Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Naik di Atap Angkot yang Bikin Kekerenan Saya Meningkat

Imron Amrulloh oleh Imron Amrulloh
4 Januari 2021
A A
Pengalaman Naik di Atap Angkot yang Bikin Kekerenan Saya Meningkat terminal mojok.co

Pengalaman Naik di Atap Angkot yang Bikin Kekerenan Saya Meningkat terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang Indonesia, kita mengenal bermacam alat transportasi untuk menuju ke sekolah. Ada yang naik sepeda motor, naik jemputan, diantar orang tua, naik angkot, bahkan ada yang naik ATT (merek sepatu yang awet tekan tuo) alias jalan kaki. Dari sekian banyak alat transportasi yang telah disebutkan, saya termasuk orang yang naik angkot ketika menuju sekolah. Meskipun kadang jalan kaki, tapi saya lebih banyak naik angkot. Dan hal itu sangat mengesankan bagi saya.

Pertanyaannya adalah apa yang membuat berangkat dan pulang sekolah naik angkot menjadi hal yang begitu mengesankan? Jadi begini, tidak seperti di daerah-daerah lain yang memiliki banyak armada angkot. Di daerah saya itu angkot termasuk kendaraan yang limited edition. Bayangkan saja jalur yang harus dilewati angkot kurang lebih sepanjang 12 KM. Ada yang bisa menebak jumlah angkot yang tersedia? Ya betul sekali lima unit saja. Itu pun nggak setiap hari semuanya jalan. Jadi bukan hanya jarang, tapi hampir nggak ada.

Dengan membludaknya penumpang ketika berangkat dan pulang sekolah, sebut saja 30-40 siswa. Tentu kapasitas kabin angkot tidak mampu menampung semua penumpang. Mau nunggu angkot yang belakang juga satu jam baru datang. Hal ini membuat kami anak-anak SD harus putar otak agar tidak telat sampai di sekolah. Setelah berdiskusi sangat panjang, maka ada dua opsi yang dapat diambil. Yakni antara nggandul (bergelantungan di pintu) ataupun munggah (duduk di atap angkot).

Seiring berjalannya waktu keterpaksaan tersebut justru menumbuhkan hierarki antara penumpang angkot. Orang-orang yang duduk di dalam dianggap orang biasa. Orang-orang yang nggandul adalah orang-orang yang keren, tapi nggak keren-keren banget. Sedangkan orang-orang yang ada di atap angkot adalah orang yang kerennya kelewatan. Bahkan orang-orang yang berani naik angkot di atap pernah menjadi cowok idaman pada masanya.

Sesuai dengan kata-kata yang berseliweran di timeline yaitu, “Untuk menjadi keren itu nggak mudah! Butuh proses yang berat untuk menjadi keren dan glow up”. Hal itu yang juga terjadi kepada saya dan teman-teman saya yang naik angkotnya di atap. Kami harus melewati bermacam halangan dan rintangan yang sangat menantang hanya untuk bisa terlihat keren dan menjadi cowok idaman.

Mulai dari cara naiknya. Untuk naik ke atap angkot ada tiga opsi yang dapat dipilih. Pertama, adalah manjat ban. Kedua, melalui jendela. Ketiga, lewat bumper belakang. Ketiganya memiliki kesulitan dan tantangannya masing-masing.

Pertama, orang-orang yang naik dengan manjat ban memiliki risiko “terblender”. Pasalnya, sebelum semua penumpang naik, sopir angkot biasanya sudah berjalan. Hal itu yang membuat orang-orang yang manjat ban berisiko “terblender” bahkan terperosok ke dalam ban.

Kedua, bagi orang-orang yang naik melalui jendela memiliki risiko untuk dimarahi penumpang lain. Sebab, banyak penumpang yang kepalanya keluar jendela. Dengan begitu banyak sekali kejadian kepala penumpang lain tercium oleh sepatu ATT yang kami pakai. Sehingga di sepanjang perjalanan, kami mendengar suara-suara orang yang agak menggerutu. Dan ketika turun, telinga kami terkadang merah karena dijeweri oleh orang yang kepalanya tercium tadi.

Baca Juga:

5 Kebiasaan Feodal di Sekolah yang Tidak Disadari dan Harus Segera Dibasmi

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Mengendarai Motor di Bogor, Patuhi ketimbang Jadi Gila dan Tak Selamat di Jalan!

Yang ketiga adalah orang yang naik lewat bumper belakang. Opsi terakhir ini sekaligus menjadi opsi yang paling menantang. Pasalnya, bagian belakang angkot terkenal licin dan tidak ada pegangan untuk ke atas. Jadi, kami harus bekerja sama antara yang sudah berada di atas dengan yang baru naik. Selain itu ketika naik dari belakang, maka orang itu akan otomatis duduk di bagian belakang. Yang mana itu sangat berisiko, sebab di daerah saya tanjakan adalah makanan sehari-hari. Jadi ketika melewati tanjakan, orang-orang yang duduk di belakang harus berpegangan kepada orang yang berada di depan.

Dari tiga pilihan tersebut, saya adalah tipe yang masuk lewat jendela. Sebab rintangan yang harus saya lalui untuk menjadi keren hakiki tidak begitu ekstrem. Sepengalaman saya sih saya merasa sangat keren ketika berada di atap angkot. Seolah fokus orang-orang yang kami dahului tertuju pada saya dan mbatin, “Wah cah iki waninan, pokoke josss.”

Namun, saya nggak berani turun tepat di depan rumah. Pasalnya, ibu saya bisa saja membuat kekerenan saya hilang seketika. Bahkan bisa membawa kekerenan saya berada di bawah orang-orang yang berada di kabin angkot. 

BACA JUGA Hal-hal yang Paling Bikin Nggak Enak saat Naik Angkot dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Januari 2021 oleh

Tags: AngkotSiswa
Imron Amrulloh

Imron Amrulloh

Seorang pengangguran baru yang sedang mencoba dan terus mencoba.

ArtikelTerkait

Menerka Alasan Guru Matematika Nggak Pernah Bolos Mengajar

Menerka Alasan Guru Matematika Nggak Pernah Bolos Mengajar

4 Maret 2024
Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa Terminal Mojok

Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa

11 November 2022
angkutan umum

Kasta Penumpang dalam Angkutan Umum

14 Agustus 2019
Naik Angkot di Depok Hanya untuk Mereka yang Punya Nyali, Armada Bobrok dan Sopir Ugal-ugalan Mojok.co sopir angkot

Naik Angkot di Depok Hanya untuk Mereka yang Punya Nyali, Armada Bobrok dan Sopir Ugal-ugalan

2 Juni 2024
Berprestasi di Sekolah Unggulan Tak Selamanya Istimewa

Berprestasi di Sekolah Unggulan Tak Selamanya Istimewa

17 Februari 2023
sistem zonasi

Menyoal Sistem Zonasi Sekolah: Apa Jadinya Jika Zonasi Diterapkan di Aspek Kehidupan yang Lain?

22 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.