Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Petani Cabai: Pas Murah Dilupakan, Pas Mahal Disumpahin

Wikan Agung Nugroho oleh Wikan Agung Nugroho
25 April 2021
A A
petani cabai harga cabai meroket terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa bulan terakhir ini masyarakat dikejutkan naiknya harga cabai yang melonjak. Puncaknya terjadi pada awal Maret yang menembus harga Rp150.000 per kg. Setidaknya ada empat penyebab naiknya harga cabai belakangan ini yakni rendahnya pasokan cabai dari petani, namun permintaan pasar cukup tinggi, curah hujan yang tinggi yang menyebabkan tidak maksimalnya pertumbuhan cabai, serangan hama penyakit khususnya busuk buah antraknosa dan gemini virus yang menggeliat, dan yang terakhir jauhnya beberapa kota dan daerah dari sentra produksi cabai sehingga distribusi membutuhkan waktu sedikit lama

Naiknya harga cabai ini menuai banyak pro kontra dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang diuntungkan dan sekaligus serba salah adalah petani cabai. Pasalnya naiknya harga cabai ini merupakan rezeki yang nggak selalu datang di setiap masa panen.

Petani cabai terbebani biaya produksi dan perawatan cabai yang mahal. Bahkan biayanya bisa tiga kali lipat dari komoditas sayur yang lain. Beberapa petani menyiasati modal dengan melakukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di beberapa bank, dan kadang ngutang pada rentenir. Maka dari itu melonjaknya harga cabai merupakan rezeki yang patut disyukuri.

Namun di sisi lain, petani juga serba salah dengan naiknya harga cabai ini. Banyak pedagang dan pembeli/konsumen yang keberatan dengan naiknya harga cabai ini. Kalau dari sudut pandang pedagang pasar saya masih mewajari karena dengan naiknya harga cabai bikin sepi pembeli. Namun dari segi konsumen yang belum bisa saya terima, khususnya yang sangat show off memprotes naiknya harga cabai. Pasalnya mereka bisa makan atau ngopi di cafe mahal. makan mie setan seminggu tiga kali, namun protes harga cabai mahal. Lha pas harganya murah kalian ke mana?

Kalau omongan mereka yang pedas memprotes naiknya harga cabai bisa mengganti pedesnya sambal lalapan kan enak, masalahnya nggak je. Saya menyayangkan sikap orang-orang tersebut. Apakah mereka nggak melihat usaha petani cabai agar pasokan tetep ada? Ketika harga rendah pun, petani tetap merawat cabai mereka sepenuh hati. Kalian tau nggak, meski harganya murah, kualitas cabai yang dipilih dan dijual tetaplah yang terbaik.

Naiknya harga cabai itu bukan melulu salah petani cabai, harus meneliti tiap pihak yang ada dalam rantai distribusi yang panjang agar tahu siapa yang bertanggung jawab. Katakanlah memang itu adalah ulah petani cabai, bukan berarti mereka langsung dianggap sebagai villain dong. Petani menaikkan harga itu bukan karena pengin untung besar, tapi dipaksa keadaan. Dianggap necessary evil aja nggak bisa tuh, saking emang kepepetnya.

Ada biaya produksi yang harus ditanggung, setidaknya ditutup, agar mereka tidak merugi. Bagaimanapun, mereka adalah manusia yang perlu mendapatkan beberapa lembar uang agar bisa bertahan hidup. Petani kerap merugi, pun kita tidak peduli. Selama lidah kita tetap terbakar oleh cabai, kita akan selalu abai.

Yang membuat saya tidak habis pikir yakni, Pemerintah juga kebakaran jenggot dengan naiknya harga cabai ini. Melalui akun Instagramnya, Kementrian Pertanian akan menggelar Operasi Cabai Murah yang dalam rangka menekan harga cabai di pasaran, khususnya di 57 titik di wilayah Jabodetabek. Hal yang serupa juga dilakukan Badan Ketahanan Pangan yang mendukung dan mempertegas dengan adanya Operasi Cabai Murah dengan menjualnya dengan kisaran mulai Rp32.000 per kg pada beberapa lokasi di Jabodetabek pada 7 April 2021 kemarin.

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kementerian Pertanian RI (@kementerianpertanian)

Hal ini membuat saya selaku mahasiswa pertanian ngelus dada. Pemerintah ke mana aja ketika harga cabai murah? Kok nggak ada kebijakan untuk membantu petani saat petani di Demak melakukan aksi buang cabai di jalanan?

Menjadi regulator memang susah untuk menyenangkan segala pihak, tapi kalau ini jujur saja terlalu berat sebelah. Jadi petani mau kaya dikit kok angel men. Baru menikmati sedikit sudah disikat lagi. Wis jangan berharap banyak pemerintah, nanti sakit hati.

BACA JUGA Harga Cabai Selangit, Lombok Kresek Adalah Jalan Ninja agar Tetap Bisa Merasakan Sensasi Pedas dan tulisan Wikan Agung Nugroho.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 April 2021 oleh

Tags: harga cabai naikkementerianpemerintahpetani cabaitengkulak
Wikan Agung Nugroho

Wikan Agung Nugroho

Suka nulis di blog Pers Mahasiswa, dan fans Arsenal garis keras.

ArtikelTerkait

solidaritas rakyat

Solidaritas Rakyat Bantu Rakyat Bikin Pengin Nanya Emang Pemerintahnya ke Mana?

23 April 2020
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

1 November 2022
Rekomendasi Tujuan Pindah Kewarganegaraan Jika Level Muakmu Sudah Berlebihan terminal mojok.co

Rekomendasi Tujuan Pindah Kewarganegaraan Jika Level Muakmu Sudah Berlebihan

6 Oktober 2020
Aparat Pemerintah Memang Brengsek, tapi Tidak untuk Damkar

Aparat Pemerintah Memang Brengsek, kecuali Damkar

27 Juli 2024
Saatnya Blak-blakan soal Penyebab Banjir Kalimantan Selatan. Sama-sama Tahu lah!

Beberapa Hal Menyenangkan yang Saya Dapati Saat Banjir di Cilacap

20 November 2020
Harga BBM Bakal Naik: Pemerintah Digaji untuk Asal Pangkas Subsidi

Harga BBM Bakal Naik: Pemerintah Digaji untuk Asal Pangkas Subsidi

23 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.