Preman Pensiun episode 10 dibuka dengan adegan Jamal masuk ke sebuah kafe. Dia melangkahkan kakinya pelan, tiga karyawan yang ada di dalam kafe gemetar ketakutan, mereka menundukkan kepala saat Jamal datang. Jamal memesan es teh lemon lalu pergi ke depan Gedung Merdeka tempat dia menyimpan motornya. Kemudian Dikdik dan Ujang datang. Mereka protes karena ditempatkan di daerah yang panas dan jarang dikunjungi Kang Mus. Jamal menjelaskan di situ justru banyak kafe yang bagus, bersih, makanannya enak; sementara di tempatnya Komar dan Gobang cuma ada gehu sama bala-bala.
Setelah itu, adegan pindah ke pasar. Jupri dan Doni sedang menggoda Imas di depan markas mereka. Jelas Imas bete, dia nggak nyaman dengan perlakuan mereka. Ditambah lagi, Komar juga ikut menggodanya, makin bete lah dia. Untung, nggak lama kemudian Kang Mus datang menjemputnya. Komar langsung kicep, lalu menjelaskan apa yang dia bicarakan dengan Imas sebelum dimarahi Kang Mus.
Setelah mengantarkan Imas, Kang Mus menghadap Kang Bahar buat lapor bahwa dia sudah mengatur kembali anak buahnya setelah Jamal gabung kembali. Dia diberi tahu Kang Bahar agar berhati-hati, bisa jadi dia belum menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
Sementara itu di rumah Kang Mus, Ema mendatangi Esih di ruang tengah sambil manyun. Ternyata Ema bosen diem di rumah terus, pengin jalan-jalan, katanya. Tapi Esih nggak bisa nganter Ema karena banyak kerjaan. Dia harus masak buat makan siang, nyeterika baju sama ikut pengajian. Ema makin manyun lalu masuk kembali ke kamarnya.
Tapi nggak lama kemudian Ema balik lagi, lalu Esih bilang nanti jalan-jalannya dianter sama Eneng aja tapi nanti setelah dia pulang sekolah. Setelah itu Ema pergi ke teras, kebetulan Ceu Edoh datang.
“Ema lagi apa?”
“Nggak lagi apa-apa. Icih mau ke mana?”
“Saya Edoh, Ma.”
“Kalau Icih yang mana?”
“Nggak tahu. Di sini mah nggak ada yang namanya Icih.”
“Ema ikut ya, mau jajan.”
“Hayu.”
Esih pergi menengok Ema, tapi nggak ada siapa-siapa di teras rumah. Esih panik! Lalu masuk ke rumahnya buat menelepon Kang Mus. Kang Mus yang baru sampai di tempat Komar langsung pulang ke rumahnya. Nasihat Kang Bahar di episode 5 nempel banget di kepala Kang Mus kayaknya. Nggak lama kemudian Ema dan Ceu Edoh datang, Esih langsung keluar menanyakan Ema habis dari mana. “Habis dari toko depan, beli es krim sama Icih,” kata Ema sambil makan es krim.
Adegan pindah ke rumah Kang Bahar. Kang Bahar sedang membujuk istrinya agar mau minum obat, tapi istrinya keukeuh menolak. “Nanti saja habis solat,” katanya. Kang Bahar lalu mengajaknya pindah ke kamar, tapi ketika mau bangkit dari tempat duduk tubuh istri Kang Bahar tiba-tiba lemas. Lalu Kang Bahar memanggil Imas untuk bantu memapah istrinya pindah ke kamar.
Sementara itu, Kinanti baru selesai meeting saat Adit mengajaknya makan siang bareng. Tapi kali ini, Adit minta Kinanti nggak mengundang orang lain. Dia pengin makan siang berdua doang, beruntung Kinanti menyetujui permintaannya. Hoki banget sianying!
Di seberang kantor Kinanti, Ubed dan Dewi turun dari angkot. Mereka mau makan siang setelah beroperasi. Emang dasar sinetron, Ubed dan Adit memilih tempat makan yang sama, tempat duduknya pun nggak terlalu jauh jaraknya.
Di sini adegan silih berganti antara Ubed-Dewi dengan Adit-Kinanti. Kinanti makan sambil menjaili Adit, dia bilang senang makan siang bareng Adit karena lebih ganteng daripada Ubed. Dia bilang begitu sambil menunjuk ke Ubed dari tempat duduknya.
“Kamu kalau nyari cowok yang ganteng, ya?” tanya Adit
“Aku nggak pernah nyari cowok”
“Tapi sekarang kamu punya pacar?”
“Nggak. Kenapa? Kamu mau jadi pacar aku?”
WOW!!! WOW!!! WOW!!!
Adit kaget Kinanti bicara seperti itu, tapi dia langsung bisa menguasai keadaan. Adit menyimpan sendok dan garpunya, lalu bilang mau bicara serius ke Kinanti.
“Aku mau jadi pacar kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?” Bah! Sianying, bisa aja manfaatin kesempatan! Kinanti minta waktu seminggu, “Aku mau ngerasain dulu kalau aku nggak ketemu sama kamu, aku kangen apa nggak,” jawab Kinanti. Mamam digantung sama Kinanti sateh!
Di seberang Adit dan Kinanti, Ubed dan Dewi sedang membicarakan rencana mereka berhenti jadi copet, lalu buka usaha setelah resign nanti. Mereka berdua malu jadi copet terus, apalagi copet juga bukan pekerjaan yang bisa dibicarakan ke orang lain.
Sementara itu di markas copet, Saep dan Junaedi sedang merencanakan pembubaran tim mereka. Saep merasa Ubed nggak pantas jadi bos karena nggak punya jiwa kepemimpinan. Saep ingin Junaedi yang jadi bos lagi seperti dulu. Untuk itu, Saep bilang peraturan tertulis di tim mereka harus diperbarui lagi. Sebuah intrik politik kecil dalam khazanah percopetan Bandung terjadi di sini. Nggak lama kemudian Ubed dan Dewi datang lalu mereka menyatakan pensiun jadi copet.
Adegan lalu pindah ke rumah Kang Bahar. Dengan wajah sedih, Kang Bahar menceritakan kondisi istrinya ke Kang Mus. “Hari ini dia udah nggak mau minum obat, tadi siang juga mau ke kamar sudah nggak kuat harus dibantu saya sama Imas. Dari tadi siang tidur, sampai sekarang belum bangun,” kata Kang Bahar.
Kang Mus menanyakan apakah Eceu (panggilannya ke istri Kang Bahar) harus dibawa ke rumah sakit atau dokternya yang dibawa ke rumah, tapi kata Kang Bahar istrinya harus dibawa ke rumah sakit, ketemu dokter yang biasa menanganinya. Selesai berbicara sama Kang Mus, Kang Bahar menyuruh Kang Mus pulang ke rumah sambil jaga-jaga kalau dia membutuhkan Kang Mus.
Singkat cerita, akhirnya Ema jalan-jalan dianter Eneng, mereka sedang antre menunggu giliran naik Bandros—bis merah bertingkat yang mengelilingi Kota Bandung. Di tengah perjalanan, Ema bilang ke Eneng pengin selfie kayak orang lain. Eneng jawab hape punya dia nggak ada kameranya, jadi nggak bisa selfie. Mendengar hal itu, Ema manyun lalu pindah ke belakang, ikut selfie sama orang lain.
Selesai selfie Ema nampak gelisah, duduknya nggak tenang. Ternyata dia kebelet pipis, dia pengin turun dulu dari Bandros, katanya. Tapi Eneng bilang Bandros berhenti kalau sudah sampai di tempat tujuan. Karena sudah nggak kuat lagi, Ema akhirnya pipis di atas bandros. Poor Ema. :((
Adegan kembali lagi ke kafe tempat Jamal beli es teh lemon. Di dalam kafe, Jamal menjanjikan posisi yang lebih tinggi ke Dikdik dan Ujang saat dia berhasil menggeser posisi Kang Mus nanti. Ternyata, Jamal kembali gabung bersama Kang Mus buat balas dendam pada Kang Mus dan Kang Bahar. Dia merasa dikhianati oleh Kang Bahar karena membiarkan polisi menangkapnya.
Selesai bertemu Dikdik dan Ujang Jamal lalu menemui bekas anak buahnya Murad dan Pipit. Dia menanyakan loyalitas mereka berdua setelah dia dikhianati Kang Bahar dan Kang Mus. Di Preman Pensiun episode 10, Jamal mulai menghancurkan stabilitas kelompok Kang Bahar dengan cara menghasut anak buahnya satu per satu.
Sementara itu, Kang Bahar sedang berada di dalam mobil bersama istrinya. Istrinya tampak kelelahan sekali, wajahnya pucat. Lalu dia meminta Kinanti dan Kang Mus nyusul ke rumah sakit. Nah mulai seru ceritanya nih, mari kita tunggu perkembangan rencana Jamal dan kondisi istri Kang Bahar di episode selanjutnya!
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.