Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Saya Berguru Ilmu Kebal yang Berakhir Mengecewakan

Imron Amrulloh oleh Imron Amrulloh
13 Juli 2020
A A
ilmu kebal mojok

ilmu kebal mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Pada masa pandemi seperti sekarang ini, kekebalan tubuh menjadi prioritas setiap orang agar mereka bisa terhindar dari virus. Sejak kemunculan pandemi ini, banyak spekulasi bahwa benda ini bisa menjaga kekebalan tubuh, buah ini, kunyit, jahe bahkan sekarang ada kalung yang diklaim mampu menjaga kekebalan atau menghindarkan tubuh dari corona.

Bicara soal kebal, saya jadi ingat pengalaman saat saya SMK dulu. Pasalnya, saya pernah belajar ilmu kebal. Bukan kebal dari berbagai penyakit ya, tapi ilmu kebal biar nggak mempan saat dibacok. Sebenarnya saya nggak pengin punya ilmu kebal, tapi karena banyak teman-teman yang make ilmu ini, jadinya saya ikut-ikutan juga, sekadar coba-coba aja.

Masih bicara soal kebal, awal mula saya kenal ilmu ini saat kelas dua SMK. Saat itu banyak banget teman saya yang make ilmu kebal, ada yang isinya macan, ular, harimau bahkan katanya ada yang elang. Ilmu kebal tersebut katanya buat jaga-jaga, padahal aslinya ya buat nyerang sekolah lain, mirip-mirip di film Crows Zero gitu. Bedanya kalau di sini senjatanya DIY alias nggawe dewe ditambah masih dibantu dukun melalui ilmu kebal.

Bicara soal dukun, saat SMK dulu saya punya beberapa kenalan dukun atau istilah kerennya guru spiritual yang membimbing saya mendapatkan ilmu kebal, mulai yang dari daerah Wonosobo sampai yang bermukim di kecamatan Borobudur. Bisa dibilang dukun-dukun yang saya kenal adalah dukun paling recomended di kalangan pelajar SMK saat itu, katanya.

Dari sekian banyak dukun, saat ini saya akan fokus untuk menceritakan pengalaman belajar ilmu kebal dari dukun Wonosobo. Hal tersebut karena dukun Wonosobo menjadi titik di mana saya mulai mengenal dunia perdukunan. Awal mula saya bisa mengenal dukun tersebut dari salah satu teman saya yang menjadi “gali” atau yang megang sekolah lain. Dia sudah bertahun-tahun merguru di situ, mulai dari ilmu kebal sampai semar mesem katanya bisa dipelajari.

Berbekal pengalaman dari teman saya ini, akhirnya saya memantapkan diri untuk sowan ke kediaman beliau. Impresi ketika melihat mbah dukun ternyata ramah, tidak semenyeramkan yang digambarkan di sinetron ataupun di film-film. Saat sowan yang pertama kali ini, saya diberi tahu kapan saya bisa merguru kepadanya, kalau nggak salah hari Selasa Kliwon selepas maghrib. Saat itu saya sangat gugup dan nggak sabar nunggu hari Selasa. Pasalnya saat saya sowan kebetulan masih hari Minggu, jadi harus nunggu dua hari lagi buat ngisi ilmu kebal.

Hari itu pun tiba. Saya sudah berada di lokasi sebelum maghrib, jadinya saya maghriban di sana. Setelah selesai solat maghrib dan wiritan, saya bersama beberapa orang kemudian dibimbing menuju suatu ruangan. Ruangan tersebut cukup luas, kira-kira 4×5 meter. Di ruangan tersebut kami diminta untuk duduk melingkar saling berhadapan, kemudian setelah semua orang masuk ke ruangan dan duduk melingkar, seluruh lampu dimatikan. Suasananya menjadi gelap gulita mirip-mirip saat mati listrik yang kerap terjadi akhir-akhir ini.

Tak lama setelah lampu dimatikan, ritual tersebut akhirnya dimulai. Ritual dimulai dari bacaan-bacaan yang jujur saya sendiri nggak tahu maksud dari bacaan tersebut, tapi seingat saya bahasa Kromo inggil. Oh iya, saya dan pemburu ilmu kebal yang lain diminta tutup mata dari awal sampai ritual itu berakhir. Kalau ada yang berani membuka resikonya ditanggung sendiri. Saat menutup mata, saya merasakan ada objek yang bergerak kesana-kemari mengelilingi kami semua, sebenarnya saya penasaran, namun saya tetap memilih menutup mata, takut terjadi apa-apa.

