Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Yang Paling Menderita dari Kasus Pertamax Oplosan Adalah Warga Kabupaten, sebab Tak Bisa Beralih ke SPBU Swasta

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
28 Februari 2025
A A
Yang Paling Menderita dari Kasus Pertamax Oplosan Adalah Warga Kabupaten, sebab Tak Bisa Beralih ke SPBU Swasta

Yang Paling Menderita dari Kasus Pertamax Oplosan Adalah Warga Kabupaten, sebab Tak Bisa Beralih ke SPBU Swasta

Share on FacebookShare on Twitter

Kasus pertamax oplosan ini benar-benar bikin gedeg. Jumlah kerugian yang disebutkan aja udah bikin kepala pusing: Rp193,7 triliun. Saking banyaknya, saya bahkan kesusahan menuliskan nominal lengkapnya. Dan itu baru setahun. Katanya korupsinya dari 2018 sampai 2023. Lima tahun, cuy! Kalau dikalikan, ya tinggal hitung sendiri.

BTW uang segitu tuh banyak banget. Sebagai gambaran, harga klub sepak bola kaya raya macam Manchester City aja “cuma” Rp22,5 triliun. Manchester United? Rp12,5 triliun. Bayangin uang ini kalau nggak dikorupsi, bisa dipakai buat beli kedua klub Manchester itu, terus kita bisa suruh mereka bertanding di lapangan basket pakai gawang dari sandal. Ya terserah, lha wong sudah dibeli. Bebas.

Tapi ya, begitulah. Pemerintah dan elite-elite di atas sana memang hobi banget nyusahin rakyat. Hobi itu, kan, biasanya nyanyi, masak, atau nonton drakor. Lah ini malah hobi bikin rakyat makin sengsara. Edyan. Mana pake pertamax oplosan lagi. Aduh, sulit.

Boikot dan pindah haluan gara-gara pertamax oplosan

Setelah kasus Pertamax oplosan mencuat, banyak masyarakat yang langsung mengambil sikap dengan memboikot SPBU Pertamina dan beralih ke alternatif lain seperti Shell, Vivo, dan SPBU swasta lainnya. Antrian panjang di SPBU non-Pertamina mulai muncul di berbagai daerah, seperti yang diberitakan di beberapa media.

Di media sosial, fenomena ini semakin terasa. Banyak netizen yang secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka sudah beralih ke BBM dari penyedia lain. Rekomendasi pun bertebaran, seolah-olah ada tren baru: “Kalau bisa beli di tempat lain, kenapa harus di Pertamina?”

Saking ramainya perbincangan soal SPBU swasta, saya sendiri sampai baru tahu ada Mobil Indostation. Nama ini sebelumnya nggak pernah terdengar di telinga saya. Yah, ternyata, brand SPBU swasta ini ada banyak juga.

Sayangnya, nggak semua orang punya pilihan untuk ikut beralih. Bagi warga di daerah yang hanya punya SPBU Pertamina, mau nggak mau mereka tetap harus mengisi di tempat yang sama, meskipun kepercayaannya sudah goyah gara-gara pertamax oplosan.

Warga kota bisa boikot, kami nggak bisa

Sementara banyak orang dengan mudahnya pindah ke Shell, Vivo, atau SPBU swasta lainnya, kami sebagai warga kabupaten kecil nggak punya pilihan selain tetap mengisi di Pertamina. Penyebabnya sederhana: di sini cuma ada Pertamina saja.

Baca Juga:

Peristiwa Motor Brebet karena Bensin Plat Merah: Rakyat yang Kena Musibah, Rakyat Juga yang Diminta Repot Mencari Solusi

5 Alasan Saya Menyesal Tidak “Hijrah” Jadi Pelanggan SPBU Shell sejak Dahulu

Mau boikot pun percuma, karena satu-satunya tempat isi BBM ya cuma itu. Iroini memang. padahal, tentu ada banyak masyarakat yang kecewa dan trauma akibat dugaan pertamax oplosan ini. Banyak orang jadi waswas setiap kali harus mengisi bensin. Apalagi buat mereka yang kendaraannya mendadak bermasalah setelah mengisi Pertamax.

Saya pun demikian. Bahkan sampai hari ini saya belum mengisi bensin. Meski strip sudah menunjukkan kalau bensin mau habis. Saking nggak relanya gitu. Sambil mbatin, ini bisa nggak sih kita semua balik pakai kuda?

Penyebaran SPBU swasta memang kurang

Keberadaan SPBU swasta di daerah kabupaten kecil memang masih langka. Entah karena izin yang ribet, biaya investasi yang tinggi, atau memang mereka mikir kalau pasarnya kurang menarik. Padahal, kalau melihat kasus pertamax oplosan ini, justru ada peluang besar buat ekspansi. Banyak orang di daerah yang sebenarnya pengin pindah haluan, tapi nggak bisa karena opsinya cuma Pertamina.

Seandainya SPBU swasta berani masuk ke pelosok, bukan cuma masyarakat yang diuntungkan, tapi mereka sendiri juga bakal cuan gede. Konsumen di daerah kecil ini nggak sepelit yang dibayangkan. Justru, kalau ada pilihan yang lebih dipercaya dan kualitasnya jelas, mereka nggak bakal ragu buat beralih, meskipun mungkin harga sedikit lebih mahal.

Yah, andai saja SPBU swasta ini mau mengepakkan sayapnya, menjangkau ke pelosok-pelosok. Selain bakal cuan, kami sebagai warga kabupaten kecil, khususnya yang tinggal di kecamatan, bisa merasakan isi BBM yang murni tanpa oplosan. 

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Saya Tak Mau Beli Pertamax, Lebih Milih Beli Pertalite dan Merusak Motor Saya Sendiri ketimbang Dirusak Pertamina

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2025 oleh

Tags: pertamax oplosanpertaminaspbu swastawarga kabupaten
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

Sesat Logika Pertamina: Subsidi BBM kok Indikatornya CC Mobil?

Sesat Logika Pertamina: Subsidi BBM kok Indikatornya CC Mobil?

19 Agustus 2022
SPBU Pertamina dan Shell: Pelayanan Mana yang Lebih Memanjakan Pelanggan? terminal mojok.co

SPBU Pertamina dan Shell: Pelayanan Mana yang Lebih Memanjakan Pelanggan?

24 Januari 2021
Harapan untuk Pak Ahok Sebagai Bos Pertamina Bila Ingin Bantu Kurangi Macet Jakarta

Harapan untuk Pak Ahok Sebagai Bos Pertamina Bila Ingin Bantu Kurangi Macet Jakarta

16 November 2019
Pertamina Temukan Cadangan Minyak Bumi di Bekasi, Warga Bekasi Jangan Terlalu Senang Dulu

Pertamina Temukan Cadangan Minyak Bumi di Bekasi, Warga Bekasi Jangan Terlalu Senang Dulu

26 Desember 2023
Peristiwa Motor Brebet karena Bensin Plat Merah: Rakyat yang Kena Musibah, Rakyat Juga yang Diminta Repot Mencari Solusi

Peristiwa Motor Brebet karena Bensin Plat Merah: Rakyat yang Kena Musibah, Rakyat Juga yang Diminta Repot Mencari Solusi

12 November 2025
Derita Tinggal di Pertashop- Sebuah Warisan yang Meresahkan (Foto milik penulis)

Derita Tinggal di Pertashop: Bisnis Warisan yang Meresahkan

24 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.