Pengalaman Saya Mabuk Tape Singkong di Kelas 1 SMA – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Pengalaman Saya Mabuk Tape Singkong di Kelas 1 SMA

Maria Kristi oleh Maria Kristi
5 Juni 2020
0
A A
Pengalaman Saya Mabuk Tape Singkong di Kelas 1 SMA
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika pertama kali bertemu dengan guru Biologi SMA, beliau memberikan satu pertanyaan “Siapa di sini yang mengkonsumsi alkohol?” Dengan cepat saya mengangkat tangan. Ternyata saya adalah satu-satunya siswa yang mengangkat tangan untuk pertanyaan itu, diiringi tatapan curiga dari teman-teman sekelas.

Namun saya tidak sendirian, guru kami pun ikut mengangkat tangannya. Mungkin beliau terkesan melihat hanya saya yang memiliki kejujuran sebesar itu, atau kasihan melihat tatapan sinis yang ditujukan oleh teman-teman pada saya. “Dasar alkoholik!”

Agar suasana tidak semakin canggung (saat itu saya mulai salah tingkah saat menyadari ada yang berbeda dengan tatapan teman-teman), guru kami bertanya alkohol jenis apa yang saya konsumsi. “Peuyeum, Bu,” jawab saya. Peuyeum adalah cara orang daerah Bandung dan sekitarnya untuk menyebut tape singkong.

“Sama, ibu juga makan peuyeum,” sahut ibu guru kami sambil tersenyum. Sementara itu seisi kelas mulai berkasak-kusuk menyadari kesalahan mereka.


Seorang anak laki-laki memberanikan diri, “Saya minum tuak, Bu.” Haiyah, bukankah tuak ini justru lebih “mantap” kandungan alkoholnya dibandingkan sekedar tape singkong ya?

Pelajaran Biologi pun dimulai dengan gembira. Saya lupa apa yang menjadi pembahasan Biologi bab pertama di kelas 1 SMA (kalau sekarang kelas 10) itu. Namun, pertanyaan pembuka yang juga menjadi ajang perkenalan dengan Bu Nenden, guru Biologi kami tidak pernah terlupakan. Demikian pula kenyataan bahwa di tahun yang sama adalah kali pertama (dan sampai sejauh ini baru satu-satunya) saya mengalami yang namanya mabuk alkohol.

Sebenarnya menuliskan pengalaman ini cukup memalukan, sebab sama sekali tidak keren ataupun luar biasa. Apa sih kerennya mabuk? Nggak ada. Tantangannya? Nggak ada juga.

Salah-salah saya malah disangka menjadi penganjur konsumsi minuman beralkohol pada anak sekolah yang jelas menyalahi hukum di Indonesia. Namun, saya merasa hal ini tetap perlu dituliskan agar menjadi bahan masukan pada generasi muda (dan tua) untuk menghindarinya di kemudian hari. Yah, meskipun tidak semenantang pengalaman menggembel sehari atau selucu pengalaman diseruduk sapi.

Para ulama pasti geleng-geleng kepala ketika mengetahui ada anak berusia lima belas tahun yang mabuk-mabukan. Tapi saya harus memberitahu mereka bahwa yang membuat saya mabuk bukanlah salah satu minuman yang dimasukkan dalam khamar. Bukan anggur, arak, tuak, bir, champagne, atau lainnya, tapi peuyeum. Ya, peuyeum si tape singkong yang sudah saya sebutkan di awal artikel ini.

Jadi ceritanya begini: Ibu saya menemukan tukang peuyeum yang membawa peuyeum yang enak banget menurut keluarga kami. Manis dan berair. Sayangnya, barang jualan tersebut masih banyak saat tukang tersebut sampai di rumah kami. Memang, orang Sunda lebih menyukai peuyeum yang manis tapi kesat. Itu sebabnya pedagang peuyeum di daerah Cianjur menggantung dagangannya, menunjukkan bahwa tape singkong buatannya kesat.