Baca Juga:

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Ritual tersebut memakan waktu kira-kira 4 jam, tapi anehnya waktu seolah berjalan dengan cepat, nggak kerasa ritual sudah selesai dilaksanakan. Saat lampu ruangan kemudian dihidupkan, saya langsung membuka hp dan tahu-tahu sudah jam 23:00. Padahal seingat saya ritual tersebut dimulai pukul 18:30 tepat setelah selesai solat maghrib berserta wirit.

Setelah ritual selesai, kami tidak langsung pulang, kami dipersilakan untuk memakan cemilan yang sudah disediakan, bersama itu pula kami diberi pesan oleh mbah dukun “Ati-ati le nganggo ilmune, ojo kemaki” tak lama setelah itu kami dipersilakan jika ingin pulang. Selama di perjalanan pulang, saya mengingat baik-baik apa yang dikatakan oleh mbah dukun “Ati-ati le nganggo ilmune” dari situ saya beranggapan bahwa saya sudah kebal dan nggak merasa sakit saat dipukul bahkan dibacok sekallipun.

Setelah menempuh waktu kira-kira satu jam, akhirnya saya sampai rumah, namun saat saya membuka pintu tiba-tiba saja “Pluaaaak” ada sesuatu yang mendarat di punggung saya, seketika seluruh tubuh terhentak ke depan, saat saya menoleh ke belakang ternyata ada Ibu saya yang sedang melotot sembari memegang sapu kemudian mengomeli saya “Seko ngendi aee? Yahmene kok gek bali” saya yang masih panik kemudian menjawab “Seko koncoku, Gilang kae lo buuk” setelah mendengar jawaban tersebut, akhirnya Ibu saya pergi namun masih sedikit ngomel-ngomel.

Saya yang masih agak kaget kemudian langsung masuk kamar, di kamar saya kemudian kepikiran soal hewan apa yang dimasukkan oleh mbah dukun? Apa iya macan? masak selevel macan ditabok pakai gagang sapu sakitnya minta ampun, lalu gimana jadinya kalau saya tersabet pedang? Saya jadi curiga, bukan macan atau harimau tapi macan mini alias kucing yang dimasukkan ke dalam tubuh saya.

Hal lain yang membuat saya kepikiran adalah pesan dari mbah dukun “Ati-ati le nganggo ilmune, ojo kemaki”. Apa mungkin maksud Mbah dukun berpesan seperti itu karena hewan yang diisikan ke tubuh saya ini hewan lemah, jadi jangan kemaki atau sok jagoan karena cuma kebal dari cubitan aja. Hal-hal tersebut membuat saya kecewa dan nggak puas dengan servis yang diberikan Mbah dukun. Saat itu juga saya memutuskan untuk berhenti merguru di situ.

BACA JUGA Menghitung Jumlah Waktu yang Dihemat ketika Menggunakan Fitur Autotext dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Juli 2020 oleh

Imron Amrulloh

Imron Amrulloh

Seorang pengangguran baru yang sedang mencoba dan terus mencoba.

ArtikelTerkait

Program Pinjaman Kuliah atau Student Loan: Sebuah Solusi, Ilusi, atau Jeratan Riba Bergaya Akademik?

Program Pinjaman Kuliah atau Student Loan: Sebuah Solusi, Ilusi, atau Jeratan Riba Bergaya Akademik?

7 April 2025
Analisis Mendalam tentang Tok Dalang dan Opah yang Sepertinya Saling Sayang terminal mojok.co angkel muthu tok dalang opah jadian

Analisis Mendalam tentang Tok Dalang dan Opah yang Sepertinya Saling Sayang

10 Desember 2020
Starter Pack Petani Tambak Sebelum Memanen Ikan Tengah Malam

Starter Pack Petani Tambak Sebelum Memanen Ikan Tengah Malam

31 Maret 2020
Surabaya Selepas Hujan Tak Lagi Seindah Video Orang-orang, Hanya Tinggal Banjir dan Macet di Jalan

Surabaya Selepas Hujan Tak Lagi Seindah Video Orang-orang, Hanya Tinggal Banjir dan Macet di Jalan

6 Maret 2024
Bagikan Spotify Wrapped Kalian, Biarkan Orang yang Benci Makin Benci dan Makin Terlihat Tolol apple music

Bagikan Spotify Wrapped Kalian, Biarkan Orang yang Benci Makin Benci dan Makin Terlihat Tolol

5 Desember 2024
Semarang Bisa Menjadi Tempat yang Tidak Ramah Mahasiswa (Unsplash)

Siasat Mengakali Hawa Panas Semarang yang Kadang Tidak Ramah bagi Mahasiswa

24 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.