Adegan pertama Preman Pensiun episode 21 terjadi di depan sebuah masjid besar di pinggir jalan. Di sana Kang Bahar meminta Amin menunggunya di luar sedangkan dirinya masuk masjid itu.
Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil Kang Bahar bercerita bahwa masjid tersebut bernama Masjid Agung, masjid yang hanya ia kunjungi setahun dua kali bersama almarhum istrinya untuk salat Idul Fitri dan Idul Adha.
Tampaknya Kang Bahar sedang bernostalgia. Setelah kunjungan itu, ia berniat setiap minggu salat Jumat di sana.
Di sisi lain, Dikdik mulai memindahkah haluan asmaranya. Imas tergantikan sosok wanita lain. Imas yang sudah terpikat dengan keseriusan Dikdik mendadak bingung nan galau karena lelaki ini hilang tanpa kabar. Keberapa kali ia menghubungi, namun tidak ada tanggapan.
Tetapi beruntung ada sosok Amin di sana. Pria yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada Imas. Amin bersedia menjadi tempat curhat bahkan mampu menenangkan Imas.
Sementara itu, Iwan yang diganjar skorsing oleh Komar mendapat tawaran untuk bergabung dengan Jamal. Ia lalu menghadap Kang Mus untuk meminta izin. Alih-alih mendapat izin untuk bergabung dengan Jamal, justru Iwan diperintahkan untuk menemui Jamal dan mengatakan kepadanya bahwa dirinya akan keluar.
Tentu, itu merupakan perintah kurang baik bagi Iwan karena hanya akan memancing amarah dari Jamal. Akan tetapi, ada kabar segar juga bagi Iwan. Dia akhirnya mendapat izin Kang Mus untuk mendekati Yuyun tanpa ada intervensi dari Komar lagi. Syaratnya, Iwan jangan sampai mengganggu Yuyun jualan.
Sesampainya di hadapan Jamal, Iwan tanpa ragu mengutarakan maksudnya. Jamal jelas langsung naik pitam dibuatnya. “Coba ngomong sekali lagi, saya kurang jelas barusan,” kata Jamal mendekati Iwan.
Menyusul perkataan itu, dua pukulan dilayangkan Jamal. Tapi Iwan kan bekas atlet tinju, jadi dia dapat dengan mudah menghindarinya.
Amarah Jamal tak terbendung. Ia membentak Dikdik yang waktu itu ada di tempat untuk maju menghajar Iwan. Dikdik sadar dia tidak sebanding dengan Iwan, tapi apalah daya perintah harus dilaksanakan, dia pun terkena hantaman di bagian perutnya.
Melihat situasi itu, Jamal memutuskan pergi dari tempat seraya memberi ancaman kepada Iwan. Setelah itu, Iwan membangunkan Dikdik dan meminta maaf karena terpaksa memukulnya. Ia lalu bergegas pergi ke pasar untuk menemui Komar.
Masalah tidak berhenti di situ. Jamal menggerakkan Murad dan Pipit yang tak lain adalah anak buah Gobang untuk menuntaskan ancamannya kepada Iwan. “Kasih dia pelajaran!” perintah Jamal.
Sementara itu, di pasar Iwan mendapat sambutan buruk dari Komar. “Kalo bukan karena Kang Muslihat, kamu nggak bakal bisa buru-buru balik ke sini!” ucap Komar. Dia juga mengingatkan jangan macem-macem apalagi sampai menggoda Yuyun. Tapi percuma, Iwan sudah mengantongi izin dari Kang Mus untuk mendekati Yuyun, Komar harus terima dengan lapang dada Iwan menjadi rival asmaranya.
Di lain sisi, Gobang menelepon Kang Mus. Dia memberi info bahwa kedua anak buahnya menghilang dari terminal, ditakutkan telah menerima komando dari Jamal. Setelah menerima informasi tersebut Kang Mus lanjut menghubungi Dikdik, bertanya apakah Jamal telah memberi komando kepada Murad dan Pipit. Dikdik menjelaskan bahwa Jamal mengancam Iwan.
Berbekal informasi tersebut Kang Mus buru-buru keluar rumah dan menghidupkan vespanya. Tapi belum jelas tujuannya ke mana.
Sementara itu Murad dan Pipit yang telah tiba di parkiran pasar menanyakan keberadaan Iwan. Setelah mendapat informasi, tanpa banyak bicara mereka masuk pasar mencari Iwan.
Iwan yang lagi asyik mengobrol dengan Yuyun mendapat telepon dari Kang Mus .“Saya lagi menuju ke pasar, tapi takut nggak keburu, kalo ada Murad sama Pipit ke sana, kemungkinan kamu lagi dalam bahaya,” ucap Kang Mus. Mendengar peringatan itu Iwan bergegas pergi mencari tempat aman.
Murad dan Pipit masih menyusuri pasar mencari keberadaan Iwan, tetapi sepertinya Iwan gagal dijadikan perkedel oleh Murad dan Pipit karena saat ditelepon Kang Mus, Iwan sudah berada di angkot.
Kang Mus memutuskan untuk memindahkan Murad dan Pipit dari terminal ke jalanan di bawah naungan Jamal. Alasannya cukup cerdik: supaya lebih gampang ngawasinnya.
Menjelang berakhirnya Preman Pensiun episode 21 ini, Amin menelepon Kang Mus, mengatakan bahwa Kang Bahar ingin ketemu. Menerima kabar tersebut Kang Mus bergegas pergi ke rumah Kang Bahar. Sesampainya di sana, Kang Mus lantas duduk di kursi depan menunggu Kang Bahar keluar, tapi Amin memberi tahu untuk menunggu sebentar karena Kang Bahar mau salat dulu. Bak diterjang ombak, Kang Mus berkaca-kaca, dia seperti asing dengan kalimat “Kang Bahar salat”.
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.