Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pocong Mumun dan Jefri di Sinetron ‘Jadi Pocong’ Adalah Tontonan Terseram Semasa Kecil

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
7 Agustus 2020
A A
sinetron jadi pocong pocong mumun mojok.co

sinetron jadi pocong pocong mumun mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Mumun (Eddies Adelia) sedang mondar-mandir di tempat kerjanya, menunggu sang kekasih, Juned (Achul Wiraperwata), untuk menjemputnya. Malam itu amat pekat, kabut-kabut halus turun ke jalanan. Ketimbang menunggu lama, Mumun memutuskan untuk berjalan pulang.

Dengan suasana jalanan yang sepi, Mumun terus menengok ke kanan dan ke kiri. Ia memantau, barangkali Bang Juned datang bagai pahlawan di malam bolong. Bukannya Bang Juned, justru Jefri, si preman kampung yang datang. Rupanya diam-diam Jefri menyimpan perasaan kepada Mumun.

Singkat cerita, Mumun tertabrak truk kala digodain oleh Jefri dan rekan-rekannya. Di pemakaman yang sunyi senyap, Husein (Mandra) si penggali kubur, beringsut datang ke makam Mumun. Dengan mengejutkan, ia meminta maaf karena lupa membuka tali pocong Mumun. Dan diiringi hal-hal mistis, Mumun menampakkan diri dengan mata merah menyala dan wajah pucatnya. Ia berkata, “Bang, lepasin tali pocong ane, Bang!”

Mak werrr, saya waktu itu langsung nangis. Padahal, sinetron tersebut diputar pada waktu siang bolong.

Masa kecil saya begitu menyenangkan. Pulang sekolah, menghadap layar kaca, memamah semua tayangan waktu itu, sambil disuapin oleh acara-acara seperti Ceriwis sampai ketiduran. Namun, entah kapan tepatnya, muncul sebuah sinetron horor yang rasanya saat itu menggeser jadwal saya sparing layangan dengan anak desa sebelah.

Sinetron Jadi pocong adalah garapan Indosiar Karya Media dan diproduseri langsung oleh Mandra benar-benar menyita waktu saya. Jadi Pocong memang menjadi hal menakutkan pada masa lampau, namun menjadi ingatan yang menyenangkan pada masa sekarang.

Sempat, ketika itu, ibu-ibu kompleks menjadikan pocong Mumun sebagai senjata baru dan mulai meninggalkan senjata lama, yakni digigit nyamuk. “Ayo tidur, kalau nggak tidur, nanti digigit pocong Mumun.” Jelas saja hal ini menjadi sebuah momok. Lha bagaimana nggak jadi problematika masa kecil, pikiran saya mengawang-awang, apa iya pocong gigit?

Pocong Mumun memetakan sisi seram tentang hantu endemik Indonesia. Dari sinetron ini, anak-anak kecil jadi tahu anatomi bentuk pocong itu seperti apa. Ya, namanya jaman dulu, boro-boro ada bioskop dan menonton film horor. Pol mentok, jika ingin menikmati horor, saya harus pinjam monitor sekolah buka situs primbon. Di sana banyak hasil jepret penampakan.

Baca Juga:

4 Keuntungan Punya Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Orang

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

Pocong Mumun juga menampilkan fantasi yang baru. Saya baru tahu jika pocong bisa terbang. Sungguh, ketika itu saya baru ngeh kalau pocong lompat-lompat bakalan capek, jadi jalan terbaik ya terbang. Dan juga, tangannya Mumun ini membuka, tidak menutup. Saya pikir, yang lupa buka ikatannya itu bagian tangan.

Mumun adalah momok bagi anak-anak kompleks saya saat itu. Melihat lampu mobil dari jauh saja rasanya seperti melihat Mumun sedang terbang. Jam tujuh selesai ibadah, mereka biasanya berkelompok dan berbagi kisah mengenai Mumun. Di sana, kami biasanya berteori tentang Mumun ini (memangnya hanya fans One Piece yang bisa berteori).

Teori yang paling jamak itu adalah Mumun bakal hidup lagi. Menengok pada saat itu, Bang Juned, bagi anak-anak, adalah sosok pria panutan sebagaimana para remaja melihat Rangga dan ibu-ibu melihat Primus.

Kisah cinta Juned dan Mumun lah yang menjadi faktor bahwa teori ini akan terlaksana karena hadirnya Mimin belum bisa menggantikan sosok Mumun. Kalau jaman itu sudah ada media sosial, mungkin bakal muncul gerakan #TimMumun atau #TimMimin, nih, pasti. Tapi tetap saja, Mumun sudah jadi pocong, terbang ke sana kemari dengan mata hijau menyala.

“Sudah Mumun, ketambahan Jefri,” begitulah batin saya. Sebagai perwakilan anak-anak pada jaman itu. Ini perkara ngewel karena pocong Mumun saja belum sembuh, ketambahan si Jefri yang jahat jadi pocong juga. Hal ini terjadi karena, lagi-lagi, Husein lupa mencopot tali pocongnya. Semasa hidupnya saja sudah jahat, ini bagaimana ketika jadi pocong.

Kemunculan Jefri benar-benar menakutkan. Double-kill. Lebih sakit ultinya Jefri ketimbang Mumun. Tiap ada lolongan anjing jalanan, bulan sabit terpampang, datanglah pocong Jefri. Pocong ini tidak seperti Mumun yang kalem, pocong Jefri sifatnya menyerang dan mengganggu.

Nah, di titik inilah para anak kecil dapat memetakan tingkat horor pocong. Mumun itu sebenarnya baik, ia tidak usil, namun pembawaannya yang menyeramkan, ya jadinya seram. Sedangkan Jefri ini menyebalkan, ingin rasanya mengolok-olok, tapi takut. Kan kalau diprimpeni nggak lucu.

Padahal, jika dipikir-pikir lagi, pocong Mumun terlihat lucu ketimbang seram. Pocong yang matanya menyala, terbang, bisa muncul di siang bolong juga. Geng motornya Jefri juga pada naik Honda Astrea. Gimana perasaanmu kalau dicegat sama geng Honda Astrea? Hadirnya pocong jadi-jadian yang meresahkan warga juga menambah semarak suasana.

Mungkin kultur industri sinetron jaman itu tidak sebesar saat ini tuntutannya. Jika sinetron Jadi Pocong dibuat pada jaman sekarang, ketika ratingnya tinggi, bisa saja dibuat seribu episode, kalau bisa bukan hanya pocong Mumun dan Jefri saja, tapi seluruh kampung itu jadi pocong semua.

Sekalian, di tengah-tengah scene Jefri menakut-nakuti orang, si Jefri malah bilang begini, “Lho, Bang Juned badannya cekot-cekot? Nah, kebetulan saya punya obatnya….”

BACA JUGA Teror Andong Pocong di Sidoarjo dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2020 oleh

Tags: Hororjadi pocongpocongSinetron
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Koruptor Harusnya Belajar Arti Kejujuran dari Sosok Mandra terminal mojok.co si doel anak sekolahan mak nyak babeh sabeni

Koruptor Harusnya Belajar Arti Kejujuran dari Sosok Mandra

22 September 2020
hantu

Dominasi Kuntilanak dan Bukti Kurangnya Referensi Sineas Indonesia Terhadap Hantu Lokal

28 Mei 2019
tadarusan

Misteri Suara Tangisan Saat Tadarusan

25 Juni 2019
kkn di desa penari

Persamaan Pengalaman KKN Saya dengan KKN di Desa Penari

5 September 2019
3 Fenomena Alam di Tegal yang Sering Dikaitkan dengan Hal Gaib Mojok.co

3 Fenomena Alam di Tegal yang Sering Dikaitkan dengan Hal Gaib

3 Agustus 2024
Sebelum Drama Korea Menyerang, Telenovela Pernah Merajai Tontonan Indonesia

Sebelum Drama Korea Menyerang, Telenovela Pernah Merajai Tontonan Indonesia

30 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.