Proker KKN yang Cocok untuk Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin”. Warga Senang, Mahasiswa Nggak Dicap Sok-sokan

6 Proker KKN yang Cocok untuk Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin”, Dijamin Nggak Akan Dicap Mahasiswa Sok-sokan (Mojok.co)

6 Proker KKN yang Cocok untuk Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin”, Dijamin Nggak Akan Dicap Mahasiswa Sok-sokan (unsplash.com)

Kampung Durian Runtuh Upin dan Ipin barangkali jadi tempat impian mahasiswa KKN. Nggak perlu pusing-pusing ketika menyusun proker. 

Program kerja menjadi hal yang memusingkan bagi mahasiswa yang akan terjun KKN. Program harus pas sehingga membawa masyarakat bagi warga setempat. Nah, menyusun program kerja yang sesuai inilah tantanggannya. Banyak mahasiswa kesulitan karena tidak begitu mengenal tempat mereka KKN. 

Saya jadi membayangkan, andai saja para mahasiswa KKN di Kampung Durian Runtuh, pasti akan sangat mudah menyusun proker. Ya, siapa sih yang nggak kenal kampung yang menjadi latar tempat serial TV Upin dan Ipin itu? Tontonan asal Malaysia itu begitu terkenal, hampir semua orang mengetahuinya. 

Salah satu penulis Terminal Mojok pernah menulis Membayangkan Rasanya Jadi Mahasiswa KKN di Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin. Saya jadi tergelitik untuk menulis proker KKN yang akan dikerjakan mahasiswa kalau bisa KKN di Kampung Durian Runtuh. Dinamika kampung tersebut dapat dengan mudah dianalisis melalui setiap episodenya. Mahasiswa tinggal menyusun program-program yang membawa manfaat. Kira-kira ada program apa saja? 

#1 Pengembangan sungai terpadu

Salah satu episode menceritakan duo kembar Upin dan Ipin serta Tok Dalang mencari ikan di sungai. Ikan di sungai tersebut tidak sebanyak dahulu sehingga mereka kesulitan menangkapnya. Nah, kalau ada mahasiswa KKN di sana, mereka mungkin bisa menginisiasi pembibitan ikan. 

Sebenarnya masih perlu ditelusuri alasan di balik menghilangnya ikan-ikan di sungai itu. Episode tersebut tidak menceritakan secara detail. Namun, kalau alasannya karena sampah, para mahasiswa KKN bisa sekaligus menginisiasi filtrasi otomatis. Proker ini akan membebaskan sungai Kampung Durian Runtuh dari sampah-sampah. 

#2 Pengolahan barang bekas berbasis mikro

Di serial Upin & Ipin ada tokoh nyentrik dengan sepeda ontel tua yang khas, namanya Paman Ah Tong. Tokoh yang sering berpakaian serba merah dan beretnis Tionghoa itu sehari-hari bekerja menjual barang-barang bekas. Sebagai penonton setia Upin dan Ipin saya mencermati kalau barang-barang bekas yang dijual oleh Paman Ah Tong ini sebenarnya masih bagus dan punya nilai jual tinggi. 

Nah, di situlah peluang pengembangan proker. Mahasiswa KKN bisa melakukan sosialisasi sekaligus praktik pengolahan barang bekas yang tentunya akan meningkatkan pendapatan Paman Ah Tong. Bahkan, bukan tidak mungkin olahan tersebut menjadi produk usaha yang berfungsi. 

#3 Membangun jembatan

Mirip dengan proker KKN di Indonesia yang membangun berbagai fasilitas sederhana di desa seperti gapura hingga papan arah. Mahasiswa KKN Kampung Durian Runtuh juga bisa dibuat mirip seperti itu. Kebetulan di kampung terdapat jembatan yang konstruksinya begitu ringkih. Bahkan Tok Dalang pernah terjatuh di jembatan itu. 

Padahal, sepanjang saya menonton Upin dan Ipin, jembatan ini kerap dilalui oleh warga setempat. Itu mengapa saya rasa perlu ada proker yang menyinggung soal jembatan ini. Entah membangunnya kembali atau edukasi konstruksi jembatan yang kokoh. Proker semacam ini akan cocok bagi mereka yang berasal dari jurusan Teknik Sipil. 

#4 Pembuatan pupuk

Kehidupan warga Kampung Durian Runtuh ternyata tidak jauh dari aktivitas berkebun. Upin dan Ipin misalnya, sering diajak Kak Ros berkebun di dekat rumah mereka. Si kembar ini terlihat begitu jengkel dan seringkali mengeluh dengan tanah dan berbagai pupuk yang ada. 

Tidak hanya itu, duo kembar itu juga sering kerja bakti menanam bunga di TK Tadika Mesra. Lagi-lagi mereka jengkel harus berkebun karena ribet. Saya sih membacanya kejengkelan mereka bukan hanya karena tanah dan pupuk yang kotor. Kemungkinan besar duo kembar itu sudah melakukan kegiatan berulang kali hingga bosan. 

Nah, kehidupan warga yang tidak asing dari berkebun akan cocok dengan proker KKN pembuatan pupuk. Mahasiswa bisa melakukan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk zaman sekarang, yang tentunya lebih mudah dan praktis. Tidak lupa, penting pula menyisipkan pesan manfaat berkebun di kampung. 

#5 Cara berjualan online

Penjual di sekitar Kampung Durian Runtuh begitu banyak. Salah satunya kedai Uncle Muthu, yang selalu jadi andalan tempat makan Upin & Ipin. Selain itu, ada juga Mail yang selalu menjajakan ayam goleknya. Ketika mereka berjualan, seringkali terdengar keluhan, jika sepi dan belum ada pembelinya. 

Kalau dipikir-pikir, cara jualan Mail dan Uncle Muthu lebih banyak menggunakan cara konvensional. Padahal zaman sekarang makin canggih, banyak fitur online yang memudahkan pembeli dan penjual. Ketika KKN di sana, mahasiswa bisa memperkenalkan cara berjualan secara online seperti mendaftar di platform penjualan makanan hingga memanfaatkan media sosia.

#6 Program literasi

Si kembar Upin dan Ipin punya teman bernama Jarjit yang senang berpantun. Walau pantunnya kadang ngawur, saya melihat kemampuan literasi Jarjit ini lumayan baik ya. Kalau tidak baik, bagaimana mungkin dia tahu pantun dan penggunaannya. 

Selain suka pantun, Jarjit juga suka membaca. Saya rasa akan sangat pas kalau ada proker literasi di Kampung Durian Runtuh, terutama literasi untuk anak-anak. Mengingat, di kampung ini terdapat banyak anak-anak. Mahasiswa bisa mengajak membaca atau belajar di ruang terbuka supaya anak-anak betah. 

Nah, di atas beberapa proker KKN yang cocok dilakukan di Kampung Durian Runtuh. Walaupun hanya angan-angan belaka, semoga tulisan ini menyadarkan siapa pun untuk membuat proker sesuai dengan kebutuhan warga. Perbanyak riset supaya memahami kebutuhan warga. Jangan datang KKN tanpa pengetahuan tentang warga setempat sehingga prokernya salah sasaran semua. 

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4 Episode Upin dan Ipin yang Mengecewakan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version