Karena kasihan, ibu membeli dua kilogram peuyeum. Rencananya akan dicampur dengan tepung terigu dan digoreng. Dibuat suguhan bagi dua orang tukang yang sedang memperbaiki rumah kami. Peuyeum yang terbungkus dalam daun singkong itu pun dimasukkan ke dalam kulkas.

Lalu datanglah saya. Saya yang berusia lima belas tahun dan selalu lapar, mencari-cari kudapan untuk menemani membaca buku yang saya pinjam dari perpustakaan tempat les bahasa Inggris. Buku yang saya pinjam berbahasa Indonesia, kalau pakai bahasa Inggris bisa-bisa enam bulan belum selesai saya baca. Sudah menjadi kebiasaan saya untuk makan sambil membaca, eh mungkin lebih tepatnya membaca sambil makan. Kurang pas rasanya kalau baca buku tidak diiringi dengan mengunyah sesuatu.

Maka terjadilah, saya mengambil sedikit peuyeum dan mengunyahnya sambil membaca. Habis, saya balik lagi dan ambil lagi. Begitu seterusnya sampai buku saya selesai dibaca. Yang saya ingat hanyalah rasa tapenya benar-benar enak: manis dan dingin.

Keesokan harinya saya terbangun di kamar dengan kepala berat dan perut tidak enak. Mual sekali. Saya berlari ke kamar mandi dan muntah. Di tengah-tengah perasaan tidak enak itu saya teringat pada seseorang: Kogoro Mouri, detektif payah yang merupakan ayah dari Ran Mouri, pacar Shinichi Kudo alias Conan. Hal-hal yang terjadi pada saya persis seperti yang terjadi pada Mouri sehari setelah mabuk-mabukan.

Saya menyampaikan temuan saya pada ibu. Ibu saya mengecek peuyeum yang kemarin dibelinya, sisa sedikit sekali. Bisa dikatakan hampir dua kilogram tape singkong itu saya makan sendirian. Ibu saya pun menyadari bahwa malam sebelumnya saya tidur jauh lebih cepat dari biasanya.

Hari itu saya tidak sekolah karena kondisi badan tidak memungkinkan. Hang over sama sekali tidak sesuai untuk belajar di sekolah. Seharian saya hanya tidur sambil merutuki kerakusan saya menghabiskan peuyeum di kulkas. Gara-gara pengalaman mabuk ini, sampai lulus SMA saya sama sekali tidak tertarik untuk makan peuyeum lagi. Kapok. Begitu ceritanya.

BACA JUGA Minuman Beralkohol dan Betapa Noraknya Cuitan Anya Geraldine dan tulisan Maria Kristi Widhi Handayani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.


Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Juni 2020 oleh

Tags: mabukpeuyeumtape singkong
Maria Kristi

Maria Kristi

Ibu tiga orang anak. Pecinta kopi tapi harus pakai gula yang banyak.

Artikel Lainnya

Mabuk yang Lebih Berbahaya dari Mabuk Alkohol terminal mojok.co

Mabuk yang Lebih Berbahaya dari Mabuk Alkohol

17 November 2020
Takut Mabuk di Tongkrongan Itu Memang Hal yang Wajar terminal mojok.co

Takut Mabuk di Tongkrongan Itu Memang Hal yang Wajar

13 November 2020
Minuman Beralkohol dan Betapa Noraknya Cuitan Anya Geraldine

Minuman Beralkohol dan Betapa Noraknya Cuitan Anya Geraldine

17 Januari 2020
Berfoto dengan Orang Tua Eh Anggur Merah Nggak Bikin Kalian Keren

Berfoto dengan Orang Tua Eh Anggur Merah Nggak Bikin Kalian Keren

5 Desember 2019
Pos Selanjutnya
haji

Kalau Ada Gelar Pak Haji, Kenapa Tidak Ada Gelar Pak Salat, Pak Puasa, atau Pak Zakat?

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
Pengalaman Saya Mabuk Tape Singkong di Kelas 1 SMA

Pengalaman Saya Mabuk Tape Singkong di Kelas 1 SMA

5 Juni 2020

Dari MOJOK

  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022
  • Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan
    by Oktavolama Akbar Budi Santosa on 15 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In