• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Puan Maharani di Mata Sesama Perempuan: Privilese Itu Tidak Menarik di Mata Kami

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
6 Desember 2022
A A
Puan Maharani, Satu-satunya Capres Perempuan dari Partai Sejauh Ini Terminal Mojok

Puan Maharani di Mata Sesama Perempuan: Privilise Itu Tidak Menarik di Mata Kami (Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Puan Maharani disebut-sebut sebagai satu-satunya capres perempuan sejauh ini. Sekadar gimik gender dalam pencalonan diri atau memang terbukti layak?

Tak terasa sebentar lagi Indonesia akan memasuki tahun politik untuk menentukan pemimpin bangsa ini. Sebagaimana waktu-waktu sebelumnya, menjelang pemilu, aroma politik mulai tercium. Kabar burung mengenai siapa saja yang memiliki peluang kuat untuk mencalonkan diri menjadi presiden di masa depan mulai banyak berembus. Kubu-kubu mulai terbentuk di tengah masyarakat, khususnya mereka yang menyatakan diri sebagai simpatisan sosok tertentu. Debat kusir di berbagai platform media sosial pun tak terelakkan mengenai pantas tidaknya seseorang menjadi calon presiden.

Jujur saja, selain persoalan agama yang sering diseret dalam perdebatan amatir antar-warganet, permasalahan gender juga kini menjadi topik hangat. Merujuk pada isu tersebut, tentunya kita tidak bisa melewatkan begitu saja nama Puan Maharani.

Sebagai seseorang yang memiliki privilese luar biasa, Puan memiliki kesempatan besar untuk turut bertarung dalam pencalonan presiden di Pemilu 2024 mendatang, termasuk fakta bahwa ia adalah seorang perempuan. Bahkan hingga detik ini, Puan Maharani digadang-gadang menjadi calon tunggal presiden perempuan yang berasal dari partai. Namun, publik tentu berhak bertanya, apakah hak-hak istimewa yang dimiliki Puan lantas menjadikannya pantas diusung menjadi satu-satunya capres perempuan oleh partai?

Mari bersepakat bahwa dilihat dari kurun waktunya, Puan memang ibarat buah yang sudah matang pohon. Pengalaman berpolitiknya tentu tak bisa dikatakan layaknya anak kemarin sore. Ia mengawali karier sebagai anggota partai, menjadi anggota DPR RI, menjabat sebagai ketua fraksi, menjulang menjadi menteri, dan kini berhasil menjadi perempuan pertama yang duduk di kursi Ketua DPR RI.

Rentetan track record tersebut cukup membuktikan kepada khalayak tentang sejauh mana Puan memahami seluk-beluk dan lika-liku politik. Akan tetapi, bagaimanakah kredibilitas dan kapabilitas yang ia miliki? Mengapa harus menyangkutpautkan gimik gender dalam pencalonan diri?

Adalah sebuah pengkerdilan bagi calon pemilih perempuan bilamana mengimbau mereka untuk memilih calon presiden berdasarkan preferensi gender. Alasan ini mendiskreditkan perempuan sebagai kategori bakal pemilih yang seolah dianggap tidak mempunyai pengetahuan yang mencukupi untuk mencoblos seorang tokoh berdasarkan kemampuan berpolitik serta kepemimpinannya.

Kesetaraan gender bukan artinya membuka pintu toleransi selebar-lebarnya atas ketidakmampuan seseorang dalam meraih jabatan tertentu. Terlebih, kedudukan pemimpin negara merupakan posisi sentral yang krusial. Bagaimanapun rekam jejak serta prestasi seseorang wajib dipertimbangkan sebelum mengajukan diri menjadi capres.

Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana prestasi yang telah dicetak oleh Puan Maharani selama ia berkecimpung di dunia politik. Adakah gebrakan atau inovasi serta program terdahulu yang dicanangkan oleh Puan di mana hal tersebut merepresentasikan kepentingan perempuan?

Publik harus jeli dalam memilih pemimpin yang menentukan langkah strategis negara ini. Artinya, jangan terkecoh dengan hasil survei yang menjajakan popularitas serta elektabilitas semata. Pemilu 2024 Indonesia hendaknya lebih menitikberatkan pada kualitas seorang calon pemimpin.

Jika dikatakan Puan Maharani sejauh ini menjadi satu-satunya capres yang diusung partai, tentu saja hal ini tidak lepas dari akses istimewa yang dimilikinya, yaitu eksistensi Megawati sebagai pemilik partai. Sudah pasti jalannya lebih mulus dibandingkan pesaingnya dalam partai yang sama.

