Ada yang udah pernah mencicipi pizza pecel? Menurut kalian gimana, Gaes?
Orang Italia terkenal dengan fanatisme budaya kuliner yang cukup kental. Dari sejarah peradabannya yang sangat panjang, Italia memiliki berbagai hidangan lezat yang telah mendunia. Wajar saja jika mereka cukup sensitif jika hidangan khas negaranya dimodifikasi dengan tidak semestinya. Apalagi jika diberi embel-embel asli atau original dari Italia
Di Jawa Timur, malah ada inovasi fusion food yang melibatkan pizza. Biar lebih melokal, topingnya diganti dengan pecel. Voila, muncullah pizza pecel sayur. Sebuah inovasi yang menistakan pizza dan penyimpangan terhadap pecel.
Daftar Isi
Pizza pecel berpotensi menyinggung orang Italia dan Jawa
Sebenarnya pizza toping pecel dibuat dengan mengawinkan cita rasa pizza Amerika dan pecel Jawa. Pizza yang dipakai memang menggunakan style Amerika, sebab adonan rotinya lebih tebal daripada pizza asli Italia. Di atas adonan pizza itu dioleskan sambal pecel autentik, lengkap dengan rasa kencur dan daun jeruknya yang khas itu. Kemudian ditaburi sayuran khas pecel dan ditutup dengan parutan keju mozzarella. Barulah pizza siap dipanggang.
Meskipun sudah ada disclaimer bahwa pizza yang dipakai dalam inovasi pizza pecel adalah style Amerika, namun tetap saja akarnya dari Italia. Orang akan selalu mengidentifikasikan pizza dengan negara Italia.
Saya nggak kebayang gimana reaksi orang Italia ketika disuguhi makanan ini. Mereka saja bisa ngomel kalau nemu hawaiian pizza dengan toping nanas, atau makan pizza dengan dicocol saus. Lionfield, duo YouTuber yang kerap membuat konten reaksi terhadap makanan Italia yang diselewengkan oleh orang non-Italia pasti mengatakan not approved untuk makanan ini.
Lagi pula bagaimana ceritanya pecel bisa dicampurkan dengan keju? Nggak semua makanan cocok dikejuin. Dimakan dengan roti pula. Sebuah kombinasi yang terasa nggak masuk akal. Sudah paling pas pecel dihidangkan dengan nasi dan lontong. Kemudian dinikmati dengan rempeyek yang gurih dan renyah, bukan keju.
Saya yakin niat penemu pizza pecel pasti baik. Barangkali ingin membuat pecel naik kasta dan mudah diterima selera internasional. Tapi, saya kira memperkenalkan cita rasa pecel yang original kepada dunia luar akan lebih baik. Sebab lebih menonjolkan kekhasan Indonesianya. Lagi pula kombinasi ini pun nggak dianggap lazim bagi lidah orang Indonesia sendiri.
Fusion food yang mengaburkan identitas suatu hidangan
Tren fusion food seperti pizza pecel memang membawa angin segar dalam dunia kuliner. Banyak hidangan luar yang dilokalkan, baik dari segi cita rasa maupun penyesuaian bahan-bahannya. Menghadirkan cita rasa baru dan pengalaman kuliner yang lebih kaya. Namun, batasannya memang sangat bias.
Kreasi tersebut bisa berpotensi menghilangkan identitas asli suatu hidangan. Misalnya saja dalam pembuatan pasta carbonara yang berseliweran di media sosial kerap menggunakan campuran susu atau krim masak dan keju untuk membuat tekstur creamy. Cara ini telanjur diadopsi oleh banyak orang dan dianggap benar. Padahal saus carbonara yang asli menggunakan kuning telur dan keju.
Kreasi yang di luar batas seperti pizza pecel sayur ini juga bisa menyulut kekesalan, lho. Bukan hanya perpaduan budaya yang terlalu ekstrem, bahkan teknik memasak dan bahan baku yang nggak sesuai pakem bisa memicu perdebatan. Meskipun hasil akhir rasa hidangannya masih terbilang matching.
Coba ingat kasus rendang crispy di kompetisi MasterChef Inggris beberapa tahun silam. Pernyataan kontroversial dari juri kompetisi memasak itu menyulut emosi warga Indonesia dan Malaysia sekaligus. Atau hebohnya media sosial saat muncul rendang babi, sebab rendang diidentikkan dengan makanan Minang yang terjamin kehalalannya.
Mending dinikmati terpisah
Kalau kalian ingin melihat lebih banyak contoh salah kaprahnya orang mengolah hidangan negara lain, coba saksikan kanal Uncle Roger sebagai contoh. Ia kerap mengomentari orang barat yang merusak masakan Asia, hidangan yang lebih relate dengan orang Indonesia. Barangkali kalian bisa merasakan keresahan yang sama dengan penonton lainnya.
Selama ini pizza terlanjur dikenal sebagai roti bundar yang dioles saus dan keju. Tapi belum pernah dioles dengan sambel pecel. Sedangkan pecel, selalu disajikan dengan lontong, nasi, atau tanpa karbohidrat sama sekali. Mending kedua hidangan tersebut dinikmati secara terpisah saja. Menggabungkan pecel dan pizza terkesan terlalu dipaksakan. Jangan-jangan suatu saat nanti bakalan muncul kreasi pizza gado-gado atau pizza rujak cingur.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mencicipi Pizza Napoli Asli, Apa Bedanya dengan Pizza di Indonesia?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.