Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pengakuan Sri Mulyani Soal Kenaikan Tukin PNS Kemenkeu Hingga 300 Persen Itu Kurang Etis dan Nggak Peka dengan Kondisi Terkini

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
25 September 2024
A A
Pengakuan Sri Mulyani Soal Kenaikan Tukin PNS Kemenkeu Hingga 300 Persen Itu Kurang Etis dan Nggak Peka dengan Kondisi Terkini

Pengakuan Sri Mulyani Soal Kenaikan Tukin PNS Kemenkeu Hingga 300 Persen Itu Kurang Etis dan Nggak Peka dengan Kondisi Terkini

Share on FacebookShare on Twitter

Insentif lebih tinggi (?)

Dalam forum yang sama, Ibu Sri Mulyani membandingkan bagaimana insentifnya dulu saat jadi Kepala LPEM FEB Universitas Indonesia lebih tinggi daripada gaji Dirjen Pajak. Entah ini satire atau apa, tapi kalau perbandingannya dengan gaji peneliti, saya rasa tidak bisa disandingkan begitu saja. Insentif yang diterima PNS Kemenkeu menurut Peraturan Presiden Nomor 156 tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan bisa mencapai Rp46,9 juta. Itu belum dilihat jika jabatannya setingkat eselon I, II, dan III.

Hal itu terlihat timpang bila kita bandingkan dengan total pendapatan pendidik, baik dosen maupun guru. Seorang teman pernah bercerita, bahkan dosennya di kampus ternama di Indonesia hanya mendapat total pendapatan tidak lebih dari Rp3,5 juta/bulan. Bagaimana dengan peneliti? Mereka yang baru di awal-awal karir, bahkan harus berjuang berdarah-darah hanya untuk melakukan riset yang insentifnya kadang tidak lebih besar dari gaji mereka mengajar di kampus.

Hal itu membuat mereka harus berusaha mengais-ngais dana riset dari pihak eksternal alih-alih berharap dari pihak kampus. Tentu Ibu Sri Mulyani tahu betul, beban publikasi yang dihadapi oleh dosen. Selain tekanan pekerjaan, mereka juga kadang dihadapkan pada biaya mencekik agar paper mereka bisa terpublikasi di jurnal-jurnal terindeks scopus.

Ibu saya, yang notabene-nya seorang Guru kepala sekolah sekaligus asesor untuk PAUD, beberapa kali dalam setahun harus berjuang melakukan visitasi akreditasi ke daerah-daerah terisolir di Kawasan Indonesia timur dengan uang saku yang tidak layak. Di sisi lain, Ibu saya harus menolak segala bentuk gratifikasi yang diberikan oleh pihak sekolah selama melakukan visitasi. Belum lagi beliau juga harus putar otak bagaimana caranya agar tenaga honorer tetap mendapat upah yang cukup karena tidak bisa hanya berpangku pada dana BOS yang secuil itu. Apakah itu tidak bisa disebut sebagai beban kerja yang layak mendapat insentif lebih tinggi?

Bu Sri Mulyani, coba cek dulu

Coba bandingkan dengan pegawai Ibu yang ada di Kemenkeu atau di kantor-kantor pajak itu. Yakinkah mereka tidak menerima sedikit pun gratifikasi? Pernahkah Ibu mendengar ada kasus seorang PNS Kemenkeu yang mengalami kesulitan keuangan? Sampai harus utang sana-sini untuk menambal kebutuhan pokok seperti halnya PNS-PNS gurem di daerah pelosok? Tidak pernah, kan?

Itu tanda bahwa PNS Kemenkeu sebelum kenaikan Tukin pun sudah memiliki penghidupan yang layak. Sangat layak apabila dibandingkan dengan PNS lain apalagi profesi pekerja swasta dan nonformal.

Tentu Ibu saya yang seorang guru, dosen teman saya, dan para peneliti hanya sedikit contoh bahwa peran mereka juga penting, tapi tidak mendapatkan apresiasi insentif yang sepadan dengan beban yang mereka terima.

Masih banyak profesi lain, di luar dari profesi PNS yang bisa jadi merasa minder, sedih, kecewa, dan iri mendengar Tukin PNS Kemenkeu yang kenaikannya mencapai 300 persen. Setiap pengeluaran dan kepemilikan mereka dikenakan pajak yang pada akhirnya untuk memenuhi Tukin 300 persen miliki PNS Kemenkeu. Sementara mereka, khususnya pekerja informal harus selalu rela menerima pendapatan yang seringnya begitu rendah, sangking rendahnya, rata dengan tanah.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Tunjangan Kinerja buat ASN, Beban Kerja buat Honorer, di Mana Adabmu?

Pada dasarnya saya tidak mempersoalkan kenaikan Tukin dari PNS Kemenkeu. Tapi pernyataan Ibu Sri Mulyani yang tanpa beban, menyebut seolah PNS Kemenkeu bekerja dengan keterbatasan insentif sementara yang terlihat selama ini justru sebaliknya, kemudian persentase kenaikannya yang begitu tinggi sehingga terlihat timpang, jadi sebuah ironi. Ironi di tengah situasi sulit ekonomi dan kondisi politik negeri yang isinya semuanya kebanyakan dagelan-dagelan basi dan bikin mual.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Hikmah yang Bisa Dipetik dari Perlakuan Istimewa yang Sri Mulyani Dapatkan di Bandara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 27 September 2024 oleh

Tags: gajikemenkeupnsSri Mulyanitukin kemenkeu
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Gaji Dirapel, Sistem Pengupahan Paling Nggak Manusiawi yang Masih Sering Dilakukan Kantor Pemerintahan Mojok.co

Gaji Dirapel, Sistem Pengupahan Paling Nggak Manusiawi yang Masih Sering Dilakukan Kantor Pemerintahan

16 Juni 2024
Jangan Jadikan PNS sebagai Jalur Utama Karier, Justru Jadikan PNS sebagai Pilihan Terakhir!

Jangan Keburu Jatuh Cinta sama PNS, Dunianya Tidak Semudah dan Semulus yang Kalian Kira

27 September 2024
UMK Cikarang Memang Tinggi, tapi Biaya Hidup di Cikarang Tetap Murah, Jogja Can't Relate!

UMK Cikarang Memang Tinggi, tapi Biaya Hidup di Cikarang Tetap Murah, Jogja Can’t Relate!

13 Februari 2024
Wahai BKN dan Panitia CPNS, Percuma Ada Masa Sanggah CPNS kalau Tidak Transparan! soal TWK daftar cpns pppk pns

Bapak Ibu Sekalian, Anak Anda Tidak Harus Daftar CPNS, Keberhasilan Itu Nggak Cuma Perkara Seragam Saja

18 November 2024
gaji umr

Curhatan Saya yang Punya Gaji UMR Dengar Cerita Orang yang Gajinya 2 dan 3 Digit

20 Oktober 2019
15 Istilah yang Sering Digunakan dalam Kegiatan Instansi Pemerintah PNS

8 Dosa Besar PNS ketika Melakukan Perjalanan Dinas

6 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.