Bagi para bakal pemilih dalam Pemilu 2024 yang berakal sehat, menjatuhkan pilihan pemimpin bukanlah didasari homogenitas atau privilese yang dimiliki calon pemimpin. Artinya, persamaan agama maupun gender, apalagi privilese seseorang tidak menjadi tolok ukur yang objektif. Lebih dari itu, visi dan misi yang ditawarkanlah yang menjadi acuan. Tentu saja di luar bagaimana nanti eksekusinya pada saat masa menjabat berlangsung. Sebagaimana menjual diri, yang disajikan tentu yang menjanjikan dan terdengar spektakuler semua. Akan tetapi, setidaknya dasar pemikiran tersebut jauh lebih rasional ketimbang bersandar pada sifat homogen capres yang merefleksikan diri calon pemilih saja.

Bicara tentang prestasi dari tokoh politik perempuan, rasa-rasanya Retno Marsudi yang saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI jauh menggungguli Puan Maharani. Khususnya, beliau telah membuktikan kepeduliannya terhadap kaum perempuan yang dicerminkan dalam penghargaan yang diraihnya.

Pada tahun 2017, Retno Marsudi berhasil menorehkan prestasi sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan yang dianugerahkan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). Bukan prestasi abal-abal sebab UN Women merupakan lembaga PBB yang mengemban tugas dalam pemberdayaan perempuan. Sedangkan PGF adalah lembaga non-profit yang memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan. Pun, presiden Joko Widodo sendiri mengakui kemampuan Retno Marsudi dengan mengajak beliau kembali berkiprah dalam Kabinet Indonesia Maju di periode kedua kepemimpinannya.

Nama politisi perempuan lainnya yang tak kalah diperhitungkan ialah Khofifah Indar Parawansa yang menjabat menjadi Gubernur Jawa Timur sejak Februari 2019 hingga kini. Sejumlah penghargaan bergengsi pun banyak diperolehnya semenjak ia menjabat. Mulai anugerah dalam acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di tahun 2019 sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Terbaik, Pembina Ormas Terbaik, sampai penghargaan yang diserahkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim di tengah situasi pandemi. Rangkaian prestasi tersebut menjadi saksi atas dedikasi dan komitmen Khofifah dalam melakukan perubahan besar bagi Indonesia, tak merujuk pada satu gender saja.

Dari uraian di atas, wajar saja bila tidak sedikit anggota masyarakat yang meragukan Puan Maharani untuk maju di kancah Pemilu 2024. Propaganda mengerahkan seorang Srikandi untuk mempimpin suatu bangsa tidaklah relevan. Sayangnya, banyak pihak tak bertanggungjawab yang memelintir fakta ini serta mengaitkannya dengan feminisme dan kentalnya budaya patriarki di Indonesia.

Pemimpin yang baik tidak dinilai dari jenis kelaminnya. Tapi, toh, sekali lagi, adalah otoritas seorang pemimpin partai untuk mengajukan capres yang akan didukungnya. Tinggal bagaimana masyarakat secara bijak menggunakan hak pilih masing-masing nantinya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Puan Maharani atau Tidak Sama Sekali: Kegalauan PDIP yang Rasional.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2022 oleh

Tags: Kanal Pemilu Mojokpemilu 2024Pilprespuan maharaniSuara Politik Perempuan

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Lulusan marketing yang jadi tukang makeup.

ArtikelTerkait

5 Hal tentang Masjid Raya Al-Jabbar yang Jarang Orang Ketahui ridwan kamil

Ridwan Kamil Lebih Siap Jadi Artis ketimbang Presiden

18 Maret 2023
Bendera Partai di Jalanan: Ide Kuno yang Nggak Relevan

Bendera Partai di Jalanan: Ide Kuno yang Nggak Relevan

18 Februari 2023
PSSI, Erick Thohir, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

Pak Erick Thohir, NU Itu Bukan Voters KLB PSSI, Salah Sasaran, Bung!

6 Februari 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

25 Januari 2023
Sudah Waktunya Susi Pudjiastuti Diperhitungkan sebagai Capres

Sebagai Orang yang Nggak Paham Politik, Saya Bingung Mau Pilih Capres yang Mana

16 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
7 Band Indonesia yang Semakin Tenar setelah Ganti Vokalis Terminal Mojok

7 Band Indonesia yang Semakin Tenar setelah Ganti Vokalis

7 Kebiasaan Ibu-ibu Saat Belanja yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

7 Kebiasaan Ibu-ibu Saat Belanja yang Bikin Geleng-geleng Kepala

3 Lagu Dewa 19 yang Selamanya Bakal Terkenal Melebihi Lagu Lain (Instagram @officialdewa19)

3 Lagu Dewa 19 yang Selamanya Bakal Terkenal Melebihi Lagu Lain

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor

30 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!