Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Perbedaan Tata Rias Pengantin Jawa Jogja dan Solo

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
17 September 2022
A A
Perbedaan Tata Rias Pengantin Jawa Pakem Jogja dan Solo Terminal Mojok

Perbedaan Tata Rias Pengantin Jawa Pakem Jogja dan Solo (Indah Puritiara via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak dulu saya mengira semua tata rias pengantin Jawa menggunakan paes dan sanggul yang sama. Namun setelah tiba di Jogja, saya menemui riasan pengantin Jawa yang berbeda dari yang biasanya saya jumpai di Jawa Timur. Saya baru tahu kalau sebenarnya pakem riasan pengantin Jawa itu ada dua mazhab, Jogja dan Solo.

Mula cerita perbedaan pakem ini bisa kita runut ke belakang hingga tahun 1755. Selepas perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang memecah Keraton Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, terjadi pula perjanjian Jatisari yang memuat kesepakatan pembagian budaya Mataram kepada dua keraton baru ini. Salah satunya tentang pakem rias pengantin. Hasilnya, pakem riasan pengantin ala Mataram diwariskan ke Yogyakarta, sehingga keraton Surakarta menciptakan pakem baru yang tetap menginduk pada pakem Mataram dengan beberapa modifikasi.

Perbedaan antara tata rias kedua pakem ini cukup mencolok. Saya akan lebih fokus pada paes ageng Jogja—misalnya seperti yang dipakai Dian Sastro saat resepsi—dan Solo basahan—pada pernikahan Kahiyang Ayu—yang umum dipakai di acara temu manten. Kenapa harus dua riasan tersebut? Lantaran menurut saya, paes ageng Jogja dan Solo basahan yang menggunakan dodotan itu sama-sama riasan paling megah dari dua keraton pecahan Mataram tersebut. Sisanya cuma turunan dari dua pakem Jogja dan Solo yang dimodifikasi dan disederhanakan.

#1 Bentuk Paes

Buat kalian yang belum tahu, paes adalah lukisan hitam di dahi yang menjadi ciri khas pengantin Jawa. Paes Jogja berbentuk meruncing, dan di sepanjang outline serta bagian tengah paesnya diberi prada emas yang mengilap. Penggunaan prada emas inilah yang membuat paes ageng di masa lalu bersifat eksklusif, hanya untuk pernikahan keluarga keraton.

Baru sekitar tahun 1960 atau 1970-an, atas izin Sultan HB IX, paes ageng boleh digunakan masyarakat di luar keraton. Sebelumnya masyarakat biasa hanya menggunakan riasan model Jogja putri yang lebih sederhana. Sedangkan untuk pakem Solo bentuk paesnya membulat dan tidak memakai prada emas.

#2 Bentuk Sanggul

Sanggul pengantin pakem Solo berbentuk lebih lebar. Rambut bagian depan pengantin disasak sebelum disisir ke belakang sehingga memberikan kesan bervolume dan lebar. Baru setelahnya bagian belakang dipasangi sanggul. Sedangkan sanggul pengantin pakem Jogja berbentuk cepol ke belakang. Rambut bagian depan tidak disasak, langsung disisir ke belakang saja.

#3 Riasan Wajah

Zaman dulu tata rias untuk pengantin lebih berfokus ke paes dan riasan mata untuk membuat kesan yang lebih hidup. Warna lipstik pengantin dulu cuma merah. Nggak ada tuh yang namanya drama milih warna eyeshadow, foundation, atau lipstik, sebab di zaman itu make up-nya belum seberagam sekarang.

Riasan mata pakem Jogja memang lebih rumit daripada Solo. Alisnya dibuat bercabang seperti tanduk rusa, namanya alis ranggah menjangan. Kemudian ada jahitan mata, garis yang ditarik dari mata hingga ke pelipis. Dalam pakem aslinya, jahitan mata ditarik mulai dari ujung depan kelopak mata atas dan bawah sampai ke pelipis. Garis tersebut menggunakan warna kulit asli yang tidak tertutupi foundation. Jadi riasan pakem asli tidak menggunakan eyeshadow dan bulu mata palsu.

Baca Juga:

Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup

5 Kesalahan Membuat Alis yang Sering Dilakukan Perempuan

Namun kini, penggunaan eyeshadow dan bulu mata palsu sangat digemari, sehingga jahitan mata hanya ditarik dari ekor mata ke pelipis menggunakan pensil alis cokelat. Di atas alis diberi citak, titik kecil berbentuk wajik yang dipasang di antara dua mata.

Sedangkan untuk pakem Solo, alis ranggah menjangan dan citak boleh digunakan, tapi tidak bersifat wajib. Riasan mata pengantin Jawa Solo juga lebih sederhana tanpa jahitan mata.

#4 Aksesori Pengantin Putri

Meski kelihatannya mirip, aksesori pengantin putri Jogja dan Solo juga ternyata memiliki perbedaan. Aksesori yang digunakan pakem riasan pengantin Jogja lebih kompleks. Ada karang jagung, rangkaian melati yang dipasang melengkungi sanggul seperti bando. Lalu ada gunungan, mahkota berbentuk meru yang ditusuk di bagian tengah depan sanggul. Gunungan ini diapit oleh centung di bagian kanan dan kirinya.

Centung pakem Jogja punya kaki yang melengkung. Cunduk mentulnya berjumlah ganjil, tapi tidak lebih dari 5. Gunungan dan cunduk mentul dipasang menghadap belakang, kemudian di sisi samping—di bawah gunungan—diberi bunga ceplok jebehan yang berwarna merah, kuning, hijau. Kalau sekarang ceplok jebehan ini sering diganti dengan mawar merah atau bunga lainnya.

Di bagian telinga pengantin dipasangi sumping yang aslinya terbuat dari daun pepaya. Pada bagian sanggulnya diberi rajutan melati yang membungkus sanggul. Lalu di bagian belakang ada rangkaian melati berbentuk silindris yang dibiarkan menjuntai, bernama gajah ngoling.

Anting pengantin putri berbentuk bulat dengan latar belakangnya hitam dan dihiasi permata. Ada klat bahu berbentuk naga yang dipasang di kedua lengan, serta sebuah gelang dan cincin di masing-msing tangan. Untuk kalungnya menggunakan kalung susun tiga.

Sedangkan aksesori pengantin Jawa pakem Solo lebih sederhana. Masih tetap menggunakan karang jagung dan rajutan melati yang membungkus sanggul, namun pada bagian tengah depan dipasangi sirkam berbentuk setengah lingkaran, diapit oleh centung yang juga berbentuk setengah lingkaran.

Cunduk mentul pengantin Jawa Solo berjumlah 7 atau 9, dipasang menghadap ke depan. Di bagian kanan sanggul terdapat rangkaian melati berbentuk persegi yang dibuat menjuntai sampai ke dada, disebut tibo dodo. Juntaian melati ini disampirkan di bagian depan. Bentuknya yang persegi membuat untaian tibo dodo pakem Solo berbeda dengan tibo dodonya pengantin Sunda.

Pada bagian kiri bawah sanggul pakem solo terdapat untaian bunga melati juga yang namanya pengasih, panjangnya tidak melebihi leher. Anting pakem solo berbentuk mirip dengan pakem Jogja, namun latar belakangnya tidak berwarna hitam. Penggunaan aksesori lainnya bersifat bebas, tidak sesaklek pakem Jogja.

#5 Kuluk dan Blangkon

Baik pakem Jogja maupun Solo, keduanya sama-sama menggunakan kuluk untuk busana dodotan dan blangkon untuk busana surjan atau beskap. Kuluk Jogja sebenarnya memiliki kuncir rambut di bagian belakangnya, mengingat keraton Jogja mewarisi budaya Mataram di mana para prianya masih memanjangkan rambut. Pada bagian telinga di pasang sumping dan rangkaian bunga yang menjuntai pendek. Sedangkan di pakem solo, kuluknya tanpa kuncir. Di bagian telinga hanya disisipkan sebuah melati sebagai hiasan.

Sedangkan untuk blangkon, pembedanya adalah keberadaan benjolan di bagian belakang yang merepresentasikan gelungan rambut. Blangkon Jogja punya benjolan, sedangkan Solo tidak.

Nah, itulah beberapa perbedaan tata rias pengantin Jawa antara Jogja dan Solo yang terlihat serupa, tapi tak sama. Di luar paes ageng Jogja dan Solo basahan, sebenarnya masih banyak model riasan lain yang berkembang di kedua daerah ini. Namun, pakemnya kurang lebih sama dengan yang sudah diuraikan di atas, hanya dibuat lebih sederhana atau beda busananya.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ronce Melati di Busana Pengantin Pria Jawa Adalah Simbol Usus Terurai Milik Pemerintah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2022 oleh

Tags: pengantin jawapengantin jogjapengantin solotata rias
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

5 Kesalahan Membuat Alis yang Sering Dilakukan Perempuan Terminal Mojok

5 Kesalahan Membuat Alis yang Sering Dilakukan Perempuan

26 Juli 2022
Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup Mojok.co

Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup

19 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.