Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Saya Ditipu Penjual Buku Online, Bilangnya Buku Original Ternyata Bajakan

Rusda Khoiruz Zaman oleh Rusda Khoiruz Zaman
11 Oktober 2020
A A
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Share on FacebookShare on Twitter

“Jancvk!”

Bukannya syukur alhamdulillah, tapi malah kalimat toyyibah yang pertama kali keluar dari mulut saya tak lama setelah membuka bungkusan paketan buku yang baru saja datang, yang saya beli dari Shopee lima hari lalu. Bagaimana nggak gitu, soalnya buku yang saya beli ternyata buku bajakan. Padahal sebelum meminangnya, saya telah memastikan terlebih dahulu bahwa itu buku original penerbit, bukan barang bajakan, KW 1, KW 2, dan sejenisnya. Udah gitu datangnya terlambat pula, melewati tenggat yang ditentukan pihak Shopee.

Kisah menyebalkan ini bermula setelah saya menerima upah kerja jaga toko sembako. Meski upah yang tentu tak cukup buat keluar masuk diskotik selama tujuh hari tujuh malam nonstop, tapi setidaknya saya bisa menggunakannya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Yah, untuk membeli beberapa keping buku original rencananya.

Dan itu memang keinginan saya, terutama sebagai bentuk penebusan dosa yang lalu lantaran dulu—pas awal-awal kuliah—saya suka banget beli buku bajakan.

Namun, tampaknya Tuhan selalu akan menguji hamba-Nya sebelum naik ke maqom yang lebih tinggi. Tak terkecuali kepada hamba-Nya yang baru saja taubat dari membeli buku bajakan ini. Dan kali ini saya menduga niat baik saya sedang diuji oleh-Nya.

Pasalnya, kali ini saya benar-benar kesulitan mencari buku yang berjudul Lingkungan Hidup dan Kapitalisme karya Fred Magdoff dan John Bellamy Foster—yang diterbitkan oleh penerbit Marjin Kiri dan diterjemahkan Pius Ginting. Bukan karena stoknya nggak ada, tapi saya kesulitan membedakan mana buku original dan mana yang bajakan dari sekian banyak barang yang dijajakan. Soalnya, melihat harga yang ditawarkan para penjual buku online itu saja pondasi keimanan yang sudah payah saya bangun, nyaris goyah kembali. Masak ada buku terbitan Marjin Kiri atau terbitan mana pun harganya cuman 25 ribu? Malahan ada yang 15 ribu. Zuhud banget penerbitnya, Bosque!

Merasa gamang melanjutkan cari buku di Shopee, saya mencoba DM langsung penerbit Marjin Kiri. Siapa tahu stoknya masih ada di gudang penerbitnya. Jawaban yang saya dapat, “coba menghubungi nomor penjualan yang ada di profil kami, Kak. Mudah-mudahan di gudang masih ada ya, Kak.” Kemudian waktu saya kontak via WhatsApp terkait stok buku itu, eh, disuruh cek webnya langsung. Sementara pas saya cek di webnya, ternyata out of stock alias habis! Duh.

Kendati demikian, saya nggak mau menyerah. Sebab saya sudah ngebet banget beli buku itu dan pumpung punya uang! Akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi mencarinya di Shopee.

Baca Juga:

Jualan di TikTok Shop Nggak Lebih Mudah dari Shopee: Udah Diburu Waktu untuk Segera Kirim, tapi Duit Cairnya Super Lama

Seller Shopee Mulai Frustrasi dengan Tekanan Biaya Admin yang Mencekik, tapi Tak Bisa Pergi Begitu Saja

Setelah scroll cukup lama, perhatian saya tertuju pada buku yang saya cari itu, yang dibanderol 69 ribu oleh, sebut saja, toko Melati. Harga yang cukup meyakinkan jika melihat harga asli di katalog web Marjin Kiri, yaitu 54 ribu. Nggak masalah cuman selisih 15 ribu saja, asal original, pikir saya.

Langkah yang saya ambil selanjutnya adalah mengamalkan saran-saran klise teman saya yang berpengalaman belanja di Shopee, semata agar terhindar dari tipu muslihat para penjual buku bajakan yang membanderol buku dengan harga menggiurkan—murah. Mulai perhatikan performa chat, harga, ulasan pembeli sebelumnya, hingga penilaian toko tuntas saya amalkan. Semua tampak beres. Performa chat 71%, penilaian pembeli 4.7, dan ulasan pembeli sebelumnya pun bilang kalau produknya bagus, bintang empat lagi. Cukup meyakinkan.

Untuk memastikan sekali lagi bahwa buku yang saya beli benar-benar original, saya langsung menghubungi si penjual via fitur chat Shopee untuk menanyakan perihal keorisinilan buku tersebut. Selang beberapa menit pesan saya dibalas, “buku original, Kak. Silahkan diorder.” Tanpa basa-basi saya langsung bergegas menuju Alfamart, untuk membayar pesanan. Kata guru saya, amal kebaikan harus disegerakan.

