Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Privilege Jadi Orang Cirebon yang Tidak Dimiliki Daerah Lain, Bisa Jadi Bunglon!

Ahmad Nasihin oleh Ahmad Nasihin
16 September 2025
A A
9 Kuliner Cirebon yang Layak Dikenal Lebih Luas selain Empal Gentong dan Nasi Jamblang Mojok.co

9 Kuliner Cirebon yang Layak Dikenal Lebih Luas selain Empal Gentong dan Nasi Jamblang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang-orang Cirebon sering kali mengalami krisis identitas, dan mendapatkan banyak pertanyaan dari orang luar, “Sebenarnya, kalian itu Jawa atau Sunda?” kalau ditanya hal ini, kadang mereka sendiri sebenarnya bingung jawab apa.

Hal ini sudah dijelaskan pada tulisan Orang Cirebon Terlalu Jawa untuk Disebut Sunda, Terlalu Sunda untuk Disebut Jawa. Tulisan tersebut menegaskan bahwa kota ini punya identitas tersendiri, bukan sepenuhnya Jawa, bukan juga sepenuhnya Sunda.

Nah, sebenarnya fenomena krisis identitas ini bukanlah sebuah masalah yang harus diselesaikan, tapi menjadi sebuah keuntungan dan privilege bagi orang Cirebon itu sendiri. Lahir dan dibesarkan di daerah yang menjadi “miniature pertemuan budaya” membuat mereka memiliki kelenturan sosial dan budaya yang jarang dimiliki daerah lainnya.

Bisa jadi bunglon di lingkungan Jawa dan Sunda

Orang Cirebon punya kemampuan menyesuaikan diri dengan lebih mudah seperti bunglon, baik ketika berada di lingkungan Jawa maupun Sunda. Bahasa sehari-hari mereka, bahasa Cerbonan, meskipun unik, memiliki kemiripan kosakata dan intonasi dengan bahasa Jawa meskipun pada dasarnya dialeknya berbeda.

Bagi penutur Bahasa Jawa, percakapan orang Cirebon bisa terdengar familiar, meskipun ada beberapa perbedaan kosakata, begitupun sebaliknya.

Tidak hanya situ, orang Cirebon juga diajarkan bebasan, tingkatan Bahasa halus yang serupa dengan krama pada Bahasa Jawa, yang dapat memberikan kesan lebih sopan dalam percakapan. Jadi Ketika berhadapan dengan lingkungan Jawa, orang Cirebon bisa cukup paham apa yang mereka katakan.

Di sisi lain, ketika berinteraksi dengan orang Sunda, orang Cirebon juga tidak merasa asing. Di sekolah, mereka diajarkan mata pelajaran bahasa Sunda, sehingga walaupun tidak fasih, percakapan dasar tetap dapat dipahami. Apalagi banyak kosakata Cerbon yang serumpun dengan bahasa Sunda. Bahkan, beberapa daerah di Cirebon yang dekat dengan Kuningan dan Majalengka, bahasa Sunda dipakai menjadi Bahasa sehari-hari, tapi mereka tetap bisa mengerti Cerbonan.

Dalam beberapa situasi dan kondisi, terkadang orang Cirebon bisa menggunakan kata yang berasal dari bahasa Jawa ataupun Sunda. Sebagai contoh kecil, untuk mengungkapkan misalnya “rasanya manis banget”, orang Cirebon bisa menggunakan “rasane manis pisan”, atau “rasane manis temen”. Yang mana, kata “pisan” itu dari bahasa Sunda, sedangkan “temen” dari bahasa Jawa untuk kata “banget”.

Baca Juga:

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

Taman Krucuk Cirebon Lebih Cocok Disebut Kuburan ketimbang Taman

Privilige multikultural orang Cirebon

Keistimewaan lain adalah orang Cirebon tidak terpatok pada adat dan tradisi Jawa atau Sunda, melainkan bisa keduanya. Mereka bisa pilih salah satunya, atau bahkan menggabungkan keduanya. Contoh paling jelas bisa terlihat dalam pelaksanaan pernikahan.

Orang Cirebon bisa memilih apakah menggunakan adat Jawa atau dengan adat Sunda, bahkan sering kali malah perpaduan unsur keduanya. Fleksibilitas ini merupakan cerminan dari sejarah kota ini sebagai “pelabuhan” yang terbuka terhadap berbagai pengaruh budaya.

Dalam skala kecil, masyarakat kota ini merepresentasikan berbagai keragaman Indonesia. Di sini, masyarakatnya sejak kecil hidup dalam keberagaman. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tetapi juga dengan beragam etnis lain seperti Tionghoa dan Arab turut mewarnai wajah kota ini.

Kota ini juga salah satu daerah di Indonesia yang secara formal mengajarkan dua bahasa daerah sekaligus di sekolah. Mata pelajaran muatan lokal bahasa Cirebon dan bahasa Sunda merupakan bukti bahwa keragaman tidak hanya diakui, tapi juga dilestarikan.

Hal ini bukan sekadar memperkaya kemampuan berbahasa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Anak-anaknya tumbuh dengan pemahaman bahwa memiliki banyak identitas bukanlah beban, melainkan sebuah kekayaan.

Cirebon membuktikan bahwa hidup di antara berbagai budaya bukan hanya mungkin, tetapi justru memberikan kekuatan untuk bergerak lebih lincah menghadapi dunia. Inilah keistimewaan menjadi orang Cirebon.

Jadi, buat orang Cirebon, kalau ditanya kalian itu Jawa atau Sunda?” jawablah dengan lantang penuh percaya diri “Bukan Jawa, Bukan Sunda, this is Cirebon.”

Penulis: Ahmad Nasihin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kuningan dan Cirebon: Berbeda tapi Saling Melengkapi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2025 oleh

Tags: bahasa cerbonBahasa JawaBahasa Sundacirebon
Ahmad Nasihin

Ahmad Nasihin

Lulusan mahasiswa peternakan yang suka berbagi cerita dan pengalaman lewat tulisan

ArtikelTerkait

Panggilan Kesayangan dalam Bahasa Jawa buat Pasangan selain Mas dan Dik Terminal Mojok

Panggilan Sayang dalam Bahasa Jawa buat Pasangan selain Mas dan Dhik

8 Januari 2022
Cidro 2 Adalah Lagu Jawa Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

Cidro 2 Adalah Lagu Jawa Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

23 Desember 2023
Pengalaman Saya Tinggal di Banjarharjo, Kecamatan Paling Nyaman di Brebes. Berasa Jadi Artis FTV Selama Tinggal di Sini

Pengalaman Saya Tinggal di Banjarharjo, Kecamatan Paling Nyaman di Brebes. Berasa Jadi Artis FTV Selama Tinggal di Sini

18 Juni 2024
panggilan pria bahasa sunda

Panggilan Pria Berdasarkan Usia dalam Bahasa Sunda

20 November 2021

3 Singkatan Bahasa Sunda yang Biasa Digunakan para Sundanese

14 Desember 2021
Panduan Penggunaan Kata "Aing" dalam Bahasa Sunda untuk Orang Luar Bandung terminal mojok.co

Penggunaan Kata ‘Aing’ dalam Bahasa Sunda untuk Pemula

10 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.