Salah satu fasilitas terbaik yang dapat ditawarkan kos-kosan adalah kulkas. Maklum, bagi anak kos, kulkas sangat membantu untuk menghemat pengeluaran harian. Gimana nggak, berbagai macam makanan bisa dimasukin ke kulkas. Makanan yang nggak habis, es teh sisa setengah gelas, kue pancong sisa semalam, hingga menyimpan martabak pemberian mas pacar. Hehehe.
Namun sayang seribu sayang, kulkas bersama di kos mahasiswa seringnya nggak mencerminkan “mahasiswa” yang sesungguhnya. Mahasiswa yang konon katanya berperan sebagai agen perubahan. Lha, gimana bisa jadi agen perubahan, hal sesederhana kulkas kos aja nggak bisa diurus. Manfaat dari fasilitas ini seolah-olah berlalu begitu saja lantaran ada oknum nggak bertanggung jawab atas kebersihan dan keamanan isi kulkas bersama.
Daftar Isi
Kotor
Saya nggak ngerti ya, sesibuk apa orang yang mengotori—mungkin juga nggak sengaja—kulkas dengan tumpahan minuman manis, terus nggak sempat dibersihkan? Lantaran kulkas bersama, air mineral biasa pun kalau tergenang di dalam lemari pendingin tanpa kita tahu siapa pelakunya tentu menimbulkan rasa jijik ketika akan disentuh, kan? Apalagi tumpahan minuman manis yang nggak dibersihkan? Jelas-jelas bakal bikin lengket dan mengundang semut.
Selain bekas lengket dari minuman, saya juga kerap menjumpai genangan darah ayam di bagian freezer kulkas bersama kos mahasiswa. Darah ayam ini kian lama mengering dan meninggalkan bercak merah gelap pekat dan amis. Ketika ditanya di grup WhatsApp kos-kosan, nggak ada yang ngaku siapa yang pernah beli ayam. Setiap orang memang pernah berbuat salah, tapi untuk kesalahan satu ini, mohon maaf nggak bisa ditoleransi.
Penyusunan makanan dan minuman dalam kulkas berantakan
“Asal bisa masuk dan pintunya ketutup,” mungkin begitu yang ada di pikiran mahasiswa yang seenaknya memasukkan makanan atau minuman ke dalam kulkas. Bila penyusunannya rapi dan nggak menyulitkan orang lain, sih nggak masalah, ya. Wajar saja karena fasilitas tersebut memang kulkas bersama. Namun bakal jadi masalah kalau barang-barang tadi dimasukkan seenaknya aja sampai kalau pintu kulkas dibuka, barang-barangnya berjatuhan.
Masalah akan bertambah kalau yang jatuh tadi adalah makanan atau minuman yang mudah rusak dan mudah terkontaminasi bakteri. Misalnya makanan yang jatuh tanpa wadahnya, daging-dagingan, sayur, buah, dan sebagainya. Makanan seperti ini digolongkan perishable food atau makanan yang mudah rusak, sehingga perlu penanganan khusus. Untuk bahan makanan seperti ini, perlu perhatian lebih agar penyimpanannya dapat tahan lama dan tanpa merusak kandungannya.
Isinya makanan basi
Lantaran digempur banyaknya tugas, tak jarang mahasiswa sampai lupa dengan makanan atau minuman yang disimpan di kulkas. Maka nggak usah kaget kalau di dalam kulkas bersama kos mahasiswa, kita kerap menjumpai makanan yang sudah kedaluwarsa berminggu-minggu lalu. Padahal kalau kebiasaan ini terus dilakukan, bakal berdampak pada aroma di dalam lemari pendingin yang menjadi berbau nggak sedap, lho.
Poin sebelumnya saya sudah menyinggung soal perishable food. Banyak sayur-mayur, buah-buahan, dan sejenisnya yang berakhir di kotak sampah karena perilaku lalai pemiliknya. Ini yang paling bikin sakit hati, banyak makanan yang terbuang sia-sia, sementara masih banyak orang yang membutuhkannya. Nggak usah jauh-jauh, mungkin saja tetangga sebelah kamar kos kita belum makan seharian.
Misteri makanan dan minuman yang lenyap
Salah satu permasalahan klasik dari kulkas bersama kos-kosan adalah lenyapnya makanan yang entah ke mana. Entah si pemilik lupa sudah memakannya, atau memang ada orang lain yang—mungkin nggak sengaja—memakannya. Namanya juga manusia, wqwqwq.
Di grup WhatsApp kos saya itu isinya kalau nggak ngomongin dapur yang kotor, ya nanyain makanan hilang ke mana. Mungkin dari poin ketiga yang saya jelaskan, ada tetangga kos yang berinisiatif untuk membantu memakannya sebelum kedaluwarsa, ya.
Itulah beberapa masalah yang saya hadapi sebagai penghuni kos-kosan yang berbagi kulkas bersama. Saya sangat mengerti bila setiap orang memiliki masalah masing-masing dan berimbas pada aktivitas hariannya, karena hal yang sama juga terjadi pada saya. Akan tetapi, ada baiknya hal-hal yang dapat merugikan orang banyak dihilangkan, terlepas apa pun kondisinya. Sebab, kita sudah hidup bersama jauh dari rumah, sudah seharusnya memiliki perasaan saling menjaga.
Penulis: Aulia Syafitri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bunga Es Numpuk di Dalam Freezer Kulkas? Hilangkan dengan 5 Cara Ini.