Seperti pemburu yang sukses menangkap mangsanya, ada perasaan puas dan lega di hati saya. Namun itu nggak bertahan lama. Hingga pada akhirnya keganjilan-keganjilan mulai saya rasakan.

Berjalan tiga hari setelah saya menyelesaikan transaksi buku itu, resi pengiriman tak kunjung muncul. Kepada si pelapak, saya bertanya mengapa demikian? Selang sekitar setengah jam, pesan saya direspon. Dan si penjual berdalih bahwa aplikasinya agak eror, “Sulit (muncul resinya), Kak. Padahal (resi pengirimannya) sudah saya masukkan berkali-kali. Tapi (barangnya) sudah saya kirim kok, Kak.” Kilahnya.

Belum selesai saya ngetik hendak membalas pesannya, si penjual berseloroh “Nanti kalau status (dikemas) tidak berubah (dikirim), dan barang sudah sampai, tolong di-cancel. Dan uang ditransfer manual ya, Kak.”

Benar-benar ganjil. Padahal pihak Shopee sudah memperingatkan untuk tidak melakukan transaksi di luar aplikasi. Untuk menghindari penipuan tentu saja.

Saya tak membalas pesan si penjual. Mulanya saya hendak langsung membatalkan pesanan tersebut. Setelah saya pikir kembali, akan repot jika paketan saya benar-benar datang sedangkan pesanan yang ada di Shopee sudah saya batalkan. Sebab, jujur saja, saya punya kendala serius kalau harus transfer uang manual karena saya nggak punya kartu ATM. Dan saya juga malas jika harus mengirimkan kembali paketan kepada si penjual buku tadi. Repot tur rugi, Buos!

Namun, selang beberapa jam pasca saya menghubungi si penjual buku tadi, ternyata resinya muncul. Saya mencoba husnudzon, tapi gagal. Mungkin karena keganjilan-keganjilan yang telah terjadi. Ya sudah, akhirnya saya memilih untuk menunggu saja tanpa kepastian walaupun itu sangat menyebalkan.

Dua hari berikutnya paketan buku saya akhirnya datang. Total selama lima hari saya harus menunggu tanpa kejelasan. Dibantu dua mata pisau gunting berkarat milik teman saya, bungkusan paketan buku berlapis tiga putaran isolasi dan satu kertas sampul buku, berhasil saya jebol pertahanannya. Dan… benar saja. Syak wasangka saya benar terjadi. Yang saya terima adalah buku bajakan. Sampul buku yang kelihatan buram, kualitas kertas yang buruk, ditambah lagi font yang ada pada hampir semua halaman tercetak blur membelah dua khas font fotocopy-an, menjadi petunjuk sahih bahwa ini adalah buku bajakan.

Segera saya mengumpat, “Jancvk!” yang disambut ekspresi heran teman saya sekontrakan.

Parahnya lagi, ada cukup banyak halaman yang blong. Tanpa tulisan. Bersih mulus seperti lantai yang baru saja dipel.

Ketimbang berpotensi menimbulkan kesesatan bagi orang yang membacanya di kemudian hari karena banyak bagian pembahasan yang hilang entah ke mana, pada sore itu saya akhirnya memutuskan pergi ke warung sambil menenteng botol untuk beli Pertamax. Kalian tahu sendiri kan bahan bakar gunanya buat apa? Tentu saja untuk membakar buku itu sekaligus amarah yang menggumpal di dada saya.

BACA JUGA Kekonyolan Model Kaderisasi ala PMII atau tulisan Rusda Khoiruz Zaman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2020 oleh

Tags: buku bajakanbuku originalmarket placepenjual onlineshopee
Rusda Khoiruz Zaman

Rusda Khoiruz Zaman

Sedang mencari genre hidup yang pas.

ArtikelTerkait

Wattpad Menunjukan Betapa Menyedihkan Selera Kebanyakan Pembacanya terminal mojok.co

Kenapa Para Penulis Harus Muntab Kalau Bukunya Dibajak?

1 April 2020
7 Rekomendasi Toko Alat Tulis Murah dan Terpercaya di Shopee

7 Rekomendasi Toko Alat Tulis Murah dan Terpercaya di Shopee

26 Juni 2023
higgs domino spaylater judi mojok

Higgs Domino, SPayLater, dan Kesedihan Teman Saya Setiap Awal Bulan

17 Agustus 2021
Meminjamkan Shopee PayLater ke Orang Lain: Seni Menyusahkan Diri Sendiri

Meminjamkan Shopee PayLater ke Orang Lain: Seni Menyusahkan Diri Sendiri

4 Juni 2023
Afiliator Marketplace di Twitter Nge-share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang Terminal Mojok

Afiliator Marketplace di Twitter: Share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang

28 September 2022
Shopee dan Kebijakan Absurd-nya: Niatnya Membantu, tapi Malah Bikin Penjual Menggerutu

Shopee dan Kebijakan Absurd-nya: Niatnya Membantu, tapi Malah Bikin Penjual Menggerutu

23 Januari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.