Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Mengenal PO Maju Lancar, PO Asal Gunungkidul yang jadi Bus Terbaik versi Kementerian Perhubungan

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
21 Juni 2023
A A
Mengenal PO Maju Lancar, PO Asal Gunungkidul yang jadi Bus Terbaik versi Kementerian Perhubungan

Mengenal PO Maju Lancar, PO Asal Gunungkidul yang jadi Bus Terbaik versi Kementerian Perhubungan (Akun Instagram PO Maju Lancar)

Share on FacebookShare on Twitter

PO Maju Lancar jadi salah satu armada paling tersohor di Yogyakarta. Bus yang identik dengan warna putih kombinasi hijau itu sampai sekarang masih terlihat wira-wiri sepanjang jalan Wonosari hingga Jakarta. Di usianya yang sudah lebih dari 30 tahun, PO Maju Lancar terus melakukan peremajaan dan rodanya tetap berputar melintasi zaman.

Sejak kecil, saya cukup sering menggunakan bus Maju Lancar saat mau ke luar daerah, seperti Kota Jogja dan Jakarta. Dulu, di kampung saya Semanu, setiap kali ada warga yang bepergian pakai bus ini selalu dianggap “wah” dan sangat bergengsi. Sebab, saat itu di Gunungkidul belum ada moda transportasi yang memiliki fasilitas mumpuni seperti yang dimiliki Maju Lancar. Saya rasa, penilaian ini sampai sekarang masih tetap relevan, mengingat bus asal Playen ini berani mengikuti perkembangan dunia transportasi di Indonesia.

Dialah Haji Sutrisno dan Hajah Hartati, sosok perintis PO Maju Lancar yang legendaris di Kota Istimewa itu. Pasangan suami istri asal Gunungkidul ini kompak menekuni bisnis transportasi sejak 1980-an. Sampai hari ini, Maju Lancar tetap jadi idola para perantau Gunungkidul di Jakarta dan sekitarnya.

Idola para perantau Gunungkidul

Keresahan Haji Sutrisno dan Hajah Hartati melihat banyaknya moda transportasi AKAP yang bukan berasal dari tanah kelahirannya di era 1970-an, bikin mereka bertekad mendirikan PO Maju Lancar. Bermodal dua unit bus, pada 1986, pasangan suami istri itu mulai merintis perusahaan otobus yang melayani trayek AKDP.  Terang saja, hal ini langsung disambut baik oleh para pengguna bus yang sering pulang-pergi Gunungkidul-Kota Jogja.

Melihat antusiasme pengguna jasa transportasi ini semakin banyak, pada 1991 Haji Sutrisno dan istri melebarkan sayapnya dengan menyediakan bus trayek AKAP, yang melayani trayek Wonosari-Jabodetabek. Sampai awal 2000-an, PO ini terus berkembang pesat. Ini dibuktikan dengan penambahan armada bus hingga saat ini mencapai lebih dari 60 unit, yang terdiri dari PO Maju Lancar, Citra Adi Lancar, dan Rahma Wisata.

Selain wilayah Jabodetabek, PO Maju Lancar juga melayani trayek kota-kota besar. Seperti Bandung, Cilacap, Palembang, hingga Lampung. Pelayanan trayek di sejumlah wilayah tersebut, tentu memberi kemudahan buat warga Gunungkidul di perantauan saat hendak pulang kampung.

Fasilitas PO Maju Lancar yang menawan

Nggak bisa dimungkiri bahwa fasilitas yang ditawarkan PO Maju Lancar memang bukan kaleng-kaleng. Peka dengan kebutuhan para penumpang, bus ini dari masa ke masa terus melakukan inovasi dan peremajaan. Ini terlihat dari jenis armada yang sekarang digunakan, seperti sasis Mercedes Benz dan Hino.

PO Maju Lancar setidaknya melayani lima kelas, yakni kelas ekonomi, kelas patas non AC, kelas patas AC, kelas VIP, dan kelas eksekutif. Di mana para penumpang bisa memilih moda transportasi ini sesuai kebutuhan.

Baca Juga:

3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Kelas ekonomi sendiri hanya melayani rute perjalanan Yogyakarta-Wonosari yang memakai konfigurasi kursi 2-3. Adapun fasilitas yang disediakan pada kelas ekonomi yaitu berupa reclining seat, bagasi, dan dua buah LED TV. Untuk kelas patas non-AC, memakai konfigurasi kursi 2-2 dengan rute perjalanan Yogyakarta dan Wonosari menuju Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Merak, dengan fasilitas tambahan berupa selimut, air mineral, WiFi, serta usb charger.

Kemudian rute dan fasilitas kelas patas AC, sama seperti bus patas non-AC. Bedanya hanya ditambahi AC saja. Sedangkan, kelas VIP dan kelas eksekutif dilengkapi dengan fasilitas tambahan menawan, seperti toilet, leg rest, dua LED TV, karaoke, dan gratis service makan besar 1 kali. Tentu saja, harga tiket disesuaikan dengan rute dan kelas bus yang akan digunakan.

Selain memiliki fasilitas menawan, PO Maju Lancar juga dikendalikan oleh para ahli di bidangnya. Demi meningkatkan pelayanan mutu kepada konsumen, pengemudi bus ini juga acap melakukan pelatihan SDM. Jadi, nggak heran bus kelahiran Gunungkidul ini sampai sekarang masih dipercaya oleh para penumpang.

Bus terbaik versi Kementerian Perhubungan

PO Maju Lancar memang nggak memiliki armada sebanyak seperti para kompetitornya. Meski begitu, PO Maju Lancar sukses jadi salah satu bus AKAP terbaik versi Kementerian Perhubungan, dengan skor 79,52 persen dan rating bintang 4. Kesuksesan ini nggak lepas dari peran Haji Sutrisno dan Hajah Hartati yang selalu mengutamakan pelayanan dan kenyamanan konsumennya.

Dikutip dari kanal YouTube PerpalZ TV, dalam menjalani bisnis transportasi, Haji Sutrisno memiliki prinsip “memanusiakan penumpang”. Menurut perintis PO Maju Lancar tersebut, usaha transportasi adalah usaha terhadap pelayanan. Jadi, beliau selalu mengutamakan kenyamanan dan keselamatan para penumpang.

Selain itu, Haji Sutrisno juga mengaku membiasakan diri untuk bertemu dan bertegur sapa dengan para busmania biar nggak berpaling ke lain hati. Ini bisa dilihat dari kegiatan Sahur On The Road pakai bus Maju Lancar yang digelar setiap tahun di sejumlah kota di Indonesia. Adanya agenda seperti ini semakin mendekatkan diri antara pemilik bus dan penumpang.

Pada 2021, Haji Sutrisno tutup usia. Pemilik PO Maju Lancar ini meninggal di RS JIH karena penyakit komplikasi. Saat ini, tampuk kepemimpinan perusahaan otobus ini diserahkan kepada anak-anaknya.

Meski telah tiada, sosok Haji Sutrisno akan terus dikenang oleh warga Yogyakarta, khususnya masyarakat Gunungkidul. Nggak hanya dikenal sebagai pengusaha transportasi saja, bersama Manthous beliau juga turut andil dalam mendirikan grup campursari CSGK, yang saat ini karya-karyanya melegenda seperti roda-roda bus Maju Lancar yang terus berputar dari masa ke masa.

Sumber gambar: Akun Instagram resmi PO Maju Lancar

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mengenal PO Karya Jasa, Bus Pariwisata yang Awalnya Perusahaan Truk di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2023 oleh

Tags: Gunungkidulkementerian perhubunganPO maju lancar
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

12 Mei 2025
Sambatan Warga Gunungkidul: Lamanya Durasi Perbaikan Jalan di Bukit Bintang Bikin Warga Harus Ngelus Dada Tiap "Turun Gunung"

Sambatan Warga Gunungkidul: Lamanya Durasi Perbaikan Jalan di Bukit Bintang Bikin Warga Harus Ngelus Dada Tiap “Turun Gunung”

4 November 2023
Wayang Beber: Wayang Tertua di Indonesia yang Kian Terpinggirkan

Wayang Beber: Wayang Tertua di Indonesia yang Kian Terpinggirkan

16 Februari 2022
Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul Terminal Mojok

Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul

17 Mei 2022
Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana. (Unsplash.com)

Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana

24 Juli 2022
7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis (Unsplash)

7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis

30 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.