Jika Preman Pensiun episode 10 dan 11 menceritakan kesehatan istri Kang Bahar yang terus menurun, pada Preman Pensiun episode 12 justru kabar baik muncul di awal cerita. Adegan awal menampakkan kemesraan Kang Bahar dengan istrinya yang kesehatannya telah membaik. Kalau kata Kinanti, sih gara-gara makan rengginang yang diberi oleh Uyan di Preman Pensiun episode 11. Tapi masa iya rengginang bisa jadi obat?
Meskipun saat itu kondisi Mami telah membaik, namun ia tetap saja tak ingin Kang Bahar memberi tahu anak-anaknya akan kesehatannya yang telah membaik. Hal itu disebabkan oleh tingkat kangen Mami kepada anaknya yang kelihatannya sudah menggunung sehingga kondisinya ingin dirahasiakan agar anaknya tetap mudik.
Di tengah perbincangan, tiba-tiba Kang Bahar teringat masa lalunya. Ia mengatakan kalau dia sempat skeptis dengan pernikahan, ia merasa tidak pantas menjadi suami siapa pun, tidak pantas menjadi kepala keluarga, bahkan ia juga tidak yakin ada mertua yang bersedia menerimanya. Hingga ia bertemu mami yang selisih umurnya mencapai 15 tahun. Kang Bahar pinter euy nyari istri.
Menjelas siang, adegan uwu kembali muncul antara Kang Bahar dengan Mami. Saat Kang Bahar menawari menggendong Mami, justru Kang Bahar bilang kalau tidak sanggup atas penawarannya sendiri. Hingga kemudian Mami bertanya, “Kalau nggak kuat kenapa nawari atuh.” Dengan santai Kang Bahar menyahut, “Artinya Papi masih sayang sama Mami, 100 persen masih sama seperti dulu.” Ulululu~
Setelah menampilkan keharmonisan keluarga Kang Bahar, adegan beralih ke keluarga Kang Mus yang tampaknya harmonis tapi nggak harmonis-harmonis amat. Sebab saat enak-enaknya sarapan berempat (Kang Mus, istri, anak, dan mertuanya), tiba-tiba Ema kepengin baju renang warna pink.
Bisa dibayangkan betapa mumetnya Kang Mus, nggak hanya mumet mikir uang buat beli, membayangkan mertuanya pakai baju renang warna pink justru lebih mumet.
Pada akhirnya Kang Mus menjanjikan akan membelikan kalau sudah gajian. Tentunya itu hanya janji Kang Mus yang berharap besok mertuanya sudah lupa.
Adegan selanjutnya dapat saya simpulkan bahwa pada Preman Pensiun episode 12 ini, ada tiga pria yang mengalami galau atau patah hati. Mereka adalah Amin, Ubed, dan Aditya.
Amin galau karena Imas lebih tertarik dengan Dikdik, anak buah Jamal. Sampai-sampai Imas harus menegaskan kepada Amin dengan nada tinggi karena menurutnya Amin terlalu mengganggu.
“A’ Amin boleh suka sama Imas, tapi Imas berhak memilih pasangan Imas sendiri,” kira-kira begitulah saat emosi Imas tercurahkan.
Ubed justru galau karena ditinggalkan oleh Dewi, partner copet terbaiknya. Masalahnya terletak pada Ubed yang ingin kembali bergabung dengan Junaedi dan Saeb sebagai copet dengan alasan pertemanan, hal itu terjadi setelah Ubed diajak bertukar pikiran oleh keduanya. Saat itu juga Dewi langsung meninggalkan Ubed padahal sedang enak-enaknya makan bakso cuanki.
Akibat terlalu galau dan sedih ditinggal Dewi, Ubed terhasut omongan dua copet apes Junaedi dan Saeb, untuk kembali ke tim pencopet.
Setelah Ubed resmi bergabung, harapan Saeb kepada Ubed sebagai jimat keberuntungan ternyata kandas. Ubed justru menjadi jimat keapesan ketika mengangkat telepon dari Amin yang ingin curhat tentang kegalauannya. Di tengah perbincangan via telepon yang tidak berfaedah itu, Ubed keceplosan menyebut bahwa dirinya adalah seorang copet. Lantas Saeb turun dari angkot dan meninggalkan Ubed.
Sedangkan Adit yang merupakan kawan kerja Kinanti, setiap hari justru merasa galau lantaran sosok Kinanti yang ditaksirnya malah semakin dekat dengan Uyan.
Suatu adegan menampilkan pertemuan antara Adit dengan Uyan. Adit menyatakan to the point kepada Uyan, bahwa ia ingin Uyan tidak terlalu dekat dengan Kinanti. Uyan pun membalas dengan to the point juga, “Saya nggak mau dan nggak peduli karena kamu bukan pacar Kinanti dan baru kenal dengan dia.” Lalu Uyan pergi meninggalkan Adit.
Di lain adegan, ternyata Jamal si koboi jadi-jadian malah memperluas doktrinnya kepada seluruh anak buah Kang Mus yang ada di pasar, terminal, dan jalanan. Terbukti dengan pernyataan Dikdik dan Ujang yang semakin bingung menyikapi bosnya di jalanan itu. Bahkan Jamal telah berani terang-terangan menuju ke pasar, yang kata si Komar tujuannya untuk survei, padahal tak lain hanya untuk memperluas dakwah doktrinnya kepada anak buah Komar.
Jamal di Preman Pensiun episode 12 ini memang digambarkan semakin bersemangat menyingkirkan Kang Mus dan menjjanjikan anak-anak buah Kang Mus akan naik jabatan jika ia berhasil.
Di akhir episode 12, Kang Mus tampak menghadap Kang Bahar. Sebelum Kang Mus laporan, Kang Bahar justru telah menyadari bahwa ada sebuah kekhawatiran yang dihadapi Muslihat. Akhirnya Kang Mus pun berterus terang bahwa dirinya megkhawatirkan pergerakan dari Jamal.
“Kamu yang mengambil kesimpulan untuk menarik kembali Jamal,” ucap Kang Bahar.
“Saya mulai merasa itu keputusan yang salah, Kang,” jawab Kang Mus.
“Dulu sudah saya peringatkan sama kamu.”
Kemampuan leadership Kang Mus sungguh diuji kali ini.
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.