Bagi mahasiswa UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, atau biasa disingkat UIN Saizu, kata “Purwasera” mungkin lebih sakral daripada jadwal kuliah jam delapan pagi. Soalnya, di situlah semua lapar, stres, dan keresahan anak kampus menemukan jalan pulang.
Purwasera—singkatan dari Purwanegara Selera Rakyat—terletak di samping kampus UIN Saizu. Jangan bayangkan seperti food court mall dengan lampu-lampu gantung estetik. Di sini, yang ada justru deretan warung sederhana, asap gorengan yang menari-nari di udara, dan aroma nasi hangat yang bisa bikin mahasiswa lupa deadline tugas.
Waktu pertama kali aku ke Purwasera, suasananya langsung ngingetin aku pada kampung halaman. Nggak ada yang sok-sokan, semua serba apa adanya. Warungnya mungkin cuma beratap seng, tapi rasanya? Duh, ngalahin restoran bintang lima. Apalagi kalau perut udah keroncongan abis kuliah back-to-back dari pagi.
Menu di Purwasera UIN Saizu
Menu di Purwasera itu macam-macam. Ada warung nasi dengan segala lauk pauknya: ayam goreng, tempe mendoan, oseng kikil, sambal terasi yang pedesnya bisa nyadarin kamu dari rasa kantuk. Kalau lagi pengin yang berkuah, tinggal melipir dikit, ada bakso, mie ayam, dan soto yang kuahnya gurihnya kebangetan.
Buat yang lebih suka jajanan, tinggal geser dikit ke ujung, di sana ada seblak, cilok, es teh jumbo, sampai bakso pentol yang selalu ramai menjelang sore. Semua harga mahasiswa banget, bahkan kadang kamu bisa makan kenyang cuma dengan uang kembalian fotokopi modul.
Yang bikin Purwasera istimewa bukan cuma makanannya, tapi suasananya. Di jam-jam istirahat, tempat ini berubah jadi lautan manusia. Mahasiswa dari berbagai fakultas tumpah ruah. Ada yang makan sambil nugas, ada yang curhat tentang dosen killer, ada yang sekadar menghela nafas, dan ada juga yang sengaja nongkrong nunggu gebetan keluar kelas.
Kalau kamu mau lihat potret kehidupan mahasiswa UIN Saizu yang paling jujur, datanglah ke Purwasera. Di sana kamu bakal nemuin semua warna: yang sibuk milih lauk tapi ujung-ujungnya tetep ayam goreng, yang makan rame-rame sambil debat hal nggak penting, sampai yang duduk sendirian karena lagi pengin tenang.
Kadang, di sela riuhnya Purwasera, aku suka mikir, tempat ini tuh bukan sekadar pusat kuliner, tapi juga ruang sosial kampus yang nggak resmi. Di sinilah obrolan ngalor-ngidul soal dosen, organisasi, sampai drama kampus beredar tanpa sensor. Kadang ada yang nyari ide lomba, ada juga yang cuma numpang curhat sambil ngeluh harga seblak naik. Pokoknya, semuanya campur jadi satu: lapar, tawa, dan cerita mahasiswa yang nggak pernah habis.
Sore hari, segalanya lebih tenang
Sore hari, suasana mulai lebih tenang. Lampu warung satu per satu menyala, dan angin Purwokerto yang adem mulai berhembus lembut. Di momen itu, Purwasera terasa seperti tempat istirahat dari segala hiruk-pikuk dunia kampus.
Buatku, Purwasera UIN Saizu adalah bukti bahwa kebahagiaan mahasiswa nggak selalu harus mahal. Kadang cuma butuh sepiring nasi hangat, sambal yang pedasnya pas, dan teman ngobrol yang ngerti maksudmu tanpa banyak kata.
Jadi, kalau kamu kebetulan lagi main ke UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, jangan langsung pulang setelah urusan kampus selesai. Coba deh mampir ke Purwasera. Duduk sebentar, pesan makan, rasakan suasananya. Karena di tempat sederhana itu, kamu nggak cuma akan menemukan rasa kenyang, tapi juga rasa hidup yang sebenarnya mahasiswa banget.
Penulis: Assyifa Furqon Gaibinsani
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Keunikan UIN SAIZU Purwokerto yang Nggak Ada di Kampus Lain
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















