, kecewa, kesepian, dan depresi yang dilalui dalam masa-masa quarter life crisis diakui menghambat kehidupan 86% generasi milenial. Sobat twitter yang kebanyakan juga berasal dari generasi milenial tentunya termasuk kedalam golongan 86% tersebut. Meskipun sebagian besar milenial memandang periode quarter life crisis sebagai hal yang sangat mengganggu dan mereka ingin cepat-cepat mereka lalui, namun dalam tulisan yang bertajuk Why Millenials Need Quarter life Crisis, Caroline Beaton menyatakan bahwa quarter life crisis bisa menjadi pengingat bagi millenial untuk terus berjuang maju dalam hidupnya. Atwood dan Scholts juga berargumen bahwa quarter life crisis menjadi titik awal bagi seseorang untuk dapat melakukan pencarian jati diri. Setelah melakukan evaluasi yang terjadi pada periode kedua quarter life crisis, mereka dapat menentukan apa yang sebenarnya ingin dia cari, dia capai, dan dia perbaiki dalam hidupnya. (*)

BACA JUGA Lagu Entah Apa yang Merasuki “Demokrasi” Kita dan Efek Suara Gagak atau tulisan Helda Pebita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: Media SosialQuarter Life Crisissobat misqueenTwitter
Helda Pebita

Helda Pebita

ArtikelTerkait

4 Dosa Akun Centang Biru yang Bikin X Jadi Makin Nggak Asik

4 Dosa Akun Centang Biru yang Bikin X Jadi Makin Nggak Asik

4 Februari 2025
Sarkasme terhadap Generasi Trending

Sarkasme terhadap Generasi Trending

1 November 2019
5 Tips Berdebat di Media Sosial agar Terhindar dari Debat Kusir terminal mojok

5 Tips Berdebat di Media Sosial agar Terhindar dari Debat Kusir

6 Agustus 2021
Daripada Bikin Cuitan Palsu demi Konten, Mending Bikin Novel Sekalian

Daripada Bikin Cuitan Palsu demi Konten, Mending Bikin Novel Sekalian

29 Februari 2020
#eskrimdimakan

Perdebatan Tagar #EsKrimDimakan atau #EsKrimDiminum yang Nggak Penting-Penting Amat

20 Agustus 2019
Maaf ya Mbak Kiky Saputri, Menjelaskan Istilah Medis ke Pasien Memang Ribet

Maaf ya Mbak Kiky Saputri, Menjelaskan Istilah Medis ke Pasien Memang Ribet

11 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.