Worth it nggak sih punya dispenser odol?
Dulu, saat masih berburu rumah, saya sering sekali mendapati rumah yang bagus di bagian depan sampai ke ruang keluarga, tapi parah di bagian dapur sampai kamar mandi. Duh. Kok, sayang, ya? Padahal, kamar mandi yang bersih dengan penerangan yang cukup itu penting. Selain supaya nggak terkesan jorok, kamar mandi yang bersih juga bisa mendatangkan kenyamanan hati. Setidaknya, kalau harus berlama-lama karena BAB nggak lancar, kita nggak perlu merasa horor. Kan nggak lucu tuh kalau lagi BAB trus tiba-tiba lampunya kedap-kedip.
Sebetulnya, menciptakan kamar mandi yang nyaman itu gampang. Dah, nggak usah jauh-jauh bayangin kamar mandi kek Dian Sastro yang lebih mirip pojokan kafe daripada WC. Cukup rajin dibersihkan setiap hari dan kalau perlu, diberi tambahan printilan-printilan biar kamar mandi makin estetis. Noh, di online shop, ada bejibun peralatan kamar mandi yang bisa kamu check-outin. Salah satunya yaitu dispenser pasta gigi.
Nah, kalau kamu tertarik untuk melengkapi kamar mandimu dengan fitur dispenser odol, simak dulu yuk plus minus penggunaan dispenser pasta gigi berikut ini.
Kelebihan
Berbicara soal kelebihan dispenser odol, tentu estetis menjadi poin yang utama. Alih-alih melihat tube pasta gigi yang nggletak di rak, tentu lebih nyaman di mata jika melihatnya berdiri tegak di atas dispenser. Jadi, rak toiletries kamu dijamin nggak semrawut karena salah satu biang keruwetan sudah punya tempatnya sendiri. Apalagi kalau dispenser odolnya sudah satu paket sama cantolan sikat gigi, wah, bisa makin rapi, tuh. Jadi nggak ada ceritanya gelas plastik yang dipaksa jadi tempat odol.
Selain itu, keberadaan dispenser odol juga memudahkan kita. Cukup masukkan sikat gigi di lubang dispenser, tekan, dan pasta pun keluar. Dengan kata lain, kamu nggak perlu mengorbankan waktumu yang berharga itu untuk memutar-mutar tutup tube pasta gigi. Jujur saja, membuka tutup odol ini memang kadang menyebalkan. Si tutup sering tiba-tiba lepas dari genggaman dan terpental entah ke mana. Membuat si odol harus melewatkan separuh hidupnya dengan tanpa tutup. Nahas.
Kekurangan
Berikutnya soal kekurangan. Sungguh sangat disayangkan, penggunaan dispenser odol ini ternyata membuat konsumsi pasta gigi di rumah jadi lebih boros. Apa sebab? Karena kita susah untuk mengontrol berapa banyak jumlah pasta yang kita butuhkan. Jadi begini. Ketika kita menggunakan metode manual, selain bisa mengatur seberapa banyak pasta yang mau dikeluarkan, kita juga bisa mengatur posisi pasta. Apakah mau di ujung atau di tengah sikat gigi.
Bandingkan dengan dispenser odol. Ketika kita menekan dispenser, pasta akan memenuhi full bulu sikat dari ujung ke ujung. Boros, Cuy. Lagian, buat apa pasta segitu banyaknya? Lha wong takaran pasta gigi yang dibutuhkan orang dewasa itu sejatinya cuma seukuran biji jagung, og. Dan diletakkan di tengah sikat gigi. Wait. Jangan-jangan kamu selama ini pakai odol full dari ujung ke ujung? Wah, selamat. Kamu sudah jadi korban iklan komersial, MyLov.
Menyiasati jumlah pasta yang keluar dengan cara tidak menekan dispenser terlalu dalam pun bukan solusi terbaik. Iya, sih, pasta yang keluar memang lebih sedikit. Namun, pasta itu lebih sering gugur sebelum menunaikan tugasnya. Ia jatuh ketika kita menarik gagang sikat gigi keluar dari mulut dispenser. Alhasil, bagian bawah dispenser akan dipenuhi pasta. Pating tlektek kalau kata orang Tegal.
Setelah membaca ulasan di atas, gimana nih menurut kalian? Worth it nggak ya pakai dispenser odol di kamar mandi?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sekte Membasahi Sikat Sebelum Gosok Gigi Perlu Dapat Perhatian Lebih