Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

PPK, Jabatan yang Paling Dihindari oleh PNS

Andri Saleh oleh Andri Saleh
17 Oktober 2022
A A
PPK, Jabatan yang Paling Dihindari oleh PNS

PPK, Jabatan yang Paling Dihindari oleh PNS (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jarang-jarang ada PNS yang mau jadi PPK. Lho, kenawhy?

Sudah jadi hal yang lumrah ketika seorang pegawai mengejar karier dalam pekerjaannya. Mau pegawai swasta maupun pegawai negeri sekalipun, sama saja. Ada beberapa pegawai yang memang punya ambisi untuk meraih kedudukan tertinggi di perusahaan atau instansi tempatnya bekerja, entah itu jadi kepala kantor, kepala divisi, atau manajer. Maklum, semakin tinggi jabatan kan semakin besar juga income yang didapat. Nggak usah munafik, ujung-ujungnya tetap duit, sih.

Khusus di dunia birokrat, agak sedikit berbeda teorinya. Memang ada beberapa jabatan yang menggiurkan dan itu diperebutkan—baik secara fair atau nggak fair—oleh sebagian PNS. Tapiii, ada juga jabatan yang justru dihindari atau bahkan ditolak oleh PNS. Lho, memangnya ada ya jabatan seperti itu? Ada. Salah satu jabatan yang paling dihindari di dunia birokrat itu adalah Pejabat Pembuat Komitmen alias PPK. Kamu tahu apa itu PPK?

Bukan, bukan yang itu. Tolong.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 disebutkan bahwa PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah. Intinya sih, PPK itu adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa di instansinya. Mau renovasi gedung yang harganya miliaran rupiah sampai beli alat tulis kantor yang harganya ribuan perak, semuanya harus atas persetujuan PPK.

Dengan tugas dan tanggung jawab yang besar inilah, makanya nggak salah kalau banyak PNS yang justru menghindari dan bahkan menolak ketika ditawarkan jabatan PPK. Alasannya bisa bermacam-macam, tapi saya coba meringkasnya ke dalam lima poin.

Poin pertama, harus ikut ujian sertifikasi. Salah satu syarat menjadi PPK adalah memiliki sertifikat Pengadaan Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Jadi, PNS yang berminat (baca: disuruh atasan) untuk jadi PPK, harus mengikuti diklat dan ujian sertifikasi terlebih dahulu. Percaya atau nggak, banyak PNS yang sengaja menggagalkan ujian sertifikasi ini supaya nggak jadi PPK. Ketika pengumuman kelulusan, yang nggak lulus justru terlihat sumringah. Sebaliknya, yang lulus malah kelihatan stres. Seriusan, lho.

Poin kedua, menambah beban pekerjaan. Menjadi PPK itu bukan berarti terlepas dari tugas pekerjaan sehari-hari, lho. Pekerjaan rutin di kantor tetap dilakukan dan ditambah dengan pekerjaan PPK itu sendiri. Jadi semacam double job begitu lah. Malah kalau boleh saya bilang, pekerjaan PPK itu lebih menyita waktu dan pikiran ketimbang pekerjaan rutin, lho.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Minggat dari Jakarta dan Memutuskan Hidup di Padang Adalah Keputusan Terbaik Meski Harus Melawan Arus

Poin ketiga, jadi sasaran tembak ketika ada pemeriksaan. Nah, ini yang bikin ngeri, sih. PPK adalah aktor yang paling bertanggung jawab dalam pengadaan barang/jasa dan pengelolaan keuangan suatu instansi. Jadi kalau ada pemeriksaan administrasi dari Inspektorat atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), siap-siap saja PPK diinterogasi oleh auditor.

Misalnya, setahun ke belakang ada pengadaan gorden kantor. Nanti bakal diberondong pertanyaan macam kenapa harus beli gorden, harganya berapa, kenapa harganya segitu, beli gordennya di mana, kenal sama penjualnya atau nggak, dan pertanyaan-pertanyaan interogatif dan menjebak lainnya. Sekalinya salah jawab atau ada kesalahan prosedur, siap-siap saja diperiksa lebih lanjut oleh pihak berwajib. Ngeri!

Poin keempat, takut terjerumus godaan. Menurut saya, PPK adalah jabatan yang paling besar godaannya. Maklum, sebagai approval pengadaan barang/jasa dan proyek-proyek besar instansi pemerintah, PPK banyak didekati oleh vendor. Mereka menawarkan iming-iming persentase nilai proyek, cashback, dan sejenisnya supaya pengadaan barang/jasa atau proyek-proyek itu dilimpahkan ke mereka. Kalau nggak kuat iman, ada peluang jadi tersangka korupsi, lho.

Poin kelima, honornya nggak sebanding dengan beban kerja dan tanggung jawabnya. Oh iya, perlu diketahui juga kalau jadi PPK itu ada honor tambahan di luar gaji dan tunjangan, lho. Mau tahu besarannya berapa? Menurut Permenkeu Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2022, honor PPK bergantung pada pagu anggaran instansi yang bersangkutan. Misalnya, pagu anggaran instansi tahun 2022 adalah 1 miliar, maka honor PPK-nya adalah 1,9 juta perak sebulan. Menurut kamu, sebanding nggak sih dengan beban dan tanggung jawabnya?

Kira-kira itulah alasan kenapa sebagian besar PNS menghindari dan bahkan menolak jabatan PPK. Kalau misalkan tiba-tiba ada PNS yang bersedia dengan senang hati dan tulus mengajukan diri menjadi PPK di kantornya, mungkin dia bukan manusia, tapi malaikat penyelamat yang diutus Tuhan. Mungkin lho, ya.

Penulis: Andri Saleh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Lika-liku Lembur PNS: Kerjanya Luar Biasa, Dapetnya Nggak Seberapa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2022 oleh

Tags: jabatankarierpnsPPK
Andri Saleh

Andri Saleh

Petualang Negeri Sipil. Tinggal di Bandung.

ArtikelTerkait

Larangan Demo untuk PNS Adalah Bentuk Nrimo Ing Pandum Sesungguhnya terminal mojok.co

Larangan Demo untuk PNS Adalah Bentuk Nrimo Ing Pandum Sesungguhnya

28 Januari 2022
kenapa pns asn di indonesia malas dan ogah-ogahan bekerja mojok.co

ASN yang Rajin Itu Bukan Prestasi, tapi Bunuh Diri

9 Agustus 2020
Penyesalan Saya yang Terlalu Manja karena Orang Tua Berstatus PNS (Unsplash)

Penyesalan Saya yang Terlalu Manja karena Orang Tua Berstatus PNS

10 Januari 2023
5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial (Shutterstock.com)

5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial

7 Maret 2022
6 Kegiatan yang Biasa Dilakukan PNS Setelah Pensiun terminal mojok.co

6 Kegiatan yang Biasa Dilakukan PNS Setelah Pensiun

13 Februari 2022
sudah lulus mau ngapain

Apa Saya Goblok Karena Belum Tahu Kalau Nanti Sudah Lulus Mau Ngapain?

2 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.