Apakah kamu salah satu kaum Adam yang menginginkan memiliki jodoh seperti Hinata Hyuga?
Perkara Kartu Keluarga, saya belum pernah punya sendiri, masih di-backing orang tua. Kolom status di KTP saya masih mengisyaratkan manualan, masih belum kawin. Namun, saya sudah tak risih perkara pledoi yang diberikan pada kaum seperti kami, orang yang belum menikah. Apalagi pertanyaan “kapan nikah?” basi. Hal-hal seperti itu nggak lagi saya anggap sebagai gangguan, tapi sebagai doa.
Persoalan ketemu jodoh juga nggak bisa diperkirakan datangnya, tapi harus diusahakan, dan kini saya sedang dalam proses berusaha. Saya punya grup WA yang isinya para jomblo sebaya di kampung. Awalnya dibikin untuk berdiskusi sesama jomblo, saling memotivasi, saling curhat, dan membahas hal tabu jadi layak diperbincangkan, setajam arit. Isinya adalah teman-teman dekat, tapi sudah ada yang sudah menikah satu orang. Grup yang aktif manakala lebaran dan saat salah satu anggotanya menikah saja. Grup yang dibentuk 2016 ini, bahkan punya logo tersendiri, sangar pokoknya.
Di grup itu, ada salah satu teman sesama jomblo yang mengutarakan imaji liarnya. Dia pengin punya istri seperti Hinata Hyuga yang asoy sekali menurutnya. Tak hanya di grup itu, pernyataan serupa muncul di mana-mana. Biasanya di akun Instagram fans Naruto atau di komen video bajakan YouTube. Tak banyak omong, penyayang, cantik, bangsawan, pintar masak, tapi sayangnya hanya ada di dunia shinobi. Saya sempat kepikiran juga, gimana kalau sosok seperti Hinata Hyuga ada di dunia kampung pinggiran, mesti jadi primadona kampung saya. Tawuran mungkin hampir tiap hari terjadi, tawur rebutan cewek.
Akan tetapi kemudian, saya ingat salah satu teman yang seorang ustaz bilang gini ke saya, “Ada ayatnya, perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, begitu sebaliknya.” Kemudian saya melihat sosok kawan saya yang pengin dapat jodoh Hinata Hyuga tadi. Nggak ada potongan pahlawan semacam Naruto, lebih cenderung ke pemuda tukang nongkrong di depan gang. Begitupun saya, tak mumpuni jika harus dibandingkan Naruto, meski saya lumayan (ahem) saleh. Hahaha.
Punya kriteria jodoh itu nggak apa-apa, boleh saja. Namun, kita tetap harus sadar diri. Poin penting dari hubungan Naruto dan Hinata Hyuga adalah menjadi contoh untuk kita.
Kita harus lihat perjalanan hidup Hinata dulu. Walaupun seorang Hyuga kasta tinggi, dia tetap menjalani hidupnya dengan berat. Kematian ayah Neji juga ikut membuatnya menjadi lebih sengsara karena dia dibenci oleh sepupunya sendiri. Sejak kecil dilatih dengan sangat keras oleh babenya, yang seolah-olah lebih menyayangi adiknya Hinata. Introver parah sehingga sulit punya teman. Suka dengan Naruto sejak kecil, tapi si Naruto tak peduli atau kurang mengerti. Akan tetapi, dia adalah wanita yang tak mudah menyerah dan selalu tak ragu untuk menolong siapapun. Pokoknya wanita yang jos gandos!
Lalu kenapa Naruto bisa disukai Hinata Hyuga? Padahal dia bloon banget. Oke, kita runut dulu cerita hidup Naruto sesingkat mungkin. Sejak bayi hidup sendiri dengan bantuan dari Hokage ketiga, Sarutobi. Namun, sejak balita sudah harus mengurus dirinya sendiri, bajigur tenan.
Semua orang membencinya, padahal dia bisa dibilang penyelamat mereka. Kalau Kyuubi tak dimasukkan ke tubuhnya, dijamin remuk Konoha gakure. Semua nilainya jelek, tak punya teman, payah dalam berbagai bidang, sampai pada akhirnya jadi bucin karena Sakura.
Di sini peran dari guru Iruka sangat besar untuk perkembangan Naruto. Lantaran guru Iruka, Naruto menjadi anak kecil yang lebih bisa menerima keadaan dan mau membantu semua orang. Sampai pada akhirnya, Naruto menjadi Sannin dan menyelamatkan penduduk desa Konoha. Semua itu bisa dilaluinya dengan keringat dan penuh darah perjuangan. Penghinaan, kesendirian, terlantar, dibenci semua orang, dan masih mau memaafkan, bahkan membantu orang-orang yang menyakitinya. Sehingga, jika Hinata naksir Naruto, itu wajar sekali.
Naruto nggak mungkin misuh hanya karena nggak dibeliin HP, apalagi mabok kalau ditolak cewek, yo wagu. Sebego-begonya Naruto, dia nggak pernah menyerah dan menyimpan dendam, meski bucinnya nggak ketulungan, njelei (untuk hal ini saya merasa lebih unggul, kayane). Nggak mungkin juga cowok yang nggak gumunan sama cewek (padahal guru Jiraiya mesumnya minta ampun, tapi Naruto nggak ikut-ikutan) alias nggak mesum, nggak dapat jodoh wanita baik-baik.
Intinya, sebagai manusia, boleh kok punya kriteria dan impian soal jodohnya nanti. Namun, daripada pusing mikirin kelakuan jodoh yang bahkan belum kelihatan, mending mikirin kelakuan diri sendiri dulu. Biar kita nggak wagu dan manualan terus saben hari.
Sumber Gambar: YouTube Kim_ Hyuga
BACA JUGA Naruto dan Hinata: Pernikahan Mereka Bikin Saya Iri Saja, Ini 3 Alasannya dan